Jakarta, 26/4/2018 – Berdasarkan data hasil sensus penduduk oleh BPS pada tahun 2010, Indonesia memiliki 1.331 suku bangsa berikut sub suku bangsanya yang memiliki berbagai potensi budaya, dimana setiap suku bangsa mempunyai keunikan masing-masing. Inilah yang membuat Indonesia amat kaya dengan budaya tak benda maupun produk budaya. Di era ekonomi kreatif, hal tersebut dapat menjadi inspirasi bagi para kreator dari 16 sub sektor. Melalui ekonomi kreatif, potensi lokal tersebut dapat dikembangkan bentuk dan fungsinya sesuai dengan kebutuhan kekinian, sehingga pada akhirnya dapat memberi nilai tambah yang meningkatkan nilai ekonominya. Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang bertugas untuk mengurus ekonomi kreatif merasa perlu membuat sebuah program yang memanfaatkan potensi budaya tersebut untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di seluruh pelosok Indonesia dengan menghadirkan program Inovatif dan Kreatif Melalui Kolaborasi Nusantara yang selanjutnya disebut IKKON. Triawan Munaf - Kepala Badan Ekonomi Kreatif menjelaskan “Indonesia memiliki potensi produk-produk kerajinan namun tantangannya adalah produk tersebut masih bersifat tradisional, tidak dapat memenuhi kebutuhan gaya hidup modern, belum berkembang, tidak mengalami diversifikasi produk. Oleh karena itu, Bekraf mencetuskan IKKON yaitu program berkelanjutan yang mengedepankan konsep kolaborasi antara pelaku ekonomi kreatif profesional, perajin lokal, dan segenap stakeholders lokal. Tujuannya adalah agar potensi budaya tersebut mengalami inovasi, berdampak ekonomi, dan berorientasi pada pasar komersil. Sehingga dapat menciptakan kesejahteraan bagi para pengrajin dan pelaku kreatif, juga memberi dampak pada peningkatan ekonomi daerah”.
Bekraf Kembali Hadirkan Ikkon di 5 Kabupaten / Kota
Jakarta, 26/4/2018 – Berdasarkan data hasil sensus penduduk oleh BPS pada tahun 2010, Indonesia memiliki 1.331 suku bangsa berikut sub suku bangsanya yang memiliki berbagai potensi budaya, dimana setiap suku bangsa mempunyai keunikan masing-masing. Inilah yang membuat Indonesia amat kaya dengan budaya tak benda maupun produk budaya. Di era ekonomi kreatif, hal tersebut dapat menjadi inspirasi bagi para kreator dari 16 sub sektor. Melalui ekonomi kreatif, potensi lokal tersebut dapat dikembangkan bentuk dan fungsinya sesuai dengan kebutuhan kekinian, sehingga pada akhirnya dapat memberi nilai tambah yang meningkatkan nilai ekonominya. Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang bertugas untuk mengurus ekonomi kreatif merasa perlu membuat sebuah program yang memanfaatkan potensi budaya tersebut untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di seluruh pelosok Indonesia dengan menghadirkan program Inovatif dan Kreatif Melalui Kolaborasi Nusantara yang selanjutnya disebut IKKON. Triawan Munaf - Kepala Badan Ekonomi Kreatif menjelaskan “Indonesia memiliki potensi produk-produk kerajinan namun tantangannya adalah produk tersebut masih bersifat tradisional, tidak dapat memenuhi kebutuhan gaya hidup modern, belum berkembang, tidak mengalami diversifikasi produk. Oleh karena itu, Bekraf mencetuskan IKKON yaitu program berkelanjutan yang mengedepankan konsep kolaborasi antara pelaku ekonomi kreatif profesional, perajin lokal, dan segenap stakeholders lokal. Tujuannya adalah agar potensi budaya tersebut mengalami inovasi, berdampak ekonomi, dan berorientasi pada pasar komersil. Sehingga dapat menciptakan kesejahteraan bagi para pengrajin dan pelaku kreatif, juga memberi dampak pada peningkatan ekonomi daerah”.
Publisher