10 Negara Termiskin di Dunia 2023, Mana Saja?



KONTAN.CO.ID - Negara-negara termiskin di dunia diklasifikasikan sebagai ekonomi berpenghasilan rendah dalam sistem peringkat empat tingkat Bank Dunia. 

Melansir World Population Review, pemeringkatan ini didasarkan pada pendapatan nasional bruto (GNI) per kapita masing-masing negara, yang merupakan ukuran dari total pendapatan negara tersebut dibagi dengan jumlah penduduknya. 

GNI sangat mirip dengan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita. Kedua metrik tersebut mengukur nilai dolar dari semua barang dan jasa yang diproduksi di suatu negara. Akan tetapi GNI juga mencakup pendapatan yang diperoleh melalui sumber internasional (seperti investasi asing atau kepemilikan real estat). 


Oleh karena itu, GNI dianggap sebagai ukuran kesehatan ekonomi suatu negara yang sedikit lebih akurat.

GNI biasanya dinyatakan dengan dua cara. Yang pertama adalah dalam dolar AS, dihitung menggunakan teknik yang disebut metode Atlas untuk membandingkan mata uang masing-masing negara. 

Yang kedua adalah "paritas daya beli dolar internasional", mata uang hipotetis yang terkait dengan nilai dolar AS pada tahun tertentu. 

Di bawah sistem Bank Dunia, negara berpenghasilan rendah adalah negara yang memiliki GNI (disesuaikan dengan dolar AS saat ini) kurang dari US$ 1.046 per 01 Juli 2021.

Baca Juga: Ekonomi Ambruk, Kelas menengah di Lebanon Lenyap

Daftar 10 Negara Termiskin Dunia

Mengutip World Population Review, berikut adalah 10 daftar negara termiskin dunia:

1. Burundi - US$ 270

Melansir Global Finance, negara kecil Burundi yang terkurung daratan, yang dilanda konflik etnis Hutu-Tutsi dan perang saudara, menduduki peringkat kemiskinan dunia. Dengan sekitar 90% dari hampir 12 juta penduduknya bergantung pada pertanian subsisten (dan sebagian besar dari mereka hidup dalam kemiskinan ekstrem), kelangkaan pangan menjadi perhatian utama: tingkat kerawanan pangan hampir dua kali lebih tinggi dari rata-rata sub-Sahara negara-negara Afrika. 

Selain itu, akses ke air dan sanitasi masih sangat rendah, dan kurang dari 5% penduduk memiliki listrik. Semua masalah ini, tentu saja, diperburuk oleh pandemi dan perang di Ukraina.

2. Somalia - US$ 