SURABAYA 20 Mei 2021– PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X yang merupakan anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) memulai produksi tahun 2021 ditandai dengan Tanam Perdana Tembakau di Kebun Ajong Gayasan Jember (19/5) dan awal giling Pabrik Gula (PG) Ngadiredjo Kediri (20/5). Acara ini dihadiri langsung oleh Direktur Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Rionald Silaban, Asisten Deputi KBUMN Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan, Rachman Ferry Isfianto, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, Direktur PTPN X, Aris Toharisman, dan Direktur Pelaksana I Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Dikdik Yustandi.
Pabrik Gula (PG) Ngadiredjo menjadi PG pertama milik PTPN X yang mengawali giling di tahun 2021 dan akan segera diikuti oleh kedelapan pabrik gula lainnya. PG Ngadiredjo akan menggiling tebu sebanyak 732.615 ton dengan rendemen 8,25% dan memproduksi gula sebesar 60.538 ton. Rencananya giling PG Ngadiredjo akan berlangsung hingga September 2021. Di tahun 2021, PTPN X menargetkan produksi gula sebesar 275.658 Ton dengan jumlah tebu digiling sebesar 3,4 juta Ton. Sedangkan untuk angka rendemen ditargetkan sebesar 8,03% dengan produktivitas 73,17 Ton/Ha. Sedangkan untuk komoditi tembakau, PTPN X meningkatkan luas arealnya menjadi 605 Ha, dengan produksi daun hijau sebesar 11.641 ton. Produktivitas daun kering ditargetkan sebesar 1,89 Ton/Ha dengan produktivitas daun hijau ditargetkan sebesar 19,24 Ton/Ha. “PTPN X telah menunjukkan kinerja terbaiknya di tahun lalu. Terbukti dari komoditas tembakau, ada peningkatan di sisi luasan lahan dan juga produktivitas. Pada komoditas gula, PTPN X juga menunjukkan capaian-capaian produksi yang optimal. Saya yakin tahun 2021 ini segala target akan tercapai,” terang M. Abdul Ghani, Direktur Utama Holding Perkebunan. Rionald Silaban, selaku Direktur Jenderal Kekayaan Negara mengatakan bahwa, perkebunan merupakan bagian dari denyut ekonomi Indonesia, oleh karena itu sektor perkebunan merupakan sektor yang penting dimana Pemerintah telah mengucurkan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar 4 triliun. Direktur Jenderal Kekayaan Negara Rionald menyampaikan apresiasinya kepada PTPN Group khususnya Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) yang telah berupaya keras meyakinkan pemerintah bahwa dana yang telah dikucurkan berhasil guna. Rionald menambahkan bahwa hari ini, 20 Mei 2021, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, merupakan momentum yang pas dengan hari giling tebu perdana. Kami percaya penuh atas implementasi strategi Holding Perkebunan. Kami berharap dana investasi yang dikucurkan pemerintah dapat mendongkrak kinerja Holding Perkebunan dan selaras dengan tujuannya semula, yaitu dapat memulihkan perekonomian nasional dan dapat menjadi perusahaan yang memiliki produktivitas terbaik di industri gula nasional. Untuk komoditas tembakau, tahun 2021 ini Kebun Ajong Gayasan dan Kebun Kertosari Jember berkomitmen untuk memberikan performa terbaik dalam menghasilkan tembakau berkualitas yang sesuai dengan permintaan pasar, salah satunya di sisi komposisi kualitas NW sebesar 30%. Menargetkan areal tanam seluas 375.588 Ha dan produksi ekspor total 532.838 Kg, Kebun Ajong Gayasan optimis bisa meraup laba Rp 52 Miliar. “Ada peningkatan untuk komoditas tembakau yaitu penambahan luas areal tanam dari sebelumnya 500 Ha menjadi 605 Ha. Ini merupakan wujud kepercayaan dari investor kepada kebun tembakau milik PTPN X,” terang Aris Toharisman. Dalam kesempatan ini juga dilakukan pembahasan mengenai Dana PEN yang diberikan oleh Kementerian Keuangan RI melalui Investasi Pemerintah yang dilaksanakan oleh LPEI kepada PTPN X. Dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sejumlah Rp 327,629 M dimanfaatkan oleh PTPN X untuk on farm (Rp 274,45 M) maupun off farm (Rp 53,2 M). “Dana PEN akan kami manfaatkan seoptimal mungkin untuk peningkatan kinerja PTPN X khususnya di komoditas gula, salah satunya untuk perluasan areal (peremajaan tanaman), pembibitan, pembangunan sarana irigasi, menekan down time pabrik, dan sebagainya,” jelas Aris. Sementara itu, Direktur Pelaksana I LPEI Dikdik Yustandi menyatakan, bahwa LPEI sebagai Special Mission Vehicle Kementerian Keuangan RI mendukung upaya PTPN dalam menjalankan rencana bisnisnya. Dukungan itu diberikan dalam bentuk pendampingan dan pengawasan semua bentuk pemanfaatan dana investasi pemerintah. "LPEI yakin PTPN mampu mengelola dana tersebut dengan baik. Dengan demikian PTPN akan terus tumbuh dan Program Pemerintah dalam Pemulihan Ekonomi Nasional berjalan dengan baik," ujar Dikdik. Mengenai Holding Perkebunan Nusantara: PT Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang usaha agro bisnis, terutama komoditas kelapa sawit dan karet. Perseroan didirikan pada 11 Maret 1996 berdasarkan hukum pendirian merujuk pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 8 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996. Pemerintah kemudian mengubah pengelolaan bisnis BUMN Perkebunan dengan menunjuk Perseroan sebagai induk dari seluruh BUMN Perkebunan di Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2014 tanggal 17 September 2014. Sebagai perusahaan induk (holding company) BUMN di sektor perkebunan, Perseroan saat ini menjadi pemegang saham mayoritas 13 perusahaan perkebunan yakni PTPN I sampai dengan PTPN XIV, perusahaan di bidang pemasaran produk perkebunan yaitu PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT KPBN), perusahaan di bidang riset dan pengembangan komoditas perkebunan yaitu PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN) dan perusahaan di bidang pengembangan Human Capital yaitu PT LPP Agro Nusantara. Saat ini Perseroan secara konsolidasian merupakan salah satu perusahaan perkebunan terbesar di dunia berdasarkan total lahan konsesi perkebunan. Produk komoditas Perseroan mencakup komoditas anak perusahaan cukup terdiversifikasi antara lain kelapa sawit, karet, tebu, teh, kopi, tembakau dan kakao, serta produk hilirnya masing-masing. Berdasarkan data per 30 Juni 2020, areal tanaman PTPN III (Persero) dan Anak Perusahaan didominasi oleh tanaman kelapa sawit seluas 552.888 ha, tanaman karet seluas 154.737 ha, teh 30.279 ha serta areal tebu sendiri seluas 53.946 ha. Perseroan saat ini tengah melakukan upaya-upaya transformasi bisnis baik di sektor budidaya tanaman perkebunan (on farm), pengolahan tanaman perkebunan (off farm) serta unit-unit pendukungnya guna meningkatkan kinerja maupun produktivitas dan efisiensi bisnis.
Editor: Marketing Exabytes