Yunani dan Iran seret harga minyak



JAKARTA. Harga minyak terus merosot dalam empat hari terakhir. Gejolak di pasar global menanti kepastian nasib Yunani yang di ujung tanduk menjadi salah satu penyebab tertekannya harga minyak mentah dunia.

Mengutip Bloomberg, Senin (29/6) pukul 14.45 WIB harga minyak kontrak pengiriman Agustus 2015 di New York Mercantile Exchange merosot 1,72% ke level US$ 58,60 dibanding penutupan akhir pekan lalu. Begitu pun dalam sepekan terakhir harga minyak telah terkikis 2,94%.

Nizar Hilmy, Analis SoeGee Futures menjabarkan bahwa ketidakpastian yang bergelayut di ekonomi Eropa terutama Yunani membuat pelaku pasar khawatir. Kekhawatiran ini timbul menyusul ditutupnya aktivitas perbankan Yunani Senin (29/6) hingga Senin (6/7) pasca pembekuan dana darurat Yunani oleh European Central Bank (ECB).


“Ini berimbas ke harga komoditas termasuk minyak apalagi Eropa termasuk salah satu konsumen minyak yang utama,” papar Nizar. Keadaan Yunani yang semakin genting sejak Sabtu (27/6) lalu akhirnya menyeret harga minyak di pembukaan awal pekan ini.

Ambruknya perekonomian Eropa akibat permasalahan Yunani ini menekan posisi mata uang euro. Menjadi kesempatan bagi USD kembali menanjak. Keperkasaan USD ditunjukkan dengan naiknya index USD Senin (29/6) pukul 15.57 WIB sebesar 0,27% ke level 95,73.

Saat pelaku pasar khawatir permintaan Eropa akan tergerus dan perekonomian global semakin goyah, muncul sentimen negatif lainnya. Mendekati ujung pertemuan Iran dan enam negara perwakilan yakni AS, Rusia, China, Prancis, Jerman, dan Inggris terkait negosiasi nuklir pada Selasa (30/6) di Wina, Austria yang diduga berujung kesepakatan.

“Jika terjadi kesepakatan tersebut maka pasar akan dibanjiri produksi minyak Iran dalam waktu dekat,” jelas Nizar. Sinyal positif kesepakatan dilayangkan oleh Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni-Eropa, Frederica Mogherini yang menyatakan bahwa dua menteri luar negeri dari enam negara sudah setuju. Artinya kesepakatan sudah semakin dekat.

Nizar menjelaskan gejolak ekonomi yang terjadi di pasar global ini menjadi faktor yang memicu harga minyak terus tertekan. Perubahan ekonomi global tidak akan terjadi dalam sekejap mata sehingga bisa dipastikan prospek harga minyak ke depannya masih akan tertekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto