Di usia masih belia, Zhou Qunfei terpaksa harus bertahan hidup dengan bekerja sebagai buruh pabrik jam tangan. Kondisi serba sulit yang dialami sejak kecil diperburuk dengan kematian kedua orangtua Zhou. Sebagai remaja berusia belasan tahun, Zhou harus rela banting tulang dari pagi hingga malam dengan mendapatkan upah hanya kurang daru US$ 1 per hari. Pengalaman pahit inilah yang kemudian membawanya menjadi miliarder. Ada benarnya anggapan bahwa seluruh proses berat mendatangkan kebaikan di kemudian hari. Hal ini pula yang dialami Zhou Qunfei. Ditempa dalam kondisi ekonomi serba sulit sejak kecil, membuat pendiri dan CEO Lens Technology ini tidak bosan untuk terus belajar dan bekerja keras. Sejak kecil, perempuan kelahiran tahun 1970 ini memiliki mimpi menjadi perancang busana. Namun jalan hidup berkata lain. Di umur 15 tahun, wanita kelahiran desa Xiangxiang, Provinsi Hunan ini harus keluar dari sekolah untuk membantu orangtuanya bekerja.
Zhou Qunfei: Sejak belia sudah harus bekerja (2)
Di usia masih belia, Zhou Qunfei terpaksa harus bertahan hidup dengan bekerja sebagai buruh pabrik jam tangan. Kondisi serba sulit yang dialami sejak kecil diperburuk dengan kematian kedua orangtua Zhou. Sebagai remaja berusia belasan tahun, Zhou harus rela banting tulang dari pagi hingga malam dengan mendapatkan upah hanya kurang daru US$ 1 per hari. Pengalaman pahit inilah yang kemudian membawanya menjadi miliarder. Ada benarnya anggapan bahwa seluruh proses berat mendatangkan kebaikan di kemudian hari. Hal ini pula yang dialami Zhou Qunfei. Ditempa dalam kondisi ekonomi serba sulit sejak kecil, membuat pendiri dan CEO Lens Technology ini tidak bosan untuk terus belajar dan bekerja keras. Sejak kecil, perempuan kelahiran tahun 1970 ini memiliki mimpi menjadi perancang busana. Namun jalan hidup berkata lain. Di umur 15 tahun, wanita kelahiran desa Xiangxiang, Provinsi Hunan ini harus keluar dari sekolah untuk membantu orangtuanya bekerja.