KONTAN.CO.ID - KYIV. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, kembali 'mengemis' bantuan dari Barat. Kali ini dia berharap mendapatkan bantuan persenjataan lagi agar serangan balik kepada Rusia bisa segera dilakukan. Dalam wawancara dengan
CNN, Zelenskiy mengatakan bahwa dia ingin serangan balasan terhadap pendudukan pasukan Rusia dimulai lebih cepat daripada yang dilakukan pada bulan Juni lalu. Zelenskiy mengaku telah mendesak para mitranya di Barat untuk mempercepat pasokan senjata untuk misi itu.
"Saya ingin serangan balasan kami terjadi lebih awal, karena semua orang mengerti bahwa jika serangan balasan terungkap nanti, maka sebagian besar wilayah kami akan direbut. Kami memberi musuh waktu dan kemungkinan untuk menempatkan lebih banyak ranjau dan mempersiapkan garis pertahanan mereka," kata Zelenskiy, dikutip
Reuters hari Rabu (5/7).
Baca Juga: Jika Ukraina Jadi Anggota, NATO Bakal Terseret Perang Aktif dengan Rusia Zelenskiy mengatakan bahwa kesulitan di medan perang telah menyebabkan pasukan Ukraina menunda serangan balasan yang bertujuan untuk merebut kembali wilayah mereka di timur dan selatan. Beberapa bulan terakhir Zelenskiy semakin rajin mendesak AS dan mitra Barat lainnya untuk memasok persenjataan yang lebih canggih, seperti jet tempur F-16 buatan AS dan rudal jarak jauh. "Ini bahkan bukan tentang keunggulan Ukraina di atas Rusia. Ini hanya tentang menjadi setara. F-16 tidak hanya membantu mereka yang berada di medan perang untuk bergerak maju. Sangat sulit tanpa perlindungan dari udara," ungkapnya.
Baca Juga: Rusia dan Ukraina Saling Tuduh Soal Rencana Penyerangan PLTN Zaporizhzhia Pekan lalu, Zelenskiy mengakui bahwa rencana serangan balasan mereka berlangsung lebih lambat dari yang diharapkan. Meskipun demikian, dirinya mengatakan para pasukan Ukraina telah membuat banyak kemajuan di semua lini. Di luar urusan meminta senjata, Zelenskiy turut mengomentari aksi pemberontakan tentara bayaran di Rusia. Menurutnya, saat ini Presiden Rusia Vladimir Putin akan berusaha mengkonsolidasikan kekuasaannya. Komentar itu muncul karena Zelenskiy merasa Putin semakin jarang muncul di publik pasca pemberontakan tentara Wagner Group. "Setelah semua kejadian ini, ke mana perginya Putin? Dia jarang keluar ke jalan. Kami melihatnya di kantornya, tetapi kami tidak pernah melihatnya di luar," ungkap Zelenskiy.