Persiapan Roll-Out di Provinsi Aceh, BSI Lakukan Konsolidasi Internal dan Eksternal


Aceh, 4 Mei 2021 –  Menjelang dilakukannya migrasi rekening dan penyatuan sistem atau biasa disebut roll out pada Bulan Juni nanti, Direksi Bank Syariah Indonesia melakukan silaturahmi dengan Gubernur Aceh Nova Iriansyah dan juga Wali Nanggroe Tgk Malik Mahmud Al Haytar. Dalam pertemuan tersebut, Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia, Tbk melaporkan kesiapan BSI dalam melakukan roll out di wilayah Aceh sekaligus meminta doa restu agar proses ini bisa berjalan dengan baik sehingga bisa melayani 2 juta Nasabah di Provinsi Aceh dan sekitarnya.

“Aceh istimewa bagi BSI, karena merupakan wilayah dengan jumlah cabang terbanyak di Indonesia” Ujar Heri Gunardi di Banda Aceh.

Gubernur Aceh Nova Iriansyah menyambut hangat kehadiran BSI di Bumi Nanggroe Aceh Darussalam karena berdekatan dengan momentum pelaksanaan Qanun Aceh Nomor 11 Tahun 2018 yang mengatur mengenai Lembaga Keuangan Syariah.

“Kami sudah memberikan ruang yang luas untuk kemajuan perekonomian Syariah di Aceh, dan kami menyambut baik kehadiran BSI di Aceh”, Ujar Nova Iriansyah.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur juga mengungkapkan harapannya agar kedepannya nanti BSI bisa bekerjasama dengan Bank Aceh Syariah sehingga makin banyak masyarakat Aceh yang mendapatkan pelayanan perbankan Syariah.

Selain bertemu dengan Gubernur, BSI juga bersilaturahmi dengan Wali Naggroe di Meuligoe Wali Nanggroe. Dalam pertemuan tersebut, jajaran Direksi BSI bertukar pikiran dengan Wali Nanggroe Tgk Malik Mahmud Al Haytar

Dalam pertemuan tersebut, Direktur Utama BSI, Heri Gunardi juga menyampaikan persiapan BSI untuk melakukan rool out Juni mendatang dan menyampaikan pesan bahwa kehadiran BSI di Aceh untuk memberikan manfaat bagi seluruh rakyat Aceh. Wali nanggroe berpesan agar BSI bisa terus memperhatikan sektor UMKM di Aceh.

Data per Maret 2021 BSI Region 1 Aceh akan melayani 2 juta Nasabah di Provinsi Aceh dan sekitarnya.

Sebagai informasi, Proses integrasi operasional cabang, layanan, dan produk dilakukan mulai 15 Februari sampai 30 Oktober 2021. Dalam periode tersebut, nasabah secara bertahap akan dihubungi untuk melakukan migrasi ke Bank Syariah Indonesia. Nasabah dapat menyampaikan informasi bila terdapat perubahan nomor telepon dan email.

Sementara untuk ATM, nasabah tetap dapat menggunakan jaringan ATM dari masing-masing bank asal maupun jaringan ATM yang bekerja sama, seperti jaringan ATM Prima, ATM Bersama, dan GPN. Sedangkan untuk mobile banking dan internet banking dari masing-masing bank asal tetap dapat digunakan dan diakses oleh nasabah sampai dengan informasi selanjutnya.

Untuk pembiayaan baru, nasabah dapat mengajukan ke cabang Bank Syariah Indonesia terdekat. Sedangkan, untuk pengajuan perpanjangan/restrukturisasi/penambahan fasilitas pembiayaan dapat dilayani oleh bank asal nasabah sebelumnya. Pembayaran angsuran pembiayaan nasabah tetap dibayarkan melalui rekening bank asal.

Terkait dengan informasi lebih lanjut mengenai migrasi rekening dan penukaran kartu ATM/debit yang baru, nasabah dapat menghubungi Bank Syariah Indonesia Call 14040 atau web resmi Bank Syariah Indonesia www.bankbsi.co.id.

Tentang PT Bank Syariah Indonesia Tbk

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (“Bank Syariah Indonesia”) adalah bank hasil penggabungan dari tiga bank Syariah  milik BUMN yakni PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank BRIsyariah Tbk. yang mulai  beroperasi pa; da 1 Februari 2021. Penggabungan ini menyatukan kekuatan ketiga bank syariah tersebut dan  bertujuan untuk mengoptimalkan potensi keuangan dan ekonomi syariah Indonesia yang besar.

Didukung sinergi dengan perusahaan induk (Mandiri, BNI, BRI) serta komitmen pemerintah melalui Kementerian  BUMN, Bank Syariah Indonesia memiliki visi untuk menjadi salah satu dari 10 bank Syariah terbesar di dunia dari  sisi kapitalisasi pasar dalam 5 tahun ke depan.

Bank Syariah Indonesia berstatus sebagai perusahaan terbuka yang tercatat sebagai emiten di Bursa Efek  Indonesia (ticker code: BRIS). Pasca merger, Bank Syariah Indonesia adalah bank syariah terbesar di Indonesia. Per  Desember 2020, Bank Syariah Indonesia memiliki total aset mencapai sekitar Rp240 triliun, modal inti lebih dari Rp22,60 triliun, Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 210 triliun, serta total pembiayaan Rp157 triliun. Selain itu  laba terkonsolidasi Bank Syariah Indonesia per Desember 2020 mencapai Rp2,19 triliun.

Dengan kinerja finansial tersebut, Bank Syariah Indonesia masuk dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia  dari sisi aset. Dari sisi jaringan, Bank Syariah Indonesia didukung oleh lebih dari 1.300 kantor cabang, lebih dari 2.400  jaringan ATM, serta didukung lebih dari 20.000 karyawan yang tersebar di seluruh Nusantara.

Seluruh aset dan kekuatan ini akan dioptimalkan Bank Syariah Indonesia untuk memberikan layanan dan produk  finansial syariah yang lengkap dalam satu atap untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan nasabah dari  berbagai segmen, mulai dari UMKM, ritel, komersial, wholesale, dan korporasi baik dalam maupun luar negeri.

Dewan Pengawas Syariah: Ketua: Dr. H. Mohamad Hidayat; Anggota: Dr. H. Oni Sahroni, MA; Anggota: Dr. Hasanudin, M.Ag; Anggota: Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, MSc.

Dewan Komisaris: Komisaris Utama Merangkap Komisaris Independen: Mulya E. Siregar; Komisaris: Suyanto; Komisaris: Masduki Baidlowi;  Komisaris: Imam Budi Sarjito; Komisaris: Sutanto; Komisaris Independen: Bangun Sarwito Kusmuljono; Komisaris Independen: M. Arief Rosyid Hasan; Komisaris Independen: Komaruddin Hidayat; Komisaris Independen: Eko Suwardi.

Direksi: Direktur Utama: Hery Gunardi; Wakil Direktur Utama 1: Ngatari; Wakil Direktur Utama 2: Abdullah Firman Wibowo; Direktur Wholesale Transaction Banking: Kusman Yandi; Direktur Retail Banking: Kokok Alun Akbar; Direktur Sales & Distribution: Anton Sukarna; Direktur Information Technology: Achmad Syafii; Direktur Risk Management: Tiwul Widyastuti; Direktur Compliance & Human Capital: Tribuana Tunggadewi; Direktur Finance & Strategy: Ade Cahyo Nugroho.

Editor: Marketing Exabytes
Publisher