PermataBank dan Erasmus Huis Gelar PPG ke-9


JAKARTA – Secara konsisten mendukung pewarta foto muda Indonesia dalam meningkatkan kemampuan mereka dan mewujudkan ide-ide mereka melalui foto bertutur yang akan menginspirasi siapa pun yang melihatnya, PermataBank bersama Erasmus Huis/ Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Indonesia kembali menyelenggarakan Pameran Permata PhotoJournalist Grant (PPG) yang memasuki tahun ke-9. Sejak dimulainya PPG sebanyak 86 pewarta foto dari 35 media di Indonesia yang telah sukses menyelesaikan program ini,  70 fotografer dari berbagai komunitas telah mengikuti program Training of Trainers dan lebih dari 1,200 peserta telah mengikuti seminar publik yang menjadi rangkaian program ini.

“Innovation” atau “Inovasi” merupakan tema PPG tahun ini. Kata inovasi memiliki beberapa definisi, yang umumnya dapat diartikan sebagai proses pengembangan pemanfaatan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki barang atau jasa, proses, atau sistem yang baru, yang memberikan nilai signifikan yang berarti secara ekonomi dan sosial. “Dengan tema Innovation menjadi kian menarik ketika 10 peserta mencoba menvisualisasikannya ke dalam karya-karya foto bertutur (photo story) mereka dengan beragam teknik, narasi, komposisi, visual dan warna dengan berbagai latarbelakang cerita mulai dari gaya hidup, isu sosial, lingkungan, ekonomi, seni dan budaya,” ujar Ridha D.M. Wirakusumah - President Director PermataBank.

Yolande Melsert - Director Erasmus Huis, Embassy of the Kingdom of Netherland di Jakarta menyampaikan, “Tahun 2020 ini merupakan tahun istimewa untuk Erasmus Huis, merayakan hari jadi ke-50. Menandai kerja sama budaya serta berbagi pengalaman dan nilai-nilai antara Belanda dan Indonesia yang telah berlangsung selama 50 tahun. Dan foto jurnalistik yang baik sangat penting artinya bagi kedua bangsa. Kebebasan pers dan jurnalis yang bermutu tinggi merupakan pilar utama bagi demokrasi. Dan kami sangat mendukung program ini.”

Pada hari ini menandai kelulusan bagi kesepuluh peserta terpilih yang akhirnya dapat menuntaskan program ini adalah:

1.     Adi Maulana Ibrahim (Katadata.co.id, Jakarta)

2.     Bisma Septalisma (CNNIndonesia.com, Bekasi)

3.     Hafitz Maulana (Tirto.id, Jakarta)

4.     Iqbal Lubis (Pewarta Foto Lepas, Makassar)

5.     Iqbal Septian Nugroho (merdeka.com, Jakarta)

6.     Jamal Ramadhan (kumparan.com, Jakarta)

7.     Mas Agung Wilis Yudha Baskoro (Jakarta Globe, Jakarta)

8.     Riska Munawarah (Pewarta Foto Lepas, Banda Aceh)

9.     Rivan Awal Lingga (Antara Foto, Jakarta)

10.  Sutanto Nurhadi Permana (Harian Umum Galamedia, Bandung)

Program PPG ke-9 tahun ini telah dimulai sejak 10 Desember 2019 lalu dengan 12 sesi kelas berdurasi dua kali dalam seminggu dan diakhiri 3 hari pelatihan intensif bersama Jenny Smets (Kurator Independen dan Editor Foto dari Belanda), dimana pada puncak program karya mereka diapresiasi dalam bentuk Buku dan Pameran Foto yang akan berlangsung mulai 5 Maret 2020 hingga 5 April 2020 di Erasmus Huis, Jakarta.

Tahun ini predikat The Best Work 2019 PPG ke 9 jatuh kepada Iqbal Lubis dengan karya bertajuk “Rambo” di Teluk Jakarta dan sebagai Runner-Up Riska Munawarah dengan karya Land of My Land yang akan memperoleh kamera Leica dari Leica Store Jakarta.

Dikesempatan ini juga diumumkan Hendra Eka dari Jawa Pos alumni PPG tahun 2018 sebagai penerima beasiswa Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam 2020 didukung penuh Erasmus Huis/ Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Indonesia. Melalui program ini 6 alumni PPG telah berkesempatan magang di agen foto terkenal dunia, NOOR, mengerjakan proyek foto mereka dengan bimbingan mentor Internasional Kadir van Lohuizen serta menghadiri acara World Press Photo Awards Day di Amsterdam, Belanda.

Melalui kurikulum yang berkualitas dengan didukung oleh para pengajar bereputasi internasional, PPG menjadi program pendidikan yang prestisius. Beberapa pewarta foto bereputasi dunia seperti Sasa Kralj (Kroasia), Kadir van Lohuizen (Belanda) co-founder NOOR photo agency, dan Jenny Smets (Belanda) kurator independen untuk pameran fotografi, pengajar, konsultan dan editor foto, hadir ke Indonesia untuk membantu peserta dalam proses tugas akhir, berbagi dalam seminar publik dan Forum Editor Foto. Juga turut terlibat program ini beberapa pengajar tetap dari PannaFoto Institute seperti Edy Purnomo, Rosa Panggabean dan Yoppy Pieter.

PROFIL PT BANK PERMATA TBK.   

