Menteri Perdagangan G20 Berkomitmen Pulihkan Ekonomi Akibat Pandemi


Jakarta, 16 Oktober 2021 – Menteri Perdagangan negara-negara anggota G20 berkomitmen untuk berkontribusi dalam pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19. Komitmen ini dituangkan dalam pernyataan bersama para menteri sebagai hasil pertemuan ‘G20 Trade and Investment Ministers’ Meeting (TIMM), Selasa (12/10) di Sorrento, Italia. Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi memimpin Delegasi Indonesia dalam pertemuan tersebut.

Mendag Lutfi menyampaikan, pertemuan G20 TIMM kali ini juga menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk mengajak dunia pulih dan bangkit bersama dari pandemi Covid-19. Semangat ini menjadi misi Indonesia pada Presidensi G20 tahun 2022 dengan tema utama “Recover Together, Recover Stronger”.

“Krisis pandemi telah memberi kita pelajaran penting bahwa di bawah Presidensi Italia, para Menteri Perdagangan negara G20 mampu hadir dan sepakat untuk mengembalikan perdagangan sebagai mesin penggerak pemulihan ekonomi. Indonesia siap memikul tanggung jawab sebagai Presidensi G20 tahun 2022 serta melanjutkan kerja dan memastikan agar kita dapat pulih bersama dan pulih dengan kuat pada tahun depan,” kata Mendag Lutfi.

Membuka pertemuan G20 TIMM, tuan rumah yaitu Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Italia, Luigi Di Matteo, menggarisbawahi narasi bahwa tantangan pemulihan pertumbuhan ekonomi global akibat pandemi memerlukan aksi konkret dari seluruh anggota G20 di segala lini, termasuk kebijakan perdagangan dan investasi. Perdagangan merupakan salah satu penopang utama pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang inklusif.

Italia sebagai ketua G20 tahun 2021 memprioritaskan aksi kolektif di bidang perdagangan dan investasi yang d?dasarkan pada tiga pilar 3P atau “People, Planet, and Prosperity” sebagai tema besar Presidensi G20 tahun 2021, dengan fokus pembahasan pada isu pemulihan ekonomi yang kuat, inklusif, dan berkelanjutan.

Untuk mendukung agenda 3P tersebut, G20 TIMM membahas beberapa topik terkait kebijakan perdagangan dan investasi, yaitu perdagangan dan kesehatan; perdagangan dan kelestarian lingkungan; partisipasi UMKM dalam perdagangan dunia; perdagangan jasa dan investasi; dukungan pemerintah khususnya di sektor industri; dan reformasi WTO. Pembahasan difokuskan untuk menyepakati Ministerial Statement yang nantinya akan menjadi bagian dari komitmen G20 Rome Leaders’ Declaration.

Presidensi G20 Italia juga mengangkat permasalahan isu government support yang telah berkontribusi pada distorsi perdagangan global dengan penekanan pada beberapa sektor vital yang dipandang telah mendistorsi perdagangan global.

Pertemuan G20 TIMM ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan G20 menuju Pertemuan Puncak pada 30–31 Oktober 2021 mendatang di Roma, Italia.

Dukungan Bagi UMKM dan Sistem Perdagangan Multilateral yang Adil Dalam pertemuan G20 TIMM ini, Mendag Lutfi juga mengutarakan bahwa upaya meningkatkan daya saing usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terutama di era digital seperti saat ini sangat membutuhkan dukungan secara global. Dukungan global ini penting untuk menciptakan persaingan yang adil. Mendag Lutfi juga mengungkapkan, sistem perdagangan internasional saat ini harus bersifat kolaboratif untuk menjamin kesejahteraan UMKM.

“Digitalisasi UMKM sangat bergantung pada inovasi dan teknologi yang umumnya tidak dimiliki negara berkembang seperti Indonesia. Tanpa adanya regulasi yang mumpuni di tingkat internasional, persaingan UMKM di era digital hanya menghasilkan ‘pemenang-pemenang’ yang justru mematikan usaha dan industri kecil nasional lainnya,” kata Mendag Lutfi dalam pertemuan.

Salah satu isu yang dibahas dalam pertemuan G20 TIMM adalah tantangan yang dihadapi UMKM dalam mempenetrasi pasar global. UMKM kini semakin dituntut untuk beradaptasi memanfaatkan teknologi digital dan berkontribusi terhadap lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.

