Dorong Peningkatan Kesejahteraan Petani,TaniFund dan Intani Gelar Panen Perdana Budidaya Padi di Sukabumi


Jakarta, 8 Maret 2021 - TaniFund, platform peer-to-peer (P2P) lending terdepan yang bergerak dalam pembiayaan sektor agrikultur dan pangan, melakukan prosesi panen perdana untuk komoditas padi yang dibudidayakan bersama Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indonesia (Intani) di Sukabumi, Jawa Barat, pada Minggu, 7 Maret 2021. Panen tersebut dilakukan untuk komoditas padi yang telah ditanam di lahan seluas 1.000 hektare di Desa Ujung Genteng, Kecamatan Ciracap, Sukabumi, pada 17 Oktober 2020.

Pamitra Wineka (Komisaris TaniFund dan President TaniHub Group), Edison Tobing (Direktur TaniFund), Guntur Subagja (Ketua Umum Intani), Yasid Taufik (Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian), dan Budiono (Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Pangan, Persero)  memanen sejumlah batang padi secara simbolis di lahan persawahan tersebut.

Proyek budidaya tersebut melibatkan 1.100 petani yang tersebar dalam 11 kelompok tani (Poktan), yang siap melakukan proses panen yang direncanakan akan berjalan hingga pekan keempat April 2021. Dalam ekosistem korporasi petani yang dibangun Intani, TaniFund bertindak sebagai penyedia pendanaan bagi proyek budidaya, sedangkan Mitra Bumdes Nusantara dan Pupuk Indonesia Pangan sebagai off-taker hasil panennya.

Dalam proyek tersebut, TaniFund memberikan dukungan melalui penyaluran permodalan dengan total nilai sebesar Rp18 miliar kepada 11 poktan yang terlibat. Kesebelas poktan tersebut dinaungi oleh gabungan kelompok tani (gapoktan) BRISMA.

Komisaris TaniFund, Pamitra Wineka mengatakan bahwa keterlibatan TaniFund dalam proyek budidaya padi bersama Intani merupakan bukti komitmen perusahaan untuk berperan aktif dalam peningkatan kesejahteraan petani melalui kolaborasi dengan pelaku agribisnis lainnya.

“Kami merasa senang dapat berpartisipasi dalam proyek ini karena melibatkan ribuan petani yang tentunya membutuhkan dukungan pendanaan untuk dapat mengembangkan usaha mereka. Kami berharap model bisnis seperti ini dapat direplikasi di banyak tempat, karena pemberdayaan petani dan penguatan ketahanan pangan membutuhkan peran serta aktif dari berbagai pemangku kepentingan,” ujar Pamitra, yang juga menjabat sebagai Presiden TaniHub Group.

Dalam sambutannya, Ketua Umum Intani, Guntur Subagja mengatakan proyek ini menjadi sebuah silaturahmi dan kolaborasi yang dapat menjadi titik tolak upaya pemberdayaan petani dan pertanian Indonesia ke depannya.

“Intani adalah sebuah organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan membangun kemandirian pertanian Indonesia. Kami ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa tanpa disubsidi pun, industri pertanian jika dikolaborasikan dengan baik dapat menguntungkan petani, pelaku usaha, industri, ataupun sektor-sektor lainnya, serta memberikan social impact yang besar,” kata Guntur.

Sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat sekitar yang mayoritas bertani, ekosistem Intani juga melibatkan 3.000 santri melalui Pesantren Pemberdayaan Al-Muhtadin. Pesantren yang berada di bawah naungan gapoktan BRISMA tersebut bertindak sebagai “local hub ecosystem” yang melatih para santri untuk menjadi local leader, santri tani, dan “santripreneur”.

Menurut Edison Tobing selaku Direktur TaniFund yang juga turut mengikuti prosesi tanam perdana pada Oktober tahun lalu serta panen perdana di Maret 2021, keterlibatan pesantren dalam ekosistem Intani dapat menjadi salah satu solusi pemberdayaan komunitas petani, karena para santri dapat mendorong para petani muda untuk berpartisipasi dalam upaya memperkuat ketahanan pangan melalui ekonomi kerakyatan di masyarakat lokal.

Didirikan pada 2017, TaniFund telah berhasil menyalurkan pendanaan sebesar Rp199,63 miliar (per 7 Maret 2021) melalui ratusan proyek dalam bidang pangan dan agrikultur. Upaya yang telah dilakukan TaniFund pun berdampak terhadap peningkatan produksi 2.700 petani binaannya sebesar 20%. Tidak hanya itu, semangat TaniFund dalam meningkatkan inklusi keuangan terlihat pada peningkatan pendapatan petani binaannya secara umum sebesar 25% dengan kepemilikan rekening bank mencapai angka 100%.

Sebagai P2P Agritech lending dengan pertumbuhan tertinggi dalam satu semester terakhir (44.77%), TaniFund optimis menjadi P2P Lending dengan market share terbesar di Indonesia melalui penyaluran kredit 600% lebih besar dari tahun sebelumnya.

Sekilas tentang TaniFund

TaniFund (Bagian dari TaniHub Group) adalah sebuah platform peer-to-peer lending yang membawa misi untuk menyelesaikan masalah pendanaan yang dihadapi oleh para petani. Platform ini mempertemukan masyarakat dengan para petani lokal melalui pinjaman modal produktif dengan risiko terukur yang berdampak sosial.

Sekilas tentang TaniHub Group

TaniHub Group terdiri dari TaniHub, TaniFund, dan TaniSupply dan memiliki visi “Agriculture for Everyone” atau “Pertanian untuk semua”, yang diwujudkan dengan mempercepat dampak positif dalam sektor pertanian melalui pemanfaatan teknologi informasi.

Agriculture (Pertanian), Technology (Teknologi), dan Social Impact (Dampak Sosial) adalah tiga pilar utama perusahaan dalam menciptakan ekosistem untuk menata ulang sektor pertanian di Indonesia.

TaniHub adalah platform e-commerce B2B (Business-to-Business) dan B2C (Business-to-Consumer) untuk hasil tani, bertujuan untuk menghubungkan petani dengan berbagai jenis usaha serta end-user. TaniHub didirikan pada pertengahan 2016 oleh sekelompok anak muda yang berkeinginan kuat untuk mendukung petani yang menghadapi kesulitan dalam memasarkan hasil panen mereka.

Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya TaniHub, para pendiri kemudian melihat bahwa petani tidak hanya membutuhkan akses terhadap pasar, tetapi juga akses terhadap permodalan. Maka pada 2017, TaniFund pun didirikan sebagai solusi permasalahan pendanaan yang dihadapi petani. Dua tahun kemudian, TaniSupply terlahir untuk mengatasi permasalahan supply chain.

Dengan ketiga unit tersebut, TaniHub Group berharap dapat mewujudkan cita-cita ketahanan dan kecukupan pangan di Indonesia.

Editor: Marketing Exabytes
Publisher