KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Zyrexindo Mandiri Buana (Zyrex) melihat prospek bisnis yang besar di Indonesia, khususnya laptop. Di tahun ini, produsen laptop merek Zyrex ini memproyeksikan omzet akan naik signifikan dan sebagain besar dari penjualan laptop. Sebagai informasi, Zyrex memiliki dua kategori produk yaitu produk IT, seperti komputer, server dan sejenisnya. Lalu kategori Mobile Computing Devices seperti laptop, tablet, gadget dan sejenisnya. Penjualan dan distribusi produk dilakukan dengan tiga sistem, yaitu
business to business (B2B),
business to costumer (B2C), dan
business to government (B2G).
Sekretaris Perusahaan Zyrexindo Mandiri Buana Evan Jordan memaparkan, tahun ini Zyrex melihat prospek bisnis untuk perangkat TIK di Indonesia masih sangat besar, khususnya untuk perangkat laptop. Menurutnya, laptop memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi dari personal computer (PC) dan lebih fungsional daripada tablet. Dengan demikian, baik pelajar, mahasiswa, maupun profesional sangat memerlukan laptop untuk mengerjakan tugas dan pekerjaan mereka.
Baca Juga: Melantai di bursa pekan depan, Zyrexindo Mandiri Buana gunakan kode saham ZYRX "Ditambah lagi, dengan terjadinya bonus demografi di Indonesia, jumlah penduduk usia produktif sangat besar. Tentunya meningkatkan permintaan laptop di Indonesia," jelasnya kepada Kontan.co.id, Sabtu (27/3). Evan bilang, di masa pandemi, daya beli masyarakat justru menjadi peluang bagi merek lokal seperti Zyrex yang memiliki harga di bawah merek-merek asing. Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya, Zyrex menargetkan penjualan di 2021 mampu tumbuh sebesar 80% dibandingkan tahun 2020. Seiring dengan target tersebut, Evan mengatakan di tahun 2021 Zyrex memiliki target pertumbuhan omzet yang signifikan dibandingkan tahun 2020. Sebagian besar pertumbuhan tersebut berasal dari penjualan laptop. Sebagai upaya meraih target, di bulan Januari 2021 Zyrex secara resmi telah meluncurkan program Satu Siswa Satu Laptop. Melalui program ini Zyrex menjual laptop dengan harga terjangkau sehingga memudahkan pelajar memiliki laptop. Untuk menunjang program tersebut, Zyrex juga memperkuat jaringan distributor di seluruh Indonesia.
Evan memaparkan sejak berdirinya pada tahun 1996, Zyrex telah menjalankan bisnis B2B dengan menjual produk-produk TIK kepada berbagai kategori bisnis, di antaranya perbankan, minimarket, toko retail, dan lainnya. Adapun pada tahun 2020, bisnis B2B mengalami perlambatan akibat pandemi Covid-19 karena pelanggan korporat tidak dapat menjalankan ekspansi. "Namun, di tahun 2021 ini, perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan di bisnis B2B sebesar 40% dibandingkan tahun sebelumnya," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi