Bisnis kerajinan tangan seperti yang dijalankan Yully Widianto memang tidak akan lepas dari persaingan. Makin lama kian banyak perajin lain yang menjalankan usaha sejenis sehingga Yully harus berebut pasar dengan mereka. Namun hal itu tidak menjadi kendala buat pria yang sempat berjualan lukisan di Malioboro ini. Dia bilang, desain yang inovatif dengan bahan-bahan yang bisa didapat dari alam membuatnya mampu bersaing dengan perajin lainnya. Permintaan dari konsumen korporasi, perorangan maupun dari luar negeri tetap banyak datang kepadanya. Namun, kendala yang masih dia alami hingga kini adalah sulitnya mencari tenaga kerja yang mumpuni dan bersedia menjadi perajin. Saat ini Yully memiliki delapan pegawai di gerainya dan 12 pegawai untuk produksi. “Kalau ada pesanan dalam jumlah banyak saya biasanya menambah perajin dengan sistem borongan,” ucapnya.
Yully ingin memperluas pasar hingga Australia
Bisnis kerajinan tangan seperti yang dijalankan Yully Widianto memang tidak akan lepas dari persaingan. Makin lama kian banyak perajin lain yang menjalankan usaha sejenis sehingga Yully harus berebut pasar dengan mereka. Namun hal itu tidak menjadi kendala buat pria yang sempat berjualan lukisan di Malioboro ini. Dia bilang, desain yang inovatif dengan bahan-bahan yang bisa didapat dari alam membuatnya mampu bersaing dengan perajin lainnya. Permintaan dari konsumen korporasi, perorangan maupun dari luar negeri tetap banyak datang kepadanya. Namun, kendala yang masih dia alami hingga kini adalah sulitnya mencari tenaga kerja yang mumpuni dan bersedia menjadi perajin. Saat ini Yully memiliki delapan pegawai di gerainya dan 12 pegawai untuk produksi. “Kalau ada pesanan dalam jumlah banyak saya biasanya menambah perajin dengan sistem borongan,” ucapnya.