KFC Indonesia Berkolaborasi dengan Designer Muda Masuki Dunia Apparel


JAKARTA, 11 Oktober 2019 – Merayakan 40 tahun KFC maju bersama Indonesia, untuk pertama kalinya KFC Indonesia masuk dalam dunia gaya hidup dengan menghadirkan koleksi eksklusif sneakers dan streetwear hasil kolaborasi dengan empat perancang muda Indonesia yaitu Never Too Lavish, Argyle & Oxford, Evil Fact, dan Sandalboyz.

Hendra Yuniarto, General Manager Marketing PT Fast Food Indonesia Tbk menjelaskan,”Peluncuran koleksi eksklusif ini bertepatan dengan HUT KFC Indonesia ke 40 pada Oktober 2019. Never Too Lavish akan melelang beberapa sneaker dengan desain eksklusif, yang akan ditawarkan di Instagram @nevertoolavish. Sementara ketiga perancang lainnya Argyle & Oxford, Evil Fact, dan Sandalboyz menghadirkan serangkaian koleksi streetwear, sandal, serta asesoris yang dituangkan dalam gaya masing-masing.” “KFC memilih berkolaborasi dengan mereka karena mereka mewakili anak muda Indonesia, yang berani berkarya menghadapi segala tantangan, hingga bisa membangun brand mereka seperti saat ini,” tambah Hendra.

Never Too Lavish (NTL) yang sudah tidak asing lagi dengan karya-karya custom hand-painted sneakers yang didirikan oleh Muhammad Haudy dan Bernhard Suryaningrat. Mereka menonjolkan ikon Colonel Sanders dan slogan Jagonya Ayam di sepatu dengan warna dasar putih dan sentuhan warna merah KFC. NTL akan menghadirkan enam desain eksklusif dan akan dilelang di Instagram @nevertoolavish mulai Jumat 11 Oktober 2019.

Argyle & Oxford, merek pakaian ready-to-wear asal tanah air yang telah berdiri sejak tahun 2010. Dua sahabat Velda Anabela dan Rebecca Billina menghadirkan desain yang diinspirasi dari kisah Colonel Sanders, dengan resep rahasianya, sehingga muncullah fried pride di hampir semua desain untuk KFC Indonesia antara lain hoodie, kaos, kemeja, dan kaos kaki.

Perancang muda lain yang digaet oleh KFC adalah Leurensius Teguh Pramono dengan mereknya Evil Fact. Merek pakaian lokal asal Bandung yang didirikan pada tahun 2003 ini menggabungkan estetika karakter Evil dengan logo iconic Colonel Sanders dan menyatukan juga palet warna khas KFC yaitu merah, putih dengan warna Evil yang hitam. Desain Evil untuk KFC juga memperhatikan cutting, detail, dengan beberapa logotype Evil yang mengadaptasi tagline KFC yaitu "finger lickin goods" yang dihadirkan pada kaos, kemeja, jaket, topi, dan totebag.

Sementara Sandalboyz, merek alas kaki Amerika yang didirikan oleh seorang pemuda asal Indonesia Andrew Dharmosetio, tak hanya eksis di pasar domestik namun juga telah merambah pasar internasional. Andrew menghadirkan Colonel Sanders dan warna KFC yaitu merah dan putih pada dua desain sandal Sandalboyz yang unik, yang biasanya dipadupadankan dengan kaos kaki, dan beberapa desain apparel KFC termasuk hoodie dan tshirt. Sandalboyz memilih bucket KFC sebagai inspirasi, untuk menggambarkan kebersamaan dalam keluarga dan komunitas, seperti yang selama ini selalu diutamakan KFC.

Seluruh koleksi streetwear dan sneaker dari keempat perancang akan hadir dan dipamerkan di salah satu ajang fashion terbesar di Indonesia, yaitu Jakarta Fashion Week tanggal 19 Oktober mendatang. Sneakers garapan Never Too Lavish akan ditawarkan melalui lelang, sementara rancangan Argyle & Oxford dan Evil Fact akan ditawarkan terbatas di Fashionlink Showroom & Market, The Hall Senayan City lantai 8 pada 21- 25 Oktober 2019, dan koleksi sandal dan apparel KFC karya Sandalboyz bisa didapatkan oleh konsumen dan pecinta streetwear mulai November 2019 di pop-up store KFC Kemang.

Langkah besar KFC Indonesia bersama desainer muda ini membuktikan bahwa KFC Indonesia sangat dekat dengan anak muda, sehingga akan selalu melibatkan mereka dalam setiap program KFC.

