Bisnis Kuliner Besutan Dimas Beck Terima Pendanaan Investor, Siap Panaskan Industri Ready Meals


Jakarta, 2 Maret 2021 – Industri ready meals Indonesia siap dipanaskan dengan kehadiran Laukita. Pionir industri ready meals di Indonesia yang berdiri di bawah naungan Umara Group tersebut baru saja mendapatkan pendanaan dari PT. Amartha Koru Management (AKM). Keunggulan Laukita dalam menggabungkan cita rasa Indonesia dengan teknologi, serta model bisnis yang berkelanjutan menjadi kunci keberhasilan Laukita dalam membangun kepercayaan investor.

Diterimanya pendanaan ini mengikuti performa bisnis Laukita yang sangat positif meski di tengah kondisi pandemi. Selama tahun 2020 lalu, penjualan produk Laukita mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini antara lain didorong oleh inovasi kuliner dan model bisnis unik yang dikenalkan Laukita kepada publik.

Kesuksesan ini juga semakin didukung dengan kesadaran masyarakat yang terus meningkat tentang pentingnya kualitas makanan yang tidak hanya enak, namun juga memiliki kemasan yang higienis dan aman bagi keluarga.

Founder Laukita Adhia Absar Arryman mengatakan, “Dengan menggabungkan inovasi resep nusantara dan teknologi, Laukita kami hadirkan sebagai one-stop solution yang menjawab kebutuhan, selera, dan jenis pola makan masyarakat yang beragam. Semua ini dikemas dalam bentuk produk ready meals berkualitas premium tanpa bahan pengawet yang bisa disajikan dengan praktis hanya dalam 3 menit.

Laukita pun menjadi yang pertama menggunakan teknologi kemasan vacuum-packed untuk makanan siap saji di Indonesia. Kami bangga dan senang karena inovasi yang kami hadirkan tersebut mendapat sambutan yang sangat baik dari masyarakat dan pengakuan dari para investor.”

Laukita tidak hanya dibangun untuk menghadirkan solusi makanan lewat produk-produknya. Namun, Laukita juga menciptakan dampak sosial bagi masyarakat yang lebih luas dengan mengajak, memberdayakan, dan membuka peluang bagi masyarakat untuk mulai punya usaha.

Co-Founder Laukita Dimas Beck mengungkapkan, “Kami membuat berbagai inisiatif seperti membentuk tim reseller tanpa modal, serta membuka peluang sebagai stockist dengan biaya ringan, sehingga mereka pun dapat lebih mudah untuk mulai berbisnis tanpa harus punya risiko yang tinggi.”

Soal peluang, Dimas mengatakan para stockist tidak perlu khawatir apakah tren konsumsi ready meals akan tetap bertahan. Riset dari Grand View Research bertajuk “Ready Meals Market Size, Share & Trends Report” mencatat bahwa, pasar makanan siap saji secara global mencatat nilai USD 159,15 miliar pada 2019 dan diperkirakan akan terus tumbuh pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 5,5% dari 2020 hingga 2027.

Riset tersebut juga mengungkapkan bahwa meskipun dalam kondisi pandemi, konsumen tetap membeli makanan ready meals ini karena umur penyimpanan yang lebih lama dan kemudahan dalam memasaknya.

Inovasi out of the box dan model bisnis yang berkelanjutan serta membawa dampak sosial menjadi daya tarik yang kuat bagi investor. Lisa Iskandar, perwakilan dari AKM mengatakan, “Produk, model bisnis, serta dampak sosial yang telah diciptakan oleh Laukita sejauh ini menjanjikan bukan hanya sebatas makanan siap saji dalam kemasan, namun sebuah gebrakan solusi terbaik makanan masa depan.

Kami pun semakin yakin dengan hal ini setelah melihat kemampuan adaptasi tinggi yang Laukita tunjukkan selama masa pandemi ini. Sebagai investor dan rekan kolaborasi, kami siap mendukung Laukita melebarkan sayapnya bahkan hingga ke luar negeri agar nantinya kuliner Indonesia dapat beredar luas di mancanegara.”

Ke depannya, Laukita akan mengalokasikan hasil pendanaannya untuk berinvestasi pada pembangunan infrastruktur berupa pabrik dengan sertifikasi siap ekspor, serta keperluan pemasaran. Kedua hal ini sejalan dengan target Laukita berikutnya, yaitu meracik varian resep makanan yang lebih inovatif, mempercepat penetrasi pasar, serta memperluas distribusi produk ke kota-kota besar di Indonesia dan ke luar negeri.

“Pendanaan ini menunjukkan adanya keyakinan yang tinggi bahwa industri ready meals memiliki peluang yang besar untuk berkembang. Dengan peluang besar tersebut, kami yakin dapat menjadi pionir yang menggabungkan resep kuliner Indonesia dan teknologi, sehingga kita bisa menciptakan suatu ekosistem baru dalam industri makanan. Kami juga optimis dapat membawa cita rasa nusantara ke kancah internasional,” tutup Adhia.

Saat ini, Laukita menyediakan 14 varian masakan dan semuanya telah tersertifikasi oleh BPOM dan mendapat label halal oleh MUI; mulai dari Rendang Paru, Oseng Mercon, Ayam Kecombrang, dan Lidah Cabe Ijo serta Daging Balado Limau yang jadi favorit konsumen.

Ada empat cara praktis untuk menyajikan Laukita, yaitu dipanaskan di dalam microwave, direbus, dikukus, atau ditumis. Selain itu, karena kesegaran bahan dasarnya, Laukita dapat bertahan hingga 6 bulan jika disimpan di dalam freezer.

Editor: Marketing Exabytes