Ciptakan Rasa Aman di Rumah, Combiphar Bagi 5 Langkah Antisipasi Risiko Luka Bakar


Jakarta, 22 Juli 2020 – Selama masa PSBB dan masa transisi new normal saat ini, terjadi peningkatan kegiatan di rumah sebesar 10%. Tentunya ada banyak dampak positif dari kegiatan yang dilakukan di rumah, namun tanpa disadari hal ini juga mengakibatkan peningkatan risiko cedera, salah satunya cedera luka bakar. Menyadari hal itu, hari ini (22/7) PT Combiphar, salah satu perusahaan nasional di bidang Consumer Health, berbagi informasi mengenai cara menghindari risiko luka bakar serta pertolongan pertama saat terjadi luka bakar di rumah, dengan menampilkan narasumber Weitarsa Hendarto, Senior Vice President Marketing & International Operations Combiphar; dr. Sandi Perutama Gani, Medical Expert Combiphar; dan Djanur Mekarsari, Ibu Rumah Tangga sekaligus Make-Up Artist.

Weitarsa Hendarto menyampaikan, “Meskipun aktifitas sosial dan ekonomi mulai dilonggarkan di masa PSBB transisi saat ini, masyarakat tetap waspada dalam beraktifitas di luar, karena risiko penyebaran virus masih tetap tinggi. Tren berkegiatan di rumah pun masih tetap akan tinggi. Banyak orang menemukan hobi baru yang bisa dilakukan di rumah, misalnya memasak atau membuat kue. Tanpa kita sadari, kegiatan sehari-hari seperti memasak, membuat kopi atau teh, mandi dengan air hangat, mengeringkan rambut dengan hair dryer berpotensi menimbulkan luka bakar jika tidak kita lakukan dengan cara aman. Bahkan, sebagian besar luka bakar terjadi di rumah.“

Menurut data Riskesdas 2018, angka kasus luka bakar menempati urutan ke-5 jenis cedera tidak sengaja dan secara keseluruhan mengalami kenaikan 0.6% menjadi 1.3% dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 3 juta kasus.

Pengalaman luka bakar di rumah, pernah dialami oleh Djanur Mekarsari, ibu dua orang anak yang sehari-harinya berprofesi sebagai make-up artist. “Menggunakan benda-benda yang menghasilkan panas, mulai dari kompor sampai catok rambut, memang perlu ekstra hati-hati.

Belum lama ini saya mengalami cedera luka bakar, akibat tidak sengaja menginjak catok rambut yang masih panas. Lebih parah lagi selang beberapa hari setelah kejadian tersebut saya pun kembali mengalami musibah karena tersiram air kopi panas yang saya buat sendiri. Panik dan kesakitan yang luar biasa.

Saat itu, penanganan pertama yang saya lakukan adalah mengguyur luka bakar dengan air, kemudian dioleskan pasta gigi. Namun, sakit yang saya rasakan tak kunjung reda”, cerita Djanur Mekarsari.

Jika ditelaah lebih dalam, memang penyebab paling umum dari cedera luka bakar adalah api, benda panas, listrik, dan zat kimia. Perbedaan penyebab dan tingkat luka bakar, tentu saja berpengaruh terhadap cara penanganan. Agar luka tidak menjadi lebih parah, diperlukan penanganan yang tepat.

Diungkapkan oleh dr. Sandi Perutama Gani, Medical Expert Combiphar, “Sayangnya, masyarakat seringkali keliru dalam melakukan tindakan penanganan pada luka bakar ringan saat di rumah, seperti mengoleskan kecap dan pasta gigi.

Hal ini justru akan memperburuk luka bakar, meningkatkan kemungkinan infeksi dan menimbulkan jaringan parut. Penanganan yang aman dan efektif di rumah bagi luka bakar ringan adalah dengan membasuh area yang terkena luka bakar dengan air mengalir selama 10-20 menit, kemudian oleskan salep luka bakar secara tipis dengan ketebalan sekitar 1 mm, setiap 4-6 jam.”