“Seluruh hasil lelang sneakers dan penjualan streetwear akan diserahkan kepada Divers Clean Action yang akan mengelola sejumlah kegiatan edukasi ke masyarakat soal pelestarian lingkungan, khususnya daerah pantai di wilayah KFC,” jelas Hendra. “Kami berharap dari dana yang terkumpul akan dapat menjangkau 10 wilayah,” tutup Hendra.

TENTANG PT FAST FOOD INDONESIA TBK

P.T. Fast Food Indonesia, Tbk. adalah sebuah perseroan yang didirikan pada tahun 1978 dan pemegang hak ekslusif usaha waralaba restoran KFC di Indonesia. Restoran pertama KFC berdiri pada tahun 1979 di Jakarta. Produk unggulan perseroan adalah Original Recipe (kini disempurnakan menjadi New Improved Original Recipe) dan Hot Crispy Chicken yang tetap merupakan ayam goreng paling digemari dalam berbagai survei konsumen di Indonesia. Dalam perjalanannya, KFC terus menambah koleksi menu-menu andalannya.

Selama 40 tahun berkiprah di industri restoran cepat saji Indonesia, saat ini KFC memiliki 700 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dengan mempekerjakan lebih dari 16.000 karyawan.

Sebagai restoran berslogan ‘Jagonya Ayam’, KFC selalu menggunakan daging ayam dengan kualitas unggul yang diambil dari tempat pemotongan ayam yang selalu dijaga dan diawasi prosesnya, sehingga ayam yang dihasilkan pun lebih terjamin, higienis dan sehat. Semua bahan baku dan produk yang disajikan KFC, tidak hanya produk ayam, sudah mendapat sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan proses produksi para pemasok bahan KFC terus diawasi oleh pihak Quality Assurance KFC.

TENTANG NEVER TOO LAVISH

Sebelum bergelut di dunia bisnis jasa desain dan modifikasi produk mode, Never Too Lavish adalah sebuah komunitas kecil terdiri dari teman sesama kuliah yang memiliki ketertarikan dan hobi desain dan menciptakan seni. Didirikan oleh Muhammad Haudy bersama Bernhard Suryaningrat, kini Never Too Lavish telah menggandeng beberapa seniman mural sebagai perancang produk-produk yang dikostumisasi oleh NTL seperti sepatu sneakers, jaket, dompet, tas, koper hingga custom case handphone. Terdapat dua jasa utama yang ditawarkan oleh NTL yakni Decon Recon, jasa modifikasi barang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan konsumen serta jasa hand painting di atas berbagai material produk-produk fashion sesuai dengan pesanan konsumen. Rentang harga jasa NTL juga beragam dimulai dari harga Rp3 juta hingga Rp16 juta. Nama Never Too Lavish semakin melejit setelah produk jaketnya digunakan oleh Presiden Joko Widodo dan berbagai tokoh masyarakat termasuk Najwa Shihab hingga Rich Brian. Never Too Lavish juga pernah berkolaborasi dengan brand-brand besar seperti IKEA. Di balik kesuksesannya, Never Too Lavish memiliki misi untuk menjadi wadah bagi para seniman mural dan graffiti serta mempromosikan karya anak bangsa ini hingga eksis ke pasar internasional.

TENTANG ARGYLE & OXFORD

Label pakaian kasual masa kini asal Indonesia, Argyle & Oxford merupakan bisnis mode kreatif yang digarap oleh dua sahabat Velda Anabela dan Rebecca Billina yang sama-sama memiliki ketertarikan di industri fashion. Nama merek pakaian ready-to-wear asal tanah air yang telah berdiri sejak tahun 2010 lalu ini terinspirasi dari barang mode asal London yakni sepatu “Oxford” dan kaus kaki “Argyle”. Hingga saat ini, Argyle & Oxford telah meluncurkan 15 koleksi pakaian siap pakai dengan tema beragam yang berkarakterisik klasik dan unik. Dalam perjalanannya selama 9 tahun di industri mode Indonesia, Argyle & Oxford telah berkolaborasi dengan merek terkenal seperti Melissa Shoes dan Sanrio, serta influencer fashion Elxi Elvina pada tahun 2018 lalu. Argyle & Oxford telah mendapatkan beberapa penghargaan yakni “Best Brand Campaign” oleh Juice Magazine tahun 2013 dan “Most Innovative Brand” oleh Cleo Fashion Award tahun 2014, selain itu Argyle & Oxford juga telah mengikuti beberapa ajang pagelaran mode seperti Jakarta Fashion Week, Jakarta Fashion & Food Festival hingga acara Public Garden Singapore. Menargetkan wanita dan pria muda yang produktif dan mengedepankan kualitas, Argyle & Oxford memasarkan produknya di beberapa Marketplace seperti Tokopedia, BOBOBOBO, Zalora; toko fisik di Jakarta (The Goods Dept), Singapura (Actually), Makassar (WATTS Store) dan website resmi Agyle & Oxford (www.agyleandoxford.com).

