Menuju Peningkatan Angka Ekspor bagi UKM 2021, Ninja Xpress Bekali Edukasi Ekspor melalui Aksilerasi II


Jakarta, 25 Maret 2021 - Sejalan dengan sikap optimisme Kementerian Koperasi dan UKM terkait kontribusi ekspor UKM yang akan meningkat menjadi 15,12 persen pada tahun 2021, Ninja Xpress selaku mitra UKM memiliki sikap optimisme yang serupa dengan ditunjukan melalui kelas “Ekspor untuk Pemula” di dalam kelas Aksilerasi II.

Dengan bekali UKM dengan edukasi terkait kiat-kiat dalam memulai ekspor untuk pemula ini menjadi salah satu upaya Ninja Xpress dalam membantu pemerintah memenuhi target peningkatan ekspor UKM di tahun 2021.

Data BPS menunjukan, saat ini perekonomian Indonesia dan 220 negara di dunia dihadapkan dengan dampak pandemi COVID-19. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020 minus 2,07 persen, terlihat turun jauh dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2019 yang berada di level 5,02 persen.

Kementerian Koperasi dan UKM pun optimis untuk meningkatkan target pada 2024 menjadi 21,60 persen. Dalam mewujudkan UKM naik kelas sebagai tulang punggung perekonomian nasional, Kementerian Koperasi dan UKM telah menerapkan beberapa indikator. Indikator tersebut adalah peningkatan kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) UKM, PDB koperasi, ekspor UKM, pertumbuhan startup koperasi, koperasi modern dan UKM naik kelas.

“Berbagai fasilitas kemudahan dari pemerintah untuk UKM melakukan ekspor tengah digelontorkan. Di situasi saat ini, Ninja Xpress yang sejak awal berdiri memberikan perhatian penuh terhadap perkembangan UKM negeri, kita merasa tergerak untuk lebih membantu UKM dalam memfasilitasi edukasi serta menjadikan kelas Aksilerasi II sebagai forum tanya jawab interaktif agar mendorong peranan dan kontribusi sektor UKM dalam pemulihan ekonomi Indonesia melalui devisa ekspor,” ujar Ignatius Eric Saputra, Country Head Ninja Xpress.

Sejumlah 30 UKM yang berhasil terpilih dalam kelas Aksilerasi II dibekali berbagai macam topik bahasan yang terangkum dalam fokus area pelatihan yang terdiri dari pemasaran digital, penjualan digital serta finansial. Salah satu topik yang dibahas di kelas tersebut adalah memulai ekspor untuk pemula yang diajarkan oleh Sensei Titan. Titan Sebastian adalah seorang CEO dari bimbelbook dan juga salah satu pendiri sekolahexport.co serta dikenal sebagai seorang marketers profesional yang menguasai bidang ekspor dan impor.

Pada kelas yang dibimbing oleh Sensei Titan tersebut, pelaku UKM yang terpilih diberikan edukasi mengenai ketentuan menjadi eksportir, cara atau pola pemasaran untuk menjangkau pasar ekspor, penentuan harga, hingga hal-hal penting lainnya terkait dengan bisnis ekspor.

“Kerap kali saya menemukan kendala utama UKM dalam mendapatkan buyer atau pembeli dari global, dan juga pengetahuan prosedur ekspor secara keseluruhan. Perlu diketahui, bisnis ekspor adalah bisnis pribadi kita sendiri, yang mengharuskan kepemilikan dari perusahaan atau usaha sendiri.

UKM dapat dikatakan siap menembus pasar global ketika UKM sudah memiliki  produk yang siap diproduksi secara kontinyu dan telah memiliki nilai jual di pasar global. Saya rasa kelas Aksilerasi II ini akan sangat berguna bagi UKM yang memiliki pemikiran visioner untuk mengembangkan bisnisnya ke tingkat internasional,” ujar Titan Sebastian.

Beberapa hal yang perlu dipahami sebagai salah satu penentu keberhasilan UKM dalam melakukan ekspor adalah memahami prosedur ekspor secara keseluruhan, yang tertuang dalam Incoterms (International Commercial Terms) atau seperangkat kode tiga huruf yang kerap kali digunakan dalam proses perdagangan internasional, dengan tujuan untuk mengatur agar tidak terjadi kesalahan interpretasi dalam pembuatan kontrak, dalam Incoterms ini telah diatur sebagai syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pengiriman atau penyerahan barang seperti, Free on Board (FOB), Cost and Freight (CFR), Carrier Insurance Freight (CIF), Ex Work (EXW), Free Carrier (FC), Free Alongside Ship (FAS), Carriage Paid To (CPT), Carriage and Insurance Paid to (CIP), Delivered At Frontier (DAF),  Delivered at  Ship (DAS), Delivered Ex Quay (DEQ), Delivered Duty Unpaid (DDU), Delivered Duty Paid (DDP).

Selain itu, komponen biaya yang juga perlu dihitung seperti, harga pokok produk, biaya handling produk, jasa EMKL, THC (Terminal Handling Charges), Bea keluar (Permenkeu No.13/PMK.010/2017), biaya Bank, biaya dokumen tambahan, biaya komisi agen, biaya freight untuk CFR, biaya asuransi untuk CIF.

Ninja Xpress melalui program Aksilerasi II berharap pelaku UKM negeri dapat memanfaatkan dan mempraktikan langsung bagaimana memulai bisnis ekspor untuk membantu mencapai target pemerintah dalam meningkatkan angka ekspor serta mengembangkan bisnis UKM lebih luas lagi.

“Komitmen Ninja Xpress sebagai mitra UKM, melalui program Aksilerasi ini, kami terus berupaya memberikan berbagai pelatihan dan informasi yang dapat membantu serta memudahkan bisnis UKM agar dapat berkembang hingga ke tingkat internasional.

Untuk itu, diakhir kelas Aksilerasi II ini pelaku UKM Negeri akan dibekali dukungan oleh Ninja Xpress berupa pembiayaan kampanye pemasaran dengan total nilai sebesar 150 Juta Rupiah,” tutup Ignatius Eric Saputra, Country Head Ninja Xpress.

Tentang Ninja Xpress

Hadir di Indonesia sejak tahun 2015, Ninja Xpress mendukung industri bisnis UKM hingga e-commerce  dengan menyediakan solusi layanan pengiriman berbasis teknologi inovatif, yang turut menyelesaikan kerumitan dari proses pengiriman paket. Ninja Xpress menghadirkan pilihan fleksibel bagi pelanggan, serta kemudahan sistem yang memungkinkan pelacakan paket secara real-time, pembayaran paket secara cash-on-delivery, serta layanan customer service yang profesional.

Dengan pemahaman mendalam terhadap sektor e-commerce dan perdagangan sosial, bersamaan dengan kebutuhan konsumen Indonesia, Ninja Xpress hadir untuk menciptakan solusi pengiriman melalui layanan teknologi yang memadai, serta menjadi solusi yang mampu menjangkau berbagai skala bisnis.

Editor: Marketing Exabytes
Publisher