Dukung Perekonomian Umat, Bank Syariah Indonesia Teken Nota Kesepahaman dengan MUI dan PBNU


Jakarta, 4 April 2021 –  Bank Syariah Indonesia dan MUI sepakat untuk mendukung perekonomian umat melalui nota kesepahaman tentang pemanfaatan produk dan jasa perbankan syariah di Jakarta, Sabtu (3/4). Diharapkan kesepakatan ini dapat mendorong UMKM untuk naik kelas.

Hadir dalam acara ini Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki,  Ketua KPEU MUI Pusat Nuruzzaman, Ketua Bidang Ekonomi MUI Pusat Lukman Hakim, dan Direktur Retail Banking Bank Syariah Indonesia, Kokok Alun Akbar.

Pada kesempatan ini, Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki dalam sambutannya menyampaikan bahwa pemerintah mencanangkan perolehan kemakmuran ekonomi melalui koperasi yang unggul dan UMKM naik kelas.

Direktur Retail Banking Bank Syariah Indonesia, Kokok Alun Akbar menyatakan siap mendukung UMKM yang ada dibawah binaan MUI. “Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, kami mendorong UMKM untuk naik kelas melalui berbagai produk dan layanan keuangan syariah, diantaranya penyaluran pembiayaan maupun produk dana yang disertai dengan layanan digital sesuai prinsip syariah.

Hal ini merupakan wujud nyata strategi Bank Syariah Indonesia untuk tumbuh menjadi bank syariah yang inklusif dan modern,” kata Kokok Alun.

Dukungan BSI terhadap UMKM juga ditunjukkan melalui pendampingan usaha UMKM, diantaranya dengan menyediakan Pusat Pelatihan & Pendampingan  UMKM, menyelenggarakan pelatihan pemasaran produk UMKM, dan membangun sentra UMKM di daerah. Dengan UMKM naik kelas diharapkan dapat menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia. Sampai Februari 2021, penyaluran pembiayaan BSI di sektor UMKM sebesar Rp35,3 triliun.

Segmen UMKM menjadi salah satu fokus Bank Syariah Indonesia dalam mengembangkan ekosistem halal yang bermanfaat bagi umat. Dalam hal ini, strategi yang dilakukan adalah menumbuhkan segmen UMKM berbasis  ekosistem/komunitas dan value chain yang  terintegrasi.

Pada kesempatan terpisah, Bank Syariah Indonesia menyepakati nota kesepahaman dengan PBNU mengenai pemanfaatan produk dan jasa perbankan syariah di Kampus STMIK AMIK Bandung, Sabtu (3/4). Hadir pada kesempatan ini Ketua PBNU, Said Aqil Siroj dan Wakil Direktur Utama 2 Bank Syariah Indonesia, Abdullah Firman Wibowo.

Abdullah Firman Wibowo mengatakan, sinergi Bank Syariah Indonesia dengan PBNU bertujuan untuk memberikan pelayanan kebutuhan transaksi keuangan sesuai prinsip syariah bagi segenap pengurus dan anggota PBNU.

“Di tengah kondisi pandemi COVID-19, perbankan syariah mencatatkan pertumbuhan kinerja yang stabil. Namun demikian, tingkat literasi dan inklusi perbankan syariah masih rendah. Dengan kesepakatan antara Bank Syariah Indonesia dengan PBNU diharapkan dapat meningkatkan literasi dan inklusi perbankan syariah dan membangun kedaulatan ekonomi bangsa berbasis industri halal.”

Dalam rangka mewujudkan komitmen untuk mengembangkan industri halal, Bank Syariah Indonesia siap melayani seluruh segmen baik UMKM, retail, serta wholesale. Hal tersebut ditunjukkan melalui beberapa inisiatif diantaranya melaksanakan mandat Pemerintah terkait segmen mikro terpilih di pasar tertentu, mengembangkan ekosistem islami (haji umroh, ZISWAF), serta mendorong inovasi produk wholesale dengan mengoptimalkan akad khas syariah.

Sebagai informasi, per Februari 2021 Bank Syariah Indonesia mencatatkan perolehan DPK sebesar Rp206 triliun dan pembiayaan sebesar Rp156 triliun.

Tentang PT Bank Syariah Indonesia Tbk

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (“Bank Syariah Indonesia”) adalah bank hasil penggabungan dari tiga bank Syariah  milik BUMN yakni PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank BRIsyariah Tbk. yang mulai  beroperasi pada 1 Februari 2021. Penggabungan ini menyatukan kekuatan ketiga bank syariah tersebut dan  bertujuan untuk mengoptimalkan potensi keuangan dan ekonomi syariah Indonesia yang besar.

Didukung sinergi dengan perusahaan induk (Mandiri, BNI, BRI) serta komitmen pemerintah melalui Kementerian  BUMN, Bank Syariah Indonesia memiliki visi untuk menjadi salah satu dari 10 bank Syariah terbesar di dunia dari  sisi kapitalisasi pasar dalam 5 tahun ke depan.

Bank Syariah Indonesia berstatus sebagai perusahaan terbuka yang tercatat sebagai emiten di Bursa Efek  Indonesia (ticker code: BRIS). Pasca merger, Bank Syariah Indonesia adalah bank syariah terbesar di Indonesia. Per  Desember 2020, Bank Syariah Indonesia memiliki total aset mencapai sekitar Rp240 triliun, modal inti lebih dari Rp22,60 triliun, Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 210 triliun, serta total pembiayaan Rp157 triliun. Selain itu  laba terkonsolidasi Bank Syariah Indonesia per Desember 2020 mencapai Rp2,19 triliun.

Dengan kinerja finansial tersebut, Bank Syariah Indonesia masuk dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia  dari sisi aset. Dari sisi jaringan, Bank Syariah Indonesia didukung oleh lebih dari 1.300 kantor cabang, lebih dari 2.400  jaringan ATM, serta didukung lebih dari 20.000 karyawan yang tersebar di seluruh Nusantara.

Seluruh aset dan kekuatan ini akan dioptimalkan Bank Syariah Indonesia untuk memberikan layanan dan produk  finansial syariah yang lengkap dalam satu atap untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan nasabah dari  berbagai segmen, mulai dari UMKM, ritel, komersial, wholesale, dan korporasi baik dalam maupun luar negeri.

Dewan Pengawas Syariah: Ketua: Dr. H. Mohamad Hidayat; Anggota: Dr. H. Oni Sahroni, MA; Anggota: Dr. Hasanudin, M.Ag; Anggota: Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, MSc.

Dewan Komisaris: Komisaris Utama Merangkap Komisaris Independen: Mulya E. Siregar; Komisaris: Suyanto; Komisaris: Masduki Baidlowi;  Komisaris: Imam Budi Sarjito; Komisaris: Sutanto; Komisaris Independen: Bangun Sarwito Kusmuljono; Komisaris Independen: M. Arief Rosyid Hasan; Komisaris Independen: Komaruddin Hidayat; Komisaris Independen: Eko Suwardi.

Direksi: Direktur Utama: Hery Gunardi; Wakil Direktur Utama 1: Ngatari; Wakil Direktur Utama 2: Abdullah Firman Wibowo; Direktur Wholesale Transaction Banking: Kusman Yandi; Direktur Retail Banking: Kokok Alun Akbar; Direktur Sales & Distribution: Anton Sukarna; Direktur Information Technology: Achmad Syafii; Direktur Risk Management: Tiwul Widyastuti; Direktur Compliance & Human Capital: Tribuana Tunggadewi; Direktur Finance & Strategy: Ade Cahyo Nugroho.

Editor: Marketing Exabytes
Publisher