Dukung Para Petani Jampang, Crowde Tawarkan Modal Usaha Pertanian


Jakarta, 30 Juli 2020. Sejak awal kemunculannya, CROWDE punya tujuan ingin meningkatkan kesejahteraan petani di Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut, pada hari Minggu (12/7/2020) lalu, CROWDE berkesempatan mengunjungi kelompok tani (poktan) di kawasan Pajampangan atau Wilayah 6 Kabupaten Sukabumi untuk meluncurkan program GARAP (Gerakan Rakyat Petani) yang akan memfasilitasi permodalan usaha bagi petani komoditas padi, jagung, dan cabai.

Dalam kesempatan tersebut turut hadir pula perwakilan Kementerian Perdagangan (Kemendag) sebagai bentuk dukungan kepada CROWDE yang berupaya menawarkan permodalan ramah petani.

“Para petani yang telah bermitra akan mendapat permodalan dengan skema pengembalian berupa penyetoran hasil panen," ungkap Ismail Hasvi, Konsultan Petani CROWDE.

Ismail menambahkan bahwa pengembalian hasil panen tergantung dari komoditasnya, misal komoditas cabai yang dibudidayakan pada lahan dengan luas minimal 2.500 m, petani harus menyetorkan hasil panen sebanyak 1,75 ton. Berbeda dengan komoditas padi, hasil panen yang harus disetorkan sebesar 5,7 ton untuk luas lahan minimal 10.000 m. Bila hasil panen petani melebihi patokan tersebut, selebihnya akan menjadi hak petani.

Sebagian besar petani masih terkendala soal akses modal usaha untuk berbudidaya. Realisasi penyaluran Kredit Usaha Tani (KUT) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) nyatanya masih belum maksimal, masih berada di bawah angka 7%. Petani mau tidak mau harus mencari modal usaha dengan cara lain, yang tidak jarang justru membuat mereka rugi dan sulit untuk sejahtera.

"Melalui program ini, kami berharap mampu meningkatkan kesejahteraan hidup petani, dan akan menerapkannya di seluruh Indonesia," tuturnya.

Kelebihan lain dari program GARAP adalah petani bisa mendapat sarana produksi (saprodi) yang berkualitas, pendampingan langsung oleh tenaga ahli, dan memperoleh akses pasar dengan harga terbaik.

Koordinator Kemendag Kabupaten Sukabumi, Nanang Ardiansyah juga menekankan bahwa program ini harus menguntungkan kedua belah pihak. Itu mengapa, CROWDE memberlakukan sistem harga beli minimal untuk menjamin para petani tetap mendapat keuntungan yang wajar. Misal, penetapan harga beli cabai rawit minimal sebesar Rp10 ribu/kg.

Bila harga cabai rawit jatuh ke level Rp6 ribu/kg, CROWDE tetap akan membelinya dari petani dengan harga minimal tersebut. Namun, bila harga pasarannya sedang naik, CROWDE juga akan menaikkan harga beli dari petani.

Tentang CROWDE

CROWDE adalah startup tekfin di bidang pertanian yang memberdayakan petani di seluruh Indonesia dengan memberikan akses ke permodalan dan teknologi. Ribuan petani dan pemodal di seluruh Indonesia telah menaruh kepercayaan mereka kepada CROWDE untuk mencapai apa yang belum pernah dilakukan sebelumnya: membangun ekosistem permodalan yang berkelanjutan untuk petani, dengan cara menghubungkan pemodal yang mencari keuntungan kepada petani yang membutuhkan permodalan untuk mengembangkan usaha, menciptakan lapangan kerja, dan memberdayakan masyarakat sekitarnya.

Di CROWDE, keahlian kami ada di bidang pertanian. Kami paham betul perihal penilaian pada proyek permodalan dan bagaimana cara terbaik untuk mengelola risiko yang berkaitan dengan pertanian. Selain menghubungkan pemodal dan petani, kami juga mengintegrasikan seluruh ekosistem pertanian dari supplier ke pembeli dengan penggunaan teknologi. Para pemodal dan petani yang merupakan mitra kami memahami inti dari misi CROWDE. Keduanya adalah pihak yang sangat terdorong untuk memperbaiki masa depannya. Hal inilah yang menjadi inspirasi kami untuk mengubah Indonesia menjadi lebih baik.

Editor: Marketing Exabytes
Publisher