Zelenskyy: Kirim Lebih Banyak Jet Tempur dan Rudal, atau Perang Semakin Panjang



KONTAN.CO.ID - KYIV. Presiden Ukraina, Vlodomyr Zelenskyy, masih belum berhenti meminta bantuan. Kali ini Zelenskyy mendesak agar Uni Eropa (UE) mengirim lebih banyak jet tempur dan rudal agar perang tidak memanjang.

Berbicara di dalam kereta setelah kunjungan ke wilayah perang, Zelenskyy menyambut baik rencana UE baru-baru ini untuk mengirim 1 juta peluru artileri. Namun, Zelenskyy meminta lebih banyak jet tempur dan rudal yang diklaim akan lebih efektif untuk memukul mundur pasukan Rusia.

Jika permintaannya itu tidak segera dikabulkan, Zelenskyy menilai perang akan berlangsung semakin lama.


"Jika Eropa menunggu, kejahatan (Rusia) mungkin punya waktu untuk berkumpul kembali dan bersiap menghadapi perang bertahun-tahun. Adalah tugas Anda untuk mencegah hal ini," kata Zelenskyy, seperti dikutip Al Jazeera.

Baca Juga: Putin Memuji Niat China untuk Membantu Menyelesaikan Konflik di Ukraina

Lebih lanjut, Zelenskyy merasa UE telah menunda keputusan untuk menyediakan senjata jarak jauh dan pesawat tempur modern. UE juga dianggap terus menunda pembicaraan terkait bergabungnya Ukraina ke organisasi regional tersebut.

"Kami tidak dapat terus menunda pengiriman senjata kepada tentara kami. Kami membutuhkan pesawat modern. Kami membicarakan hal ini. Apakah benar-benar ada motivasi rasional dalam penundaan terkait pesawat modern?," lanjut Zelenskyy.

Pernyataan Zelenskyy tersebut seolah menunjukkan betapa frustrasi dirinya dengan sikap negara-negara Eropa terkait pengiriman bantuan senjata ke Ukraina.

Baca Juga: Putin: Proposal dari China Akan Jadi Dasar Perdamaian di Ukraina

Ia juga terus mengeluhkan sikap UE yang dianggap tidak terburu-buru untuk menjatuhkan lebih banyak sanksi terhadap Rusia.

Pada kesempatan yang sama, Zelenskyy juga berterima kasih kepada Polandia dan Slovakia karena setuju untuk memasok pesawat MiG buatan Soviet yang dapat diterbangkan oleh pilot Ukraina tanpa pelatihan tambahan.

Perang di Ukraina masih berlanjut. Cuaca musim dingin yang ekstrem memberi tantangan baru bagi para tentara. Medan tempur yang dipenuhi lumpur membuat perang di sebagian besar wilayah menemui jalan buntu dalam beberapa bulan terakhir.