Pamekasan, 30 April 2019. BNI Syariah berusaha meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah melalui industri 4.0. Hal ini disampaikan Direktur Keuangan dan Operasional BNI Syariah, Wahyu Avianto dalam Seminar Nasional Ekonomi Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura, Selasa (30/4). Pada kesempatan ini hadir pula Rektor IAIN Madura, Mohammad Kosim; Direktur Teknologi Informasi dan Operasi BNI, Dadang Setiabudi; dan Sekretaris I DPP IAEI, Roikhan Mochamad Aziz. Seminar nasional dengan tema “Islamic Fintech: Menakar Peluang dan Ancaman Keuangan dan Pemasaran Digital pada industri 4.0” ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan, serta strategi menghadapi isu keuangan global kepada mahasiswa, dosen, dan pelaku bisnis. Seminar nasional ini diinisiasi oleh IAIN Madura dan Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) dalam rangka literasi keuangan syariah kepada milenial Berdasarkan survei nasional literasi dan inklusi keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2017 tercatat tingkat literasi keuangan syariah masih lebih rendah dibandingkan dengan perbankan konvensional. Untuk literasi keuangan syariah hanya 8% lebih rendah dibandingkan dengan bank konvensional 30%, sedangkan untuk inklusi keuangan syariah juga hanya 11% atau lebih rendah dibandingkan bank konvensional 68%. Seiring dengan angka literasi dan inklusi dalam negeri yang masih rendah, Indonesia hanya menempati posisi kesepuluh dalam pangsa pasar Islamic finance di dunia (Sumber: IFSI Stability Report, IFSB 2017). Literasi dan inklusi keuangan syariah yang masih rendah di Indonesia ini seakan menjadi paradoks karena Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Untuk meningkatkan inklusi dan literasi perbankan syariah ini teknologi digital berperan penting. Pada tahun ini BNI Syariah sedang gencar melakukan transformasi digital. Transformasi digital ini dilakukan dengan penerapan metodologi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan nasabah (metodology human center design). Hal ini dilakukan dengan pengembangan aplikasi digital yang bisa memenuhi kebutuhan gaya hidup nasabah dalam beribadah dan bertransaksi setiap hari.
BNI Syariah Tingkatkan Literasi Inklusi Keuangan Syariah lewat Industri 4.0
Pamekasan, 30 April 2019. BNI Syariah berusaha meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah melalui industri 4.0. Hal ini disampaikan Direktur Keuangan dan Operasional BNI Syariah, Wahyu Avianto dalam Seminar Nasional Ekonomi Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura, Selasa (30/4). Pada kesempatan ini hadir pula Rektor IAIN Madura, Mohammad Kosim; Direktur Teknologi Informasi dan Operasi BNI, Dadang Setiabudi; dan Sekretaris I DPP IAEI, Roikhan Mochamad Aziz. Seminar nasional dengan tema “Islamic Fintech: Menakar Peluang dan Ancaman Keuangan dan Pemasaran Digital pada industri 4.0” ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan, serta strategi menghadapi isu keuangan global kepada mahasiswa, dosen, dan pelaku bisnis. Seminar nasional ini diinisiasi oleh IAIN Madura dan Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) dalam rangka literasi keuangan syariah kepada milenial Berdasarkan survei nasional literasi dan inklusi keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2017 tercatat tingkat literasi keuangan syariah masih lebih rendah dibandingkan dengan perbankan konvensional. Untuk literasi keuangan syariah hanya 8% lebih rendah dibandingkan dengan bank konvensional 30%, sedangkan untuk inklusi keuangan syariah juga hanya 11% atau lebih rendah dibandingkan bank konvensional 68%. Seiring dengan angka literasi dan inklusi dalam negeri yang masih rendah, Indonesia hanya menempati posisi kesepuluh dalam pangsa pasar Islamic finance di dunia (Sumber: IFSI Stability Report, IFSB 2017). Literasi dan inklusi keuangan syariah yang masih rendah di Indonesia ini seakan menjadi paradoks karena Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Untuk meningkatkan inklusi dan literasi perbankan syariah ini teknologi digital berperan penting. Pada tahun ini BNI Syariah sedang gencar melakukan transformasi digital. Transformasi digital ini dilakukan dengan penerapan metodologi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan nasabah (metodology human center design). Hal ini dilakukan dengan pengembangan aplikasi digital yang bisa memenuhi kebutuhan gaya hidup nasabah dalam beribadah dan bertransaksi setiap hari.
Publisher