PermataBank telah berkembang menjadi salah satu bank swasta utama yang menawarkan produk dan jasa inovatif melayani lebih dari 3 juta nasabah di 62 kota di Indonesia, PermataBank memiliki 316 kantor cabang, 16 cabang bergerak (Mobile Branch), 978 ATM dengan akses di lebih dari 100.000 ATM (VisaPlus, Visa Electron, MasterCard, Alto, ATM Bersama dan ATM Prima) dan jutaan ATM di seluruh dunia yang terhubung dengan jaringan Visa, Mastercard, Cirrus. Di kuartal ketiga 2019 ini, fitur layanan PermataBank memperoleh 5 penghargaan Satisfaction Loyalty & Engagement (SLE) Award 2019 berdasarkan survei Infobank dan Marketing Research Indonesia (MRI), salah satunya adalah peringkat #1 untuk kategori OVERALL-ENGAGEMENT INDEX 2019 (bank umum konvensional / bank buku 3). Di kuartal kedua, kartu kredit, kartu debit dan Unit Usaha Syariah PermataBank meraih peringkat I & II untuk Digital Brand Awards 2019 oleh Majalah InfoBank. Dalam hal layanan, PermataTel kembali meraih penghargaan Contact Center Service Excellence Award 2019 untuk 10 kategori, dari Majalah Service Excellence. PermataBank juga meraih berbagai peringkat service excellence di kategori Bank Umum dan Bank Unit Usaha Syariah, dalam Banking Service Excellence Award oleh majalah InfoBank bekerjasama dengan Market Research Indonesia. Sebagai pelopor dalam teknologi mobile banking dan mobile cash di pasar Indonesia, pada tahun 2018, Bank meluncurkan aplikasi PermataMobile X dengan 200 fitur andalan terkini.

Untuk informasi lebih lanjut terkait PermataBank kunjungi website kami di http://www.permatabank.com

PROFIL ERASMUS HUIS

Erasmus Huis adalah pusat kebudayaan Belanda di Jakarta. Terutama karena acara musik, akustik ruangan yang bermutu dan letaknya yang cukup strategis, Erasmus Huis berhasil membangun reputasi sebagai pusat kebudayaan yang aktif dan berjalan dengan baik. Tetapi acara Erasmus Huis tidak hanya berfokus pada musik saja. Erasmus Huis juga menggelar pameran, pemutaran film serta ceramah.

Erasmus Huis tidak saja mempersembahkan budaya Belanda, tetapi ingin memberikan ruang bagi seni, seniman dan kelompok Indonesia. Oleh karena itu, banyak acara musik klasik yang diselenggarakan oleh organisasi musik Indonesia. Di samping itu, Erasmus Huis juga menjadi tempat diadakannya sejumlah kegiatan yang diselenggarakan oleh pusat kebudayaan asing lainnya. Kerja sama budaya dengan Indonesia menjadi prioritas utama dalam kebijakan budaya Belanda. Hal ini dapat dimaklumi mengingat ikatan sejarah yang dimiliki antara Indonesia dan Belanda serta komitmen antara kedua negara sehubungan dengan pelestarian warisan budaya bersama. Di samping itu, Indonesia menjadi sumber inspirasi bagi sejumlah besar seniman muda dan kelompok di Belanda, sehingga menghasilkan sebuah program pertukaran seniman dan kelompok.

Hal Itu menjadikan latar belakang didirikannya Erasmus Huis pada tahun 1970. Awalnya pusat kebudayaan ini, yang dibuka oleh Pangeran Bernhard, berlokasi di Jalan Menteng Raya 25. Namun kemudian jelas tampak bahwa dibutuhkan gedung yang lebih besar untuk menampung segala kegiatan. Pada tahun 1981, Erasmus Huis pindah ke Jalan Rasuna Said di Kuningan. Di lingkungan baru ini suatu konsep baru untuk acara dibuat – yang hingga kini masih digunakan – dengan bekerja sama erat dengan sejumlah lembaga budaya di Jakarta dan menjadikan Erasmus Huis sebuah pusat penting bagi iklim budaya di Jakarta dan sekitarnya.

PROFIL PannaFoto Institute

PannaFoto Institute (Panna) adalah organisasi non-profit yang berkomitmen untuk membangun budaya berpikir terbuka melalui pendidikan fotografi dan visual storytelling.

Berdiri pada tahun 2006 di Jakarta dengan dukungan awal dari World Press Photo Foundation, Panna berfungsi sebagai platform untuk pendidikan fotografi dan visual storytelling berbasis kemampuan berpikir kritis. Didasari pertimbangan relevansi keberadaan Panna sebagai institusi pendidikan dengan perkembangan ekosistem fotografi dan masyarakat Indonesia di era digital, maka pendiri, pengurus, dan beberapa lulusan Panna bersama-sama meninjau kembali visi, misi, dan tujuan organisasi. Dalam rapat pada tanggal 20 Agustus 2019 di Jakarta, peserta rapat merumuskan ulang visi organisasi yaitu “Menjadi institusi pendidikan fotografi dan visual storytelling yang berkualitas, dan membentuk insan kreatif yang berpikir terbuka”.

Dalam perjalanan panjangnya, Panna telah menyelenggarakan beragam pelatihan, seminar, pameran foto, festival foto internasional dan menerbitkan buku foto. Salah satu keunggulan program pendidikan Panna adalah kemampuan para lulusannya untuk meraih prestasi serta bersaing di tingkat nasional dan global. Beberapa lulusan memberikan testimoni bahwa pendidikan Panna tidak hanya mengajarkan fotografi semata, melainkan menginspirasi dan mendorong perubahan pola pikir mereka.

Panna menjalin kerja sama dengan para mitra dalam menggunakan fotografi untuk melakukan advokasi dan membangun kesadaran publik atas isu-isu kritis seperti perubahan iklim dan politik identitas. Seiring dengan kiprah Panna di bidang pendidikan fotografi dan visual storytelling dalam kurun waktu lebih dari 13 tahun, kami telah bekerja dengan lembaga-lembaga nasional dan internasional serta ratusan individu berasal dari berbagai latar belakang budaya dan identitas.

Editor: Marketing Exabytes
Publisher