ATHENA. Kepala Menteri Keuangan zona euro, Jean Claude Juncker memperingatkan rakyat Yunani, bahwa negara itu tengah dihadapkan dengan tawaran terakhir. Negeri Para Dewa ini, menurut Juncker dihadapkan pada kesempatan terakhir untuk mengencangkan pengeluaran negara.Setelah bertemu dengan Perdana Menteri Yunani, Antonis Samaras, Juncker melihat ada usaha yang luar biasa untuk menekan defisit anggaran negara. Meskipun, pemerintah banyak menuai kritik dari rakyat yang mengaku makin sengsara akibat pengetatan defisit negara.Tapi, menurut Juncker, prioritas nomor satu adalah konsolidasi lebih lanjut atas kondisi keuangan Yunani. Di mana, hal itu harus masuk dalam daftar reformasi ekonomi dan struktural.Masuk di antaranya adalah, perubahan struktur tenaga kerja dan pelaksanaan kembali program privatisasi yang sempat dijanjikan namun belum terlaksana.Menanggapi hal ini, Samaras berjanji bahwa Yunani akan menyelesaikan paket pemotongan senilai 11,5 miliar euro atau setara dengan US$ 14 miliar dalam beberapa minggu ke depan.Dia ingin, kesempatan itu diperpanjang hingga dua tahun ke depan agar masalah keuangan yang ada tak tersisa.Rencananya, setelah pertemuan ini, Samaras akan bertemu dengan Kanselir Jerman, Angela Merkel dan Presiden Prancis, Francois Hollande.Serangkaian pertemuan ini akan menentukan, apakah Yunani akan menerima pinjaman berikutnya senilai 31,5 miliar euro atau batal dan harus menerima kenyataan bahwa negara itu dinyatakan default atau gagal bayar. Semua keputusan akan bergantung pada hasil laporan kreditur utama bagi Yunani pada bulan depan. Tiga lembaga internasional itu adalah Troika yang terdiri dari Uni Eropa, European Central Bank (ECB) dan International Monetary Fund (IMF).
Yunani menghadapi kesempatan terakhir
ATHENA. Kepala Menteri Keuangan zona euro, Jean Claude Juncker memperingatkan rakyat Yunani, bahwa negara itu tengah dihadapkan dengan tawaran terakhir. Negeri Para Dewa ini, menurut Juncker dihadapkan pada kesempatan terakhir untuk mengencangkan pengeluaran negara.Setelah bertemu dengan Perdana Menteri Yunani, Antonis Samaras, Juncker melihat ada usaha yang luar biasa untuk menekan defisit anggaran negara. Meskipun, pemerintah banyak menuai kritik dari rakyat yang mengaku makin sengsara akibat pengetatan defisit negara.Tapi, menurut Juncker, prioritas nomor satu adalah konsolidasi lebih lanjut atas kondisi keuangan Yunani. Di mana, hal itu harus masuk dalam daftar reformasi ekonomi dan struktural.Masuk di antaranya adalah, perubahan struktur tenaga kerja dan pelaksanaan kembali program privatisasi yang sempat dijanjikan namun belum terlaksana.Menanggapi hal ini, Samaras berjanji bahwa Yunani akan menyelesaikan paket pemotongan senilai 11,5 miliar euro atau setara dengan US$ 14 miliar dalam beberapa minggu ke depan.Dia ingin, kesempatan itu diperpanjang hingga dua tahun ke depan agar masalah keuangan yang ada tak tersisa.Rencananya, setelah pertemuan ini, Samaras akan bertemu dengan Kanselir Jerman, Angela Merkel dan Presiden Prancis, Francois Hollande.Serangkaian pertemuan ini akan menentukan, apakah Yunani akan menerima pinjaman berikutnya senilai 31,5 miliar euro atau batal dan harus menerima kenyataan bahwa negara itu dinyatakan default atau gagal bayar. Semua keputusan akan bergantung pada hasil laporan kreditur utama bagi Yunani pada bulan depan. Tiga lembaga internasional itu adalah Troika yang terdiri dari Uni Eropa, European Central Bank (ECB) dan International Monetary Fund (IMF).