Pertemuan Bilateral Indonesia-Turki Sepakati Percepatan Penyelesaian Perundingan IT CEPA


Ankara, 3 Februari 2020 – Pertemuan bilateral Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga dan Deputi Menteri Perdagangan Turki Gonca Yilmaz Batur berhasil mencapai beberapa kesepakatan. Yang paling utama, yaitu kesepakatan mempercepat penyelesaian Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Turki (IT CEPA). IT CEPA ditargetkan dapat diselesaikan tahun ini.

Pertemuan bilateral dilakukan pada Senin, (3/1) di Ankara, Turki, usai pelaksanaan perundingan IT CEPA putaran keempat yang berlangsung pada 30—31 Januari 2020 di kota yang sama. Dalam pertemuan tersebut, Wamendag didampingi Duta Besar Indonesia untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal serta Ketua Perunding Indonesia, Direktur Perundingan Bilateral Ni Made Ayu Marthini.

Pertemuan ini sekaligus menindaklanjuti pertemuan bilateral Menteri Perdagangan RI Agus Suparmanto dengan Menteri Perdagangan Turki Ruhsar Pekcan yang berlangsung di sela World Economic Forum 2020 di Davos, Swiss pada 22 Januari 2020 lalu. “Indonesia dan Turki sepakat agar IT CEPA dapat diselesaikan tahun ini,” jelas Wamendag Jerry.

Pada 2017, kedua Kepala Negara sepakat meningkatkan total perdagangan menjadi USD 10 miliar pada 2023. “Penyelesaian dan implementasi IT-CEPA diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk mencapai target tersebut,” imbuh Wamendag.

Wamendag juga menyampaikan beberapa hal yang menjadi perhatian utama bagi Indonesia. Indonesia berharap mendapat “level of playing field” yang lebih baik dari negara-negara mitra perdagangan bebas (FTA) Turki lainnya, karena bea masuk (customs duties) yang cukup tinggi. Selain itu, Wamendag juga menekankan pentingnya kerja sama ekonomi (economic cooperation) dalam cakupan IT-CEPA sebagai nilai tambah dariIT CEPA yang komprehensif.

Sementara itu, Made menyampaikan perkembangan terkini dari putaran ke-4 ITCEPA yang berlangsumg cukup baik.“Kedua delegasi berharap putaran ke-5 perundingan diakselerasi dan akan memasuki pembahasan penurunan tarif untuk akses pasar barang masing-masing negara,” jelasnya.

Selanjutnya, kedua pihak menyepakati kerja sama dalam akreditasi dan standar halal. "Dengan kerja sama ini diharapkan Indonesia dan Turki dapat saling memenuhi kebutuhan akan produk-produk halal kedua negara," jelas Wamendag.

Indonesia dan Turki juga sepakat bekerja sama dalam pembangunan dan pengembangan infrastruktur, khususnya dengan pemindahan ibu kota Indonesia yang baru ke Kalimantan; serta meningkatkan frekuensi penerbangan dari dan ke kedua negara.

Pertemuan Bisnis dengan Pelaku Usaha Turki

Seiring dengan upaya penyelesaian perundingan IT CEPA, Wamendag Jerry secara intensif terus melakukan pendekatan kepada para pelaku usaha Turki. Salah satunya melalui pertemuan bisnis dengan The Union of Chambers and Exchanges of Turkey (TOBB) dan Foreign Economic Relations Board of Turkey (DEIK). Pertemuan dihadiri sekitar 20 pelaku usaha Turki.

"Pertemuan ini merupakan kesempatan untuk berinteraksi dan berdialog dengan sektor swasta di Turki. Melalui pertemuan ini, Pemerintah Indonesia bisa mendapatkan masukan untuk peningkatan perdagangan dan mendapatkan dukungan untuk penyelesaian perundingan IT CEPA," jelas Wamendag.

Dalam pertemuan tersebut, Wamendag juga menyampaikan, saat ini Pemerintah Indonesia terus berupaya melakukan penyederhanaan peraturan dan kesesuaian antara peraturan pemerintah pusat dan daerah.

Sedangkan perwakilan dari TOBB menyampaikan optimismenya untuk meningkatkan hubungan dagang kedua negara.

Sementara itu, Dubes Iqbal menyampaikan, akan menindaklanjuti pertemuan ini dengan menggelar pertemuan teknis. Dubes Iqbal berharap para anggota DEIK dapat berbisnis dengan para pelaku usaha Indonesia. "Kami akan memberikan prioritas kepada DEIK untuk meningkatkan perekonomian kedua negara. Kami juga akan melalukan pembahasan lebih detail dengan DEIK untuk membuka jalan bagi kedua negara untuk saling mengenal dan bekerja sama," pungkas Dubes Iqbal.

Sekilas Perdagangan Indonesia-Turki

Perdagangan Indonesia-Turki pada periode Januari--November 2019, total perdagangan sebesar USD 1,38 miliar, dengan surplus sebesar USD 733,73 juta bagi Indonesia. Sedangkan pada 2018 mencapai USD 1,79 miliar. Ekspor Indonesia senilai USD 1,18 miliar, sementara impor dari Turki senilai USD 611,52 juta sehingga surplus sebesar USD 569,85 juta bagi Indonesia. Pangsa pasar produk Indonesia di Turki tahun 2018 sebesar 0,59 persen.

Komoditas ekspor utama Indonesia ke Turki tahun 2018, yaitu minyak kelapa sawit dan turunannya (USD 148 juta), karet alam (USD 132 juta), serat stapel tiruan (USD 112 juta), benang serat stapel sintetis (USD 108 juta), dan benang filamen sintetik (USD 94 juta).

Sementara komoditas impor utama Indonesia dari Turki tahun 2018 yaitu minyak mentah (USD 254 juta), tembakau belum diolah (USD 35 juta), karbonat (USD 24 juta), borat (USD 22 juta), serta bijih kromium dan konsentrat (USD 11 juta).

Pada 2018, Turki tercatat sebagai mitra investor ke-39 terbesar bagi Indonesia dengan nilai mencapai USD 3,7 juta dan jumlah proyek sebanyak 48.

Editor: Marketing Exabytes
Publisher