Ubah Sampah Jadi Energi, Indonesia Jalin Kerjasama dengan Denmark


Jakarta, Biro Humas Kementerian LHK, Selasa 2 Mei 2017. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya bersama Menteri Kerjasama Pembangunan Denmark, Ms Ulla Tørnæs pada Selasa, 2 Mei 2017, mengitari pantai utara Jakarta untuk melihat kondisi sampah pantai. Berangkat pada siang hari dari Pelabuhan Muara Angke, Menteri Siti dan Ms Ulla memilih untuk duduk di buritan kapal agar dapat melihat dengan jelas kondisi yang ada.

Menurut Menteri Siti, tingkat ketercemaran laut di pantai utara DKI ini tergolong berat. Hasil pengamatan bersama Ms Ulla, di beberapa titik masih dijumpai sampah  yang mengapung di permukaan laut. Warna air laut pun sangat keruh dan kotor. "Kita dapat membayangkan, betapa besarnya tantangan yang dihadapi Indonesia dalam pengelolaan sampah dan air.", ucap Siti Nurbaya kepada Ms Ulla dan Delegasi Denmark lainnya.

Menurut data nasional dan profil dasar limbah padat, produksi sampah di Indonesia saat ini mencapai 64 juta ton per tahun. Tahun 2025, pemerintah menargetkan pengurangan sampah sebesar 30 persen atau 20,9 juta ton/tahun. Sedangkan target penanganan sampah sebesar 70 persen atau 49, 9 juta ton/tahun. Komposisi sampah di Indonesia terbagi menjadi organik 60 persen, plastik 15 persen, kertas 10 persen, dan lainnya (metal, kaca, kain, kulit) 15 persen. Dengan kondisi tersebut, Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk menghasilkan energi dari sektor sampah.

Bertempat di Museum Bahari, Jakarta, pemerintah Republik Indonesia dan Kerajaan Denmark sepakat bekerjasama untuk mengatasi masalah sampah dan air. Melalui Letter of Intent(LoI) antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia dengan Kementerian Luar Negeri Denmark yang juga mewakili Kementerian Lingkungan dan Pangan dilakukan kolaborasi untuk pengelolaan sampah dan air.

LoI diharapkan menjadi tanda dimulainya pola kerjasama baru antara kedua Negara dalam bidang pengelolaan sampah dan air. Denmark juga akan mengalokasikan dana 1 juta DKK untuk mendukung kegiatan, melalui sharing best practice dan inovasi.

Pemerintah Indonesia terbuka dengan segala investasi untuk keperluan dan kepentingan Indonesia termasuk pengelolaan sampah. "Presiden menegaskan berkali-kali bahwa sampah adalah problem bagi kita, kalau sampah bisa menjadi resources dan ada investornya yang baik, kita welcome.", terang Menteri Siti. Saat ini, Denmark telah mampu mendaur ulang sampahnya hingga 70 persen, dan mengubahnya menjadi energi.

Bentuk kerjasama ini adalah Government to Government (G2G) Cooperation dimana akan ada pakar dari Denmark yang ditugaskan di Indonesia. Rencananya, pakar  tersebut akan mulai bekerja di Indonesia bulan Juli 2017 mendatang. "Tujuan kerjasama ini adalah transfer teknologi dan pengetahuan, juga berkontribusi mengembangkan solusi pengelolaan sampah dan air.", jelas Ms Ulla.

Editor: Administrator 3