Agar terhindar dari luka bakar saat di rumah, masyarakat harus selalu waspada dan mengetahui cara pencegahannya. Berikut 5 langkah antisipasi sebagai bentuk kewaspadaan:

1.    Jangan tinggalkan kompor tanpa pengawasan. Ketika memasak, kadang ibu melakukan hal lain seperti harus menerima telepon atau mengurus keperluan anak yang membuat perhatiannya teralihkan. Pastikan kompor dalam keadaan padam. Sebuah survei menunjukkan, bahwa 70% orang cenderung meninggalkan dapur tanpa pengawasan saat tengah memasak .

2.    Periksa suhu air panas yang akan Anda gunakan, dan jangan biarkan anak-anak menyentuhnya sebelum Anda memastikan suhu air sudah tidak terlalu panas. Jika air harus dituangkan, gunakan tangan yang ajek agar tidak mudah tumpah.

3.    Pasang pengaman pada outlet listrik dan jauhkan kabel listrik dari jangkauan. Pengaman pada outlet listrik dapat mencegah anak-anak memasukkan jari atau benda lainnya ke dalam outlet, hingga berpotensi menimbulkan sengatan listrik yang menyebabkan luka bakar.

4.    Matikan peralatan yang menghasilkan panas segera setelah digunakan. Kompor, setrika, dan catok rambut cenderung tetap panas untuk waktu yang lama, maka tetaplah berhati-hati saat menyentuhnya.

5.    Siapkan obat luka bakar di rumah. Jika terjadi luka bakar ringan, bersihkan dengan air mengalir selama 10-20 menit, dan segera oleskan obat luka bakar sebagai pertolongan pertama.

“Penting bagi setiap masyarakat untuk memastikan ada salep luka bakar di kotak P3K di rumah. Salep untuk mengobati luka bakar sebaiknya memiliki kandungan yang berfungsi sebagai anti radang, anti mikrobial serta dapat membantu regenerasi jaringan kulit baru,” kata dr. Sandi.

Mebo, salep luka bakar keluaran Combiphar memiliki semua keunggulan tersebut. Selain mengandung 3 bahan herbal: Phellodendri chinensis, Coptidis rhizome, Scutellariae radix, Mebo juga memiliki kandungan minyak wijen dan beeswax yang berfungsi untuk memberikan kelembapan pada area luka, menyerap sisa panas sehingga akan membantu mengurangi tingkat keparahan luka.

“Bagi Combiphar, tindakan pencegahan jauh lebih penting daripada mengobati. Untuk itu tetaplah waspada walau hanya berkegiatan di rumah, karena memprioritaskan keamanan dan keselamatan memiliki dampak besar bagi seluruh anggota keluarga,” tutup Weitarsa.

Tentang Combiphar Combiphar didirikan sejak tahun 1971 sebagai perusahaan farmasi yang berfokus pada empat sektor bisnis yang terdiri dari Combi Consumer, Combi Health, Combi Nutrition dan Combi Bio. Kini, Combiphar bertransformasi menjadi perusahaan lokal consumer healthcare terdepan di Indonesia yang bertumbuh cepat dengan memproduksi dan memasarkan lebih dari 80 produk berkualitas dan terjangkau diantaranya OBH Combi (obat batuk sirup), JointFit (gel pereda nyeri sendi), Prive Uricran (suplemen untuk infeksi kantung kemih), insto (obat tetes mata), Apta+ (susu nutrisi untuk dewasa) dan Hezandra (suplemen untuk menjaga fungsi hati).   Dengan fasilitas produksi berteknologi mutakhir serta prosedur operasi berstandar modern, pabrik Combiphar yang berlokasi di Padalarang, Jawa Barat, berhasil memperoleh sertifikasi internasional antara lain ISO 14001:2004 untuk pengelolaan lingkungan serta Therapeutic Goods Administration (TGA) dari Australia. Selain memiliki pabrik di Padalarang, aktifitas produksi Combiphar juga didukung oleh pabrik di Depok dan Kawasan Jababeka. Pada awal 2017 Combiphar juga memperluas bisnisnya ke pasar international melalui produk tetes mata unggulannya, Eye Mo di Hongkong dan kawasan Asia Tenggara diantaranya Kamboja, Singapura, Malaysia dan Filipina.

Editor: Marketing Exabytes