TENTANG EVIL FACT

Sejak didirikan pada tahun 2003 oleh Leurensius Teguh Pramono yang akrab disapa Ipam, Evil Fact, merek pakaian lokal asal Bandung ini tetap konsisten menjaga eksistensinya di industri clothing yang terus berkembang dengan banyaknya pemain-pemain baru. Dengan ketertarikannya di dunia clothing dan streetwear, serta latar belakang pendidikannya dari jurusan Retail Management di London, Ipam berhasil menggiring Evil Fact untuk terus berinovasi dengan produk-produknya. Tak hanya baju, kemeja dan jaket saja, namun produksi Evil Fact telah merambah ke produk asesoris seperti tas, topi, dompet hingga sandal. Memasuki tahun ke-16, Evil Fact telah berkolaborasi dengan brand-brand seperti Vespa, Star Wars, SBTG, dan Heineken. Seiring dengan perkembangan zaman dan industry fashion di Tanah Air, kini Evil Fact telah menjual produk-produknya melalui Instagram dan website (evilfact.com). Konsumen juga dapat memilih produk secara langsung di toko fisik Evil Fact yang terletak di Jl. Sultan Agung Bandung. Hingga saat ini, toko Evil Fact telah merambah di beberapa kota besar di Indonesia yaitu Jakarta, Surabaya, Bali, Palembang, Samarinda, Makassar, Padang dan kota lainnya.

TENTANG SANDALBOYZ

Terinspirasi oleh ide sederhana untuk menggabungkan sandal dan kaos kaki, SANDALBOYZ adalah perusahaan Amerika yg didirikan oleh Andrew Dharmosetio pemuda asal Indonesia yang mempertahankan esensi kebudayaan Indonesia ke dalam nilai-nilai merek Sandalboyz hingga terkenal di pasar Amerika Serikat. Selain itu, Sandalboyz juga telah berkolaborasi dengan merek pakaian milik artis Pharell Williams Billionaire Boys Club and Icecream di tahun 2017 dan 2018 serta koran asal Amerika Serikat Daily Paper di tahun 2017. Sandalboyz mampu membawa model sandal yang sederhana menjadi sebuah tren mode papan atas, bahkan Kylie Jenner hingga pemain NBA pun pernah memakai koleksi sandal Sandalboyz. Yang menjadi keunikan Sandalboyz adalah koleksi sandal yang ditawarkan oleh Sandalboyz memiliki warna-warna yang tak biasa, terlebih jika dipadupadankan dengan kaos kaki dan gaya streetstyle. Menargetkan para penggemar fashion streetstyle, saat ini koleksi produk Sandalboyz dapat ditemukan di toko streetwear di Amerika Serikat dan di seluruh dunia. Selain itu, produk Sandalboyz juga tersedia di website resmi www.sandalboyz.com.

TENTANG DIVERS CLEAN ACTION

Divers Clean Action adalah sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat yang didirikan pada November 2015 oleh sekumpulan pemuda Indonesia yang memiliki fokus untuk mengatasi permasalahan lingkungan laut seperti sampah laut melaui pemetaan data publik dan analisisnya untuk mencapai visi yaitu CLEAN OCEAN, CLEAN FUTURE. Divers Clean Action didirikan oleh Swietenia Puspa Lestari selaku Founder, Nesha Ichida dan M. Adi Septiono selaku CoFounder. Kini beranggotakan 10 orang pemuda dari penjuru JaBoDeTaBekDung dengan lebih dari 500 relawan. Lembaga ini dibimbing dan diawasi oleh tim dari kalangan akademisi dari berbagai universitas dan praktisi selam profesional lintas lembaga. Berpusat di Jakarta Selatan dan memiliki lokasi pilot project di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. DCA telah melakukan pemetaan sampah bawah laut dan seputar pantai di beberapa titik selain Jakarta. Divers Clean Action memiliki target yaitu pada tahun 2020 dapat menghasilkan data hasil pemetaan dan proyeksinya pada minimal satu area pulau kecil di setiap provinsi Indonesia dan memberikan rekomendasi langkah yang dapat diterapkan dalam segi pariwisata atau teknologi dalam rangka menuju Indonesia #Bebassampah2020.

Editor: Administrator 3