Selain berbicara tentang dukungan kepada UMKM, Mendag Lutfi juga menyampaikan tentang sistem perdagangan multilateral yang berkeadilan. Mendag Lutfi secara tegas mengatakan, G20 memiliki kesempatan untuk menyerukan ketimpangan perdagangan internasional. Kapasitas yang pincang antara kemampuan negara berkembang dan negara maju dalam memberikan dukungan di sektor pertanian dan perikanan menghasilkan persaingan yang tidak sehat. Menurut Mendag Lutfi, G20 memiliki memiliki peran kunci untuk memberikan dorongan politis agar Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dapat memberi ruang kebijakan bagi negara berkembang.

“Momentum reformasi WTO merupakan peluang, khususnya bagi negara berkembang, untuk menyuarakan permasalahan ketimpangan sistem perdagangan multilateral yang telah berlangsung lama. Reformasi WTO sepatutnya mengedepankan aspek pembangunan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sejumlah perjanjian WTO,” tegas Mendag Lutfi.

Sejumlah Pertemuan Bilateral

Di sela-sela pertemuan G20 TIMM, Mendag Lutfi bertemu secara bilateral dengan sejumlah perwakilan negara mitra. Dalam pertemuan-pertemuan tersebut, Mendag Lutfi membahas persiapan Presidensi G20 Indonesia tahun 2022, Konferensi Tingkat Menteri (KTM) WTO ke-12, dan penguatan kerja sama perdagangan bilateral.

Sebelum G20 TIMM dimulai, Mendag Lutfi bertemu dengan Menteri Perdagangan Turki Mehmet Mus untuk mengintensifkan kerja sama perdagangan bilateral Indonesia-Turki. Mendag Lutfi menyampaikan kepada pihak Turki untuk kembali ke meja negosiasi CEPA dengan bersikap pragmatis dengan isu-isu dan bentuk perundingan yang diinginkan. Menteri Mehmet mengundang Mendag Lutfi ke Ankara untuk membahas target peningkatan perdagangan kedua negara dan menyusun langkah-langkah yang diperlukan. Mendag Lutfi mengutarakan beberapa area kerja sama dapat dilakukan Indonesia dan Turki untuk meningkatkan kerja sama perdagangan seperti industri pertahanan dan industri halal.

Berikutnya, Mendag Lutfi melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden sekaligus Kepala Departemen Ekonomi, Pendidikan, dan Riset Swiss Guy Parmelin. Presiden Parmelin menyampaikan dukungan seremoni implementasi Indonesia-EFTA CEPA yang akan dilakukan pada 1 November 2021. Presiden Parmelin juga berencana melakukan kunjungan kerja bersama delegasi bisnis Swiss pada Februari atau Maret 2022 sekaligus menyambut diselesaikannya perundingan Indonesia-Swiss Bilateral Investment Treaty (BIT). Swiss juga menyampaikan dukungan terhadap Indonesia dalam menyambut Presidensi G20 tahun 2022, dan berharap agar Swiss dapat melanjutkan partisipasinya di G20. Mendag Lutfi menyambut baik kerja sama dengan Swiss dan mengharapkan peningkatan hubungan perdagangan dan investasi kedua negara.

Selanjutnya, Mendag Lutfi bertemu dengan Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Kerja Sama Pembangunan Belanda Tom de Bruijn. Meski bukan anggota G20, Menteri Tom mengutarakan keinginan untuk tetap dapat berpartisipasi pada pertemuan G20 di masa Presidensi Indonesia tahun 2022. Kedua belah pihak juga membahas persiapan perundingan KTM WTO ke-12 mendatang. Menanggapi isu terkait semakin berkembangnya kebijakan perdagangan yang berkaitan erat dengan isu kesehatan, lingkungan, dan pekerja, Indonesia menyampaikan kepentingan untuk selalu mengedepankan aspek-aspek pembangunan dan kolaborasi.

Selain itu, Mendag Lutfi juga bertemu antara lain dengan Menteri Perdagangan Arab Saudi Majid Abdullah Alkasabi, Menteri Negara Bidang Perdagangan Internasional Inggris Anne-Marie Trevelyan, Menteri Perdagangan dan Industri India Piyush Goyal, dan Menteri Perdagangan dan Industri Afrika Selatan Ebrahim Patel.

Editor: Marketing Exabytes
Publisher