Zona Ekonomi Khusus Korea Utara, Rason, Bersiap untuk Bangkit Kembali



KONTAN.CO.ID - Proyek Zona Ekonomi Khusus Korea Utara di Rason sepertinya akan segera bangkit kembali. Lokasi ini tampaknya menjadi pusat peningkatan kerja sama negara terisolasi tersebut dengan Rusia.

Dalam beberapa bulan terakhir terlihat tanda-tanda jelas bahwa Rason siap untuk kembali beroperasi. Sejumlah citra satelit menunjukkan adanya kapal-kapal yang berlabuh di sana untuk pertama kalinya sejak tahun 2018.

Gambar lain juga menunjukkan adanya lonjakan perdagangan baik dari pelabuhan maupun jalur kereta api ke Rusia.


Baca Juga: Satelit Mata-Mata Korea Utara Mulai Memantau Gedung Putih dan Pentagon

Zona Ekonomi Khusus Rason

Rason didirikan pada tahun 1990-an di perbatasan dengan China dan Rusia. Lokasi ini merupakan tujuan impian bagi banyak warga Korea Utara berkat kemajuan infrastrukturnya.

Sayangnya, sanksi internasional yang semakin ketat serta penutupan perbatasan di era pandemi menghambat hampir semua perdagangan dan pariwisata di Rason.

Meskipun China berpeluang menjadi pendorong pemulihan Rason, para ahli mengatakan bahwa kerja sama yang lebih erat dengan Rusia mungkin akan memberikan dampak yang lebih cepat.

"Saat ini Korea Utara dan Rusia menjadi sangat dekat karena latar belakang perang Ukraina, Rusia mungkin mengirim lebih banyak wisatawan ke Korea Utara, yang dapat menghidupkan kembali pariwisata di Rason," kata Jeong Eunlee, pakar ekonomi Korea Utara di Korea Selatan. Institut Unifikasi Nasional Korea, dikutip Reuters.

Jeong menambahkan, Rusia juga berpeluang menjual batu bara, minyak, dan tepung melalui Rason. Jika ada lebih banyak pekerja Korea Utara yang diizinkan melintasi perbatasan, mereka akan mampu mengirim obat-obatan Rusia dan barang-barang lainnya ke kampung halamannya untuk dijual.

Baca Juga: Utusan AS dan Korea Utara Berseteru di Rapat Dewan Keamanan PBB

Aktivtas Militer Korea Utara dan Rusia

Di luar urusan ekonomi, perdagangan, dan pariwisata, Korea Selatan juga melihat adanya aktivitas militer di Rason.

Citra satelit yang dikumpulkan para pengamat Barat menunjukkan pelabuhan Rason telah dikunjungi oleh kapal-kapal Rusia yang terkait dengan sistem logistik militer sejak bulan Agustus.

Para peneliti dari Korea Selatan, AS, dan sekutunya itu juga menduga kapal-kapal itu membawa pasokan militer dari Korea Utara ke Rusia. Laporan tersebut telah dibantah oleh pemerintah Rusia.

Baca Juga: Kecam Semua Kritik, Korea Utara Janji Akan Luncurkan Lebih Banyak Satelit Mata-Mata

Pejabat militer Korea Selatan mengatakan, Korea Utara telah mengirim sekitar 2.000 kontainer yang diduga membawa peluru artileri, dan kemungkinan rudal jarak pendek, ke Rusia melalui pelabuhan Rason.

Pengamat dari Institut Strategi Keamanan Korea, Chung Songhak, juga menemukan adanya aktivitas di sekitar stasiun Tumangang milik Rason yang di dalamnya memiliki jalur kereta api ke Rusia.

"Sejak akhir tahun 2022, aktivitas terlihat di sekitar stasiun Tumangang Rason. Lebih banyak gerbong kereta terlihat setelah menteri pertahanan Rusia mengunjungi Pyongyang pada bulan Juli. Kemungkinan kargo baru bermunculan pada bulan Mei," kata Chung.