LOMBOK PRAYA – 4 Desember 2019. Lion Air (kode penerbangan JT) member of Lion Air Group hari ini memulai layanan penerbangan umrah 1441 Hijriah pertama dari Kota Mataram melalui Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, Lombok Praya, Nusa Tenggara Barat (LOP) ke Jeddah – Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz, Arab Saudi (JED). Inagurasi ditandai dengan pelepasan jamaah umrah oleh Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat, Dr. Zulkieflimansyah, S.E., M.Sc.; Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Lalu Bayu Windia; General Manager (GM) Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, Nugroho Jati; Area Manager Lion Air Group Jakarta, Isnandar; Area Manager Lion Air Group Bali, Nusa Tenggara Barat dan Labuan Bajo, Fajar Teguh Santoso.
Penerbangan pertama dari Lombok Praya menggunakan nomor terbang JT-104, pesawat lepas landas pada 13.15 (Waktu Indonesia Tengah, GMT+ 08) dan dijadwalkan tiba di Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz pukul 19.45 waktu setempat Arabia Standard Time (AST), GMT +03. Pada momen terbaik ini, Lion Air menerbangkan 257 jamaah. Penerbangan umrah 2019 ditandai pengoperasian Airbus 330-900NEO, sebagai pesawat terbaru berbadan lebar (wide body) dan operator pertama di Asia Pasifik yang menggunakan armada ini. Pengoperasian Airbus 330-900NEO menjadi bagian dari langkah strategis Lion Air guna memperkuat pengembangan bisnis penerbangan jarak jauh (long haul) yang memerlukan waktu tempuh lebih dari 13 perjalanan tanpa henti (nonstop). A330-900NEO bertata letak lorong ganda (double aisle) berkapasitas 433 kursi penumpang yang nyaman, menyediakan kabin paling senyap di kelasnya, menambah fitur utama dari kabin airspace, desain baru kompartemen bagasi kabin (overhead bin) yang memungkinkan lebih mudah mengatur dan menyimpan barang bawaan di kabin. Lion Air menyampaikan selamat menjalankan ibadah kepada jamaah pertama atas pilihan terbang bersama Lion Air. Bersama mitra perjalanan (tour and travel) Lion Air bisa mewujudkan mimpi beribadah ke tanah suci dengan menawarkan harga terjangkau, dengan demikian membantu masyarakat bisa pergi umrah. Lion Air mengucapkan terima kasih atas dukungan serta koordinasi dari jajaran pemerintah, regulator, pengelola bandar udara, pengatur lalu lintas udara, pihak terkait, awak pesawat berikut seluruh karyawan, sehingga penerbangan perdana dari Lombok dapat berangkat tepat waktu dan berjalan lancar. Lion Air mengapresiasi bentuk kerjasama, sehingga sinergitas ini diharapkan memberikan nilai lebih kepada jamaah umrah dalam mempermudah akses menuju kota tujuan. Pelaksanaan umrah perdana tahun ini sebagai bentuk keseriusan Lion Air dalam mengakomodir dan memfasilitasi kebutuhan perjalanan ibadah. Lion Air berharap senantiasa mampu melayani jamaah dari Nusa Tenggara Barat dan sekitar dengan pelayanan terbaik. Di tahap awal, frekuensi terbang tersedia satu kali dalam sebulan. Lion Air memproyeksikan pertumbuhan perjalanan ibadah ke tanah suci dari Nusa Tenggara Barat akan meningkat positif karena ada potensi penumpang jamaah umrah, sehingga optimis dan tidak menutup kemungkinan penambahan frekuensi penerbangan dapat dilakukan. Lombok menjadi keberangkatan asal (origin) ke-13 untuk penerbangan umrah, yang dilayani dari Indonesia 1. Banda Aceh – Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda, Aceh (BTJ) 2. Medan – Bandar Udara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara (KNO). 3. Padang – Bandar Udara Internasional Minangkabau, Padang Pariaman, Sumatera Barat (PDG). 4. Pekanbaru – Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Riau (PKU). 5. Batam – Bandar Udara Internasional Hang Nadim, Batu Besar, Kepulauan Riau (BTH). 6. Palembang – Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, Sumatera Selatan (PLM). 7. Jakarta – Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten (CGK). 8. Solo – Bandar Udara Internasional Adi Sumarmo, Boyolali, Jawa Tengah (SOC). 9. Surabaya – Bandar Udara Internasional Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur (SUB). 10. Balikpapan – Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Kalimantan Timur (BPN). 11. Banjarmasin – Bandar Udara Internasional Syamduddin Noor, Banjarbaru, Kalimantan Selatan (BDJ). 12. Makassar – Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, Maros, Sulawesi, Selatan (UPG). 13. Mataram – Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, Lombok Praya, Nusa Tenggara Barat (LOP) Pembukaan pasar umrah dari Lombok merupakan ekspansi bisnis Lion Air sekaligus menciptakan pemerataan konektivitas rute internasional dari Indonesia bagian tengah. Dalam operasional setiap penerbangan, Lion Air selalu patuh dan menerapkan budaya keselamatan (safety culture). Keseriusan inilah yang menegaskan Lion Air mengutamakan aspek keselamatan dan keamanan penerbangan (safety first). Lion Air mengoperasikan tiga Airbus 330-300 (440 kursi) dan dua Airbus 330-900NEO (436 kursi). Rata-rata pesawat berusia muda. Seluruh pesawat telah menjalani perawatan intensif, dalam kondisi terbaik dan laik terbang (airworthy for flight). Sejalan komitmen Lion Air untuk mempertahankan operasional konsisten pada angka terbaik terhadap mutu layanan dan tingkat ketepatan waktu penerbangan, antara lain pengaturan pergerakan jamaah dan pesawat, koordinasi intensif bersama pihak terkait guna memastikan kelancaran setiap hari, mengaplikasikan standar prosedur pengoperasian pesawat udara menurut aturan dan petunjuk dari pabrik pembuat pesawat, termasuk pemeliharaan pesawat, pengecekan komponen pesawat, pelatihan awak pesawat serta hal lainnya. Lion Air memenuhi dan menjalankan ketentuan operasional menurut masing-masing negara serta aturan internasional. Penerbangan tujuan Jeddah dan Madinah ini terlaksana setelah Lion Air memenuhi semua kualifikasi dan persyaratan dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia dan otoritas penerbangan sipil Arab Saudi atau General Authority of Civil Aviation (GACA) termasuk audit keselamatan dan keamanan. Layanan umrah 2019, Lion Air menargetkan tingkat kinerja ketepatan waktu (on time performance/ OTP) lebih dari 85%. Keseriusan ini seiring bentuk memberikan layanan terbaik kepada jamaah umrah berdasarkan sistem terstruktur dan komprehensif antara perawatan pesawat, operasional di bandar udara serta keputusan cepat dan tepat guna meminimalisir dampak keterlambatan penerbangan. Dalam kaitan perjalanan udara sesuai aspek keselamatan, Lion Air telah menghimbau kepada seluruh jamaah antara lain agar tidak membawa barang berbahaya (dangerous goods) ke pesawat, tidak menerima titipan barang dalam bentuk apapun dari orang lain ke dalam pesawat, barang elektronik harus dilepas dari baterainya serta pengisi daya mandiri atau baterai portabel (powerbank) sesuai kriteria dari segi kapasitas yang boleh dibawa ke dalam kabin dan tidak diperbolehkan untuk digunakan selama penerbangan.
Editor: Administrator 3