ZTE mulai pamerkan inovasi 5G di Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyedia telekomunikasi, enterprise, dan teknologi konsumen ZTE Corporation memamerkan berbagai inovasi 5G pertama di dunia ke Indonesia. Melalui perkenalan ini, ZTE berambisi untuk menjadi leader market untuk produk 5G.

Marketing Director ZTE Indonesia Benjamin Bai mengatakan, dipilihnya Indonesia untuk ajang pameran inovasi ini karena Indonesia memiliki potensi pasar besar. “Indonesia merupakan salah satu top tier,” kata Benjamin, Senin (2/4).

Sampai saat ini, jaringan 5G masih belum bisa diterapkan, bahkan di seluruh dunia. Percobaan pertama ZTE saat itu di Guangzhou, China. Bulan Juni 2017, situs pra-komersial pertama untuk 5G sub-6GHz diresmikan, dengan kecepatan puncak mencapai 2Gbps dalam lingkungan pra-komersial.


Benjamin menjelaskan, keunggulan 5G memiliki delay lebih rendah, latency lebih rendah, serta bandwith lebih besar. Dengan kemampuan itu pula, 5G diprediksi bisa menjadi lebih murah dibanding 4G.

Sebab nantinya jaringan ini bisa digunakan untuk lebih dari satu perangkat untuk satu kartu sim saja. Dengan ini peralatan seperti smartwatch, CCTV, televisi, ponsel pintar yang terkoneksi dengan internet, tidak perlu menggunakan sim yang berbeda-beda.

Akan tetapi, hingga saat ini infrastruktur dan regulasi di Indonesia belum memungkinkan untuk implementasi 5G. Untuk regulasi, di tingkat internasional  belum menetapkan standar frekuensi pelaksanaan 5G, juga di Indonesia. 

Sementara dari sisi infrastruktur, ZTE masih menunggu program pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika, terkait fasilitas telekomunikasi seperti kabel optik.

Benjamin tidak menyebut berapa biaya yang dikeluarkan ZTE untuk pengembangan dan riset pada jaringan 5G tersebut. Namun jika dilihat di laporan keuangan ZTE, di tahun 2017 ZTE telah mengeluarkan Rp 7,8 triliun untuk biaya operasional pengembangan dan riset. Di tahun 2016, biaya operasional pengembangan dan riset sebesar Rp 7,3 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi