Zurich Indonesia Catat Premi Asuransi Rp 1,5 Triliun Per Juli 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Zurich Asuransi Indonesia mencatat total pendapatan premi bruto Zurich mengalami pertumbuhan dan mencapai lebih dari Rp 1,5 trilliun hingga Juni 2024. 

Sayangnya, perusahaan tidak menyebutkan besaran kenaikan pendapatan premi bruto pada Juli. 

Chief Financial Officer Zurich Asuransi Indonesia, Musi Samosir mengatakan, pertumbuhan itu berasal dari adanya bisnis baru yang cukup besar dan terdapat penyesuaian premi didorong inflasi biaya kesehatan. Selain itu, kesadaran masyarakat untuk berasuransi juga terus meningkat. Hal itu turut mendukung pertumbuhan industri asuransi secara keseluruhan.


Baca Juga: Zurich Indonesia Berharap Tekan Klaim Kesehatan Lewat Aplikasi LifeWell by Zurich

Lebih lanjut, dia menuturkan, sejalan dengan pertumbuhan bisnis Zurich dan optimisme pemerintah atas pertumbuhan ekonomi nasional di tahun ini, maka perusahaan akan menargetkan untuk dapat bertumbuh dengan optimal.

“Untuk itu, hingga hari ini, kami fokus dalam memperkuat layanan menyesuaikan dengan kebutuhan nasabah dan juga membangun kemitraan dengan berbagai pihak, baik bank, mitra multifinance, broker, agensi maupun mitra digital, untuk memperluas penetrasi ke berbagai segmen masyarakat,” kata Musi kepada Kontan.co.id, Senin (2/9). 

Tak hanya itu, Musi bilang, melalui kolaborasi dengan Zurich Asia Pasifik, perusahaan juga meluncurkan inovasi Zurich Edge, yaitu teknologi untuk mendukung pengalaman berasuransi bagi nasabah mulai dari penawaran, pembelian, hingga pelayanan melalui platform digital yang terintegrasi dengan API (Application Programming Interface) global Zurich yang merupakan penghubung antara sistem Zurich dan pihak ketiga lainnya. 

“Teknologi ini memudahkan kami dalam melakukan kolaborasi dengan digital platform lainnya untuk memberikan akses yang lebih cepat dan aman,” kata dia. 

Baca Juga: Pendapatan Premi Asuransi Zurich Indonesia Tumbuh Positif di Semester I-2024

Untuk prospek asuransi kesehatan tahun ini, Musi menyebut ada beberapa dinamika yang harus dipertimbangkan dengan baik oleh industri asuransi secara keseluruhan, seperti kenaikan biaya kesehatan. 

Namun, secara umum, pihaknya optimistis bahwa lini bisnis asuransi kesehatan dapat terus bertumbuh hingga akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi