Zilingo telah PHK 5% karyawan untuk restrukturisasi bisnis



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Zilingo telah memecat sekitar 5% dari 900 karyawan sebagai langkah untuk restrukturisasi perusahaan. Startup yang berbasis di Singapura ini telah PHK 44 karyawan termasuk 30 karyawan negara tersebut. 

Juru Bicara Zilingo seperti dikutip Tech in Asia menjelaskan, strategi Zilingo saat ini adalah fokus pada rencana bisnis intinya di Asia dan negara berkembang. Zilingo mengaku juga akan lebih banyak mengembangkan platform. 

Sebelumnya, Bloomberg menulis, Zilingo merampingkan bisnisnya karena ingin fokus pada profitabilitas dan menunda ekspansi ke Amerika Serikat dan Eropa. Langkah ini dilakukan karena merosotnya daya beli akibat virus corona. 


Baca Juga: Intip serba serbi bisnis B2B Zilingo

"Perusahaan harus membuat beberapa keputusan yang sulit yakni melepaskan bagian dari tim karena fungsi yang mubazir," jelas juru bicara Zilingo seperti dikutip Tech in Asia. Menurut Zilingo, langkah restrukturisasi tidak diambil karena pandemi corona. Juru Bicara Zilingo menyebut rencana tersebut sudah diambil beberapa bulan sebelum PHK diumumkan.

Zilingo dimulai sebagai pasar online yang berbasis di Bangkok pada tahun 2015. Sejak saat itu, Zilingo telah berkembang untuk menawarkan serangkaian solusi bagi pedagang fesyen, termasuk pengadaan dan manajemen inventaris, pemrosesan pembayaran, serta pembiayaan bisnis.

Awal tahun lalu, Zilingo mengumpulkan US$ 226 juta dari fund asal Singapura, Temasek dan EDBI, serta Sequoia Capital, Burda Principal Investments, dan Sofina. Bloomberg melaporkan, pada saat itu pendanaan seri D mendorong nilai perusahaan menjadi sekitar US$ 970 juta.

Baca Juga: Zilingo meraih suntikan dana segar sebesar US$ 226 Juta

Zilingo mengumumkan pada Oktober 2019 berencana untuk berinvestasi US$ 100 juta untuk membangun bisnis rantai pasokan fesyen di AS, setelah memulai operasinya di negara itu awal musim panas itu. Zilingo mengatakan, langkah itu adalah bagian dari rencana ekspansi di pasar-pasar baru seperti Australia, Eropa, dan Timur Tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana