KONTAN.CO.ID - Menjadikan kampung adat sebagai desa wisata tenyata memiliki dampak ekonomi yang cukup signifikan bagi warganya. Hal itu pula yang dirasakan oleh warga suku Sasak di Desa Ende, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Meski masuk ke desa wisata Ende tak dipungut biaya, ada dampak ekonomi lain yang dirasakan warga. Kadim, salah satu pemandu wisata sekaligus penduduk asli Desa Ende mengatakan, kini warga bisa menjual langsung hasil kerajinan atau hasil kebun langsung ke para wisatawan. Hasil kerajinannya seperti kain tenun khas Suku Sasak. Sedangkan, hasil kebun berupa buah-buahan seperti pisang, kelengkeng, pepaya dan kelapa hijau. “Lumayan, kami tak perlu jauh-jauh ke pasar,” ungkap Kadim. Tak hanya bisa menjual hasil kerajinan langsung ke konsumen, desa wisata ini juga kerap mendapat uang komisi dari sejumlah agen wisata. Komisi tersebut dibagikan jika ada bentuk kerjasama antara agen perjalanan wisata dengan pengelola desa wisata. Kadim bilang, desanya kerap mendapat tawaran kerjasama dari agen perjalanan wisata, baik dari dalam Lombok maupun dari luar Lombok.
Yuks, tengok desa warisan nenek moyang suku Sasak (3)
KONTAN.CO.ID - Menjadikan kampung adat sebagai desa wisata tenyata memiliki dampak ekonomi yang cukup signifikan bagi warganya. Hal itu pula yang dirasakan oleh warga suku Sasak di Desa Ende, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Meski masuk ke desa wisata Ende tak dipungut biaya, ada dampak ekonomi lain yang dirasakan warga. Kadim, salah satu pemandu wisata sekaligus penduduk asli Desa Ende mengatakan, kini warga bisa menjual langsung hasil kerajinan atau hasil kebun langsung ke para wisatawan. Hasil kerajinannya seperti kain tenun khas Suku Sasak. Sedangkan, hasil kebun berupa buah-buahan seperti pisang, kelengkeng, pepaya dan kelapa hijau. “Lumayan, kami tak perlu jauh-jauh ke pasar,” ungkap Kadim. Tak hanya bisa menjual hasil kerajinan langsung ke konsumen, desa wisata ini juga kerap mendapat uang komisi dari sejumlah agen wisata. Komisi tersebut dibagikan jika ada bentuk kerjasama antara agen perjalanan wisata dengan pengelola desa wisata. Kadim bilang, desanya kerap mendapat tawaran kerjasama dari agen perjalanan wisata, baik dari dalam Lombok maupun dari luar Lombok.