Jakarta, 14 Desember 2021 – Selama lebih dari 60 tahun, Johnson & Johnson telah berdedikasi untuk meningkatkan tingkat kesembuhan penderita gangguan jiwa. Selama setengah abad terakhir, Janssen Pharmaceutical Companies of Johnson & Johnson telah menemukan, mengembangkan, dan meluncurkan banyak perawatan inovatif untuk kondisi yang memengaruhi otak dan sistem saraf pusat. Kesehatan jiwa berdampak pada kesehatan fisik, sosial, dan ekonomi individu dan masyarakat di seluruh dunia. Lebih dari tiga perempat orang yang menderita penyakit jiwa tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah dimana akses untuk perawatan kesehatan jiwa yang berkualitas sangat terbatas. Bahkan lebh dari 75% orang dengan gangguan jiwa tidak mendapatkan perawatan sama sekali. [1] Laporan baru menyerukan fokus yang lebih besar pada sub-tipe depresi Berdasarkan temuan utama dari dokumen white paper di wilayah Asia Pasifik bertajuk “Rising Social and Economic Cost of Major Depression: Seeing the Full Spectrum” yang disponsori oleh Johnson & Johnson Pte. Ltd. dan dilakukan oleh KPMG di Singapura, terdapat kurang dari separuh pasien yang berjuang melawan gangguan depresi mayor (Major Depressive Disorder / MDD) di kawasan Asia Pasifik menerima diagnosis[2], yang tepat, dengan 71% pasien MDD menderita gejala yang memburuk karena pengobatan tidak disesuaikan dengan kebutuhan mereka. [3] Data dari White Paper tersebut mengungkapkan bahwa Asia Pasifik memiliki tingkat penyakit depresi dan penyakit jiwa yang jauh lebih tinggi daripada bagian lain dunia. Dokumen tersebut menyoroti bahwa orang yang hidup dengan depresi 40% kurang produktif daripada individu yang sehat, sedangkan harapan hidup seseorang dengan MDD adalah 20 tahun lebih pendek dari rata-rata. [4] Penyebaran eksponensial dari pandemi COVID-19 juga bertindak sebagai faktor pendorong dalam pertumbuhan segmen tele-health di Indonesia. Ini sangat bermanfaat bagi pasien serta profesional terlatih dalam domain perawatan kesehatan mental karena memungkinkan individu untuk memanfaatkan konsultasi profesional tanpa harus mengunjungi rumah sakit atau pusat perawatan primer.
PT Johnson & Johnson Indonesia Melanjutkan Komitmennya untuk Kampanye Kesadaran Depresi
Jakarta, 14 Desember 2021 – Selama lebih dari 60 tahun, Johnson & Johnson telah berdedikasi untuk meningkatkan tingkat kesembuhan penderita gangguan jiwa. Selama setengah abad terakhir, Janssen Pharmaceutical Companies of Johnson & Johnson telah menemukan, mengembangkan, dan meluncurkan banyak perawatan inovatif untuk kondisi yang memengaruhi otak dan sistem saraf pusat. Kesehatan jiwa berdampak pada kesehatan fisik, sosial, dan ekonomi individu dan masyarakat di seluruh dunia. Lebih dari tiga perempat orang yang menderita penyakit jiwa tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah dimana akses untuk perawatan kesehatan jiwa yang berkualitas sangat terbatas. Bahkan lebh dari 75% orang dengan gangguan jiwa tidak mendapatkan perawatan sama sekali. [1] Laporan baru menyerukan fokus yang lebih besar pada sub-tipe depresi Berdasarkan temuan utama dari dokumen white paper di wilayah Asia Pasifik bertajuk “Rising Social and Economic Cost of Major Depression: Seeing the Full Spectrum” yang disponsori oleh Johnson & Johnson Pte. Ltd. dan dilakukan oleh KPMG di Singapura, terdapat kurang dari separuh pasien yang berjuang melawan gangguan depresi mayor (Major Depressive Disorder / MDD) di kawasan Asia Pasifik menerima diagnosis[2], yang tepat, dengan 71% pasien MDD menderita gejala yang memburuk karena pengobatan tidak disesuaikan dengan kebutuhan mereka. [3] Data dari White Paper tersebut mengungkapkan bahwa Asia Pasifik memiliki tingkat penyakit depresi dan penyakit jiwa yang jauh lebih tinggi daripada bagian lain dunia. Dokumen tersebut menyoroti bahwa orang yang hidup dengan depresi 40% kurang produktif daripada individu yang sehat, sedangkan harapan hidup seseorang dengan MDD adalah 20 tahun lebih pendek dari rata-rata. [4] Penyebaran eksponensial dari pandemi COVID-19 juga bertindak sebagai faktor pendorong dalam pertumbuhan segmen tele-health di Indonesia. Ini sangat bermanfaat bagi pasien serta profesional terlatih dalam domain perawatan kesehatan mental karena memungkinkan individu untuk memanfaatkan konsultasi profesional tanpa harus mengunjungi rumah sakit atau pusat perawatan primer.
Publisher