JAKARTA. Gaung penurunan suku bunga kredit sudah bergema. Perbankan sudah mengisyaratkan penurunan bunga kredit pasca Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) di bulan Juli 2019. Praktis, sebagai tahap awal perbankan mulai menyesuaikan tingkat bunga dana, lambat laun suku bunga kredit pun akan menyusut.
Lebih lanjut, Jahja menjelaskan secara selektif perseroan pun sebenarnya telah menurunkan bunga kredit. "KPR dan KKB juga kalau kami buat event pasti bunganya akan turun," terangnya kepada Kontan, Selasa (6/8). Namun, bank swasta terbesar di Indonesia ini tak begitu yakin bunga kredit bakal susut hingga akhir tahun. Menurutnya, hal ini tergantung dari bunga acuan The Fed. "Kelihatannya mereka (The Fed) belum mau turun lebih lanjut," sambungnya.
Di sisi lain, Direktur Kepatuhan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Mahelan Prabantarikso beranggapan penurunan BI 7 days reverse repo rate menjadi 5,75% hingga saat ini belum berdampak pada penurunan suku bunga dana. Artinya, perebutan likuiditas di pasar masih terus berlanjut.
Pun, bank spesialis KPR ini memilih untuk menunggu kondisi pasar sebelum menurunkan bunga kredit. Ia juga memastikan net interest margin (NIM) perbankan akan terangkat akhir tahun ini lantaran biaya dana mulai surut. Apalagi, jika BI kembali mengkoreksi bunga acuan.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Mayapada Tbk Haryono Tjahjarijadi bilang pihaknya tengah berupaya menurunkan bunga dana sebelum turunkan bunga kredit. "Penurunan bunga kredit sangat bergantung pada likuiditas pasar," tegasnya. Haryono memandang bunga kredit baru akan turun satu hingga dua bulan mendatang.
Bank Mayapada mengaku sudah menurunkan bunga dana sebesar 10 bps- 25 bps sejauh ini. Haryono meyakini tren bunga perbankan ke depan akan terus turun apabila likuiditas sudah kembali normal diikuti dengan perbaikan biaya dana. (Marshall Sautlan) Editor: tendi mahadi