Yunani terancam kolaps, mata uang Asia loyo



SINGAPURA. Sebagian besar mata uang Asia melemah. Kali ini, pelemahan terbesar dicatatkan oleh rupiah Indonesia dan peso Filipina. Pada pukul 09.49, rupiah yang sudah melemah selama empat hari, keok 0,3% menjadi 9.166 per dollar AS. Sementara, peso melemah 0,4% menjadi 43,925. Sedangkan baht Thailand melemah 0,2% menjadi 31,54. Mata uang Asia lain yang juga melemah antara lain: yuan China yang melemah 0,11% menjadi 6,3013, won Korea Selatan melemah 0,1% menjadi 1.149,60, dan ringgit Malaysia melemah 0,1% menjadi 3,1411. Sedangkan dollar Taiwan dan dollar Singapura tak banyak berubah di posisi NT$ 30,280 dan S$ 1,2875. Kecemasan mengenai krisis utang Eropa yang semakin memburuk menyebabkan permintaan terhadap aset-aset emerging market ikut terpangkas. Alhasil, Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index juga ikut melorot. "Investor kembali mencemaskan kondisi ekonomi Eropa sehingga mempengaruhi mood pengambilan risiko oleh investor. Kondisi itu juga menyebabkan dollar menguat," jelas Norawit Suparinayok, foreign-exchange trader Bangkok Bank Pcl. Dia menambahkan, mata uang Asia akan melemah terhadap dollar AS. Sekadar tambahan informasi, di Eropa, ada sejumlah sentimen yang turut mempengaruhi pasar mata uang dunia. Yakni, UniCredit SpA, bank terbesar Italia, mengungkapkan rencananya untuk melepas saham dengan harga diskon sebesar 43% dari harga posisi penutupan per 3 Januari untuk menambah modal kerja. Selain itu, kemarin, Perdana Menteri Yunani Lucas Papademos memprediksi, perekonomian akan kolaps pada awal Maret jika Italia tidak menerima pemangkasan pendapatan yang dibutuhkan untuk mendapatkan bantuan internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie