Optimalkan IA-CEPA, Kemendag Bawa Pelaku Bisnis Indonesia ke Australia


Sydney, 11 Februari 2020 – Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia atau IndonesiaAustralia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) telah diratifikasi oleh DPR RI, 6 Februari lalu.

“Indonesia berharap, dengan telah diratifikasinya IA-CEPA ini, maka dalam 5 tahun ke depan, kedua negara sudah mempunyai peta jalan yang jelas (plan of action). Dengan demikian, diharapkan hubungan bilateral Indonesia-Australia akan semakin kuat dan saling menguntungkan,” demikian disampaikan Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Iman Pambagyo mewakili Menteri Perdagangan RI pada acara Forum Bisnis Indonesia-Australia yang digelar di Hotel Shangri La, Sydney, Australia, Selasa (11/2).

Untuk mengoptimalkan IA-CEPA tersebut, Kementerian Perdagangan membawa sejumlah pelaku bisnis Indonesia ke Australia. Para pelaku bisnis tersebut bergerak di bidang kayu, furnitur, dekorasi rumah, kerajinan, makanan dan minuman, kopi, pupuk, dan niaga elektronik (e-commerce). Dirjen PPI berharap, pebisnis Australia dapat melakukan diskusi yang bermanfaat dengan mitra mereka yang ikut serta dalam forum tersebut.

Untuk meningkatkan pemanfaatan IA-CEPA, para pebisnis diharapkan lebih mempersiapkan diri lebih baik dan memperkuat kerja sama dalam mengembangkan pasar, serta mendorong satu sama lain untuk melakukan hubungan bisnis.

“Untuk mengoptimalkan hasil perjanjian IA-CEPA tersebut, Kemendag membawa delegasi bisnis Indonesia ke Australia yang mewakili berbagai sektor untuk berpatisipasi dalam meningkatkan perdagangan kedua negara,” tegas Iman.

Saat ini, Indonesia melakukan kerja sama dengan Australia di berbagai bidang, di antaranya telekomunikasi, rumah sakit, pertambangan, asuransi, konstruksi, pendidikan tinggi, serta pelatihan kejuruan teknis. Indonesia juga memberikan tarif khusus untuk beberapa produk pertanian, termasuk biji-bijian pakan, dan untuk gulungan baja canai panas/dingin.

Dalam mengatasi hambatan perdagangan, Dirjen PPI menjelaskan bahwa terdapat beberapa strategi yang dilakukan pemerintah dalam upaya memperluas perdagangan yaitu dengan meningkatkan produktivitas dan daya saing, serta melanjutkan reformasi dalam perdagangan dan investasi agar lebih terintegrasi ke dalam ekonomi dunia.

Presiden RI Joko Widodo telah menetapkan 5 prioritas pembangunan, yaitu sumber daya manusia, infrastruktur, penyederhanaan peraturan, efisiensi birokrasi, dan transformasi ekonomi. Pada transformasi ekonomi, Kemendag telah menetapkan 4 kebijakan, yaitu meningkatkan partisipasi dalam Rantai Nilai Global (GVC); menyederhanakan prosedur perdagangan untuk mengurangi biaya dan waktu; meningkatkan efisiensi logistik; dan memperluas pasar.

Indonesia menyadari Indonesia tidak dapat memainkan perannya sendiri dalam perdagangan, namun membutuhkan mitra untuk tumbuh bersama, termasuk Australia. Di dunia yang semakin mengglobal ini, setiap negara membutuhkan negara lain sebagai partner untuk membangun dan memperluas bisnisnya.

Untuk itu, Dirjen PPI tak lupa mengundang para pebisnis Australia untuk datang ke Trade Expo Indonesia yang akan diadakan pada 30 September hingga 4 Oktober 2020 mendatang. Tahun 2019 lalu, terdapat 133 delegasi bisnis Australia yang datang ke acara tersebut dengan transaksi yang dihasilkan selama pameran mencapai USD 25,79 juta. Produk yang diminati dari Indonesia, antara lain produk pertanian, makanan olahan, rempahrempah, produk plastik, furnitur, herbal, dan barang konsumsi.

Selain itu, Dirjen PPI juga mengundang pebisnis Australia untuk mengunjungi Paviliun Indonesia di Expo 2020 Dubai yang akan diselenggarakan dari 20 Oktober 2020 hingga 10 April 2021. Paviliun Indonesia pada Expo 2020 Dubai akan menunjukkan perkembangan inovatif sumber daya alam berkelanjutan Indonesia, industri 4.0, ekonomi digital, dan beragam budaya dan sifat Indonesia yang indah sebagai pulau-pulau peluang yang ditampilkan.

Selanjutnya, kegiatan forum bisnis ini juga diisi dengan Diskusi Panel “IA-CEPA: A Pathway to Explore Opportunities Next Door” dengan narasumber yaitu State Director, NSW State Office, Trudy Witbreuk; Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Hubungan Internasional, Shinta Kamdani; Ketua Umum GAPMMI, Adhi Lukman; serta National President of AIBC, Philip Turtle.

Setelah forum bisnis, diadakan pula kegiatan penjajakan kesepakatan bisnis (business matching) yang mempertemukan pelaku usaha Indonesia dengan mitranya dari Australia. Kegiatan ini menghasilkan potensi nilai transaksi B-to-B sebesar USD 2,4 juta untuk produk makanan dan bumbu masak, kopi, produk perikanan, serta furnitur dan produk kayu.

Diharapkan, transaksi ini akan terus bertambah seiring dengan dicapainya kesepakatan-kesepakatan dagang yang saat ini masih dalam proses negosiasi.

Sekilas Perdagangan Indonesia-Australia

Indonesia dan Australia merupakan mitra strategis yang harus tumbuh bersama. Oleh karena itu, hubungan bilateral sangat penting bagi kedua negara.

Tahun 2019, total perdagangan Indonesia dan Australia mencapai USD 7,8 miliar. Produk ekspor utama Indonesia ke Australia yaitu minyak bumi, cerutu, kayu, monitor dan proyektor, ban, dan alas kaki. Sementara, produk impor utama dari Australia adalah minyak bumi, gandum dan meslin, batu bara, sapi hidup, ferro nikel, dan bijih besi.

Ekspor Indonesia ke Australia sebesar 1,2% dari total impor Australia dari dunia. Sementara, ekspor Australia ke Indonesia sebesar 3,1% dari total impor Indonesia dari dunia.

Untuk investasi, pada tahun 2018, Australia merupakan investor terbesar ke-10 di Indonesia, mencakup 635 proyek di Indonesia dengan jumlah total sekitar USD 597,4 juta. Saat ini, investasi Australia di Indonesia sebagian besar bergerak di bidang pertambangan, logam, pertanian, real estat, permesinan, dan transportasi.

Sementara, Indonesia merupakan negara tujuan investasi favorit ke-4 di dunia dan memiliki potensi besar. Berbagai bidang investasi cukup menarik minat pebisnis Australia, seperti maritim, logistik, pariwisata, teknologi informasi dan komunikasi, pendidikan tinggi, serta pelatihan kejuruan.

Editor: Marketing Exabytes
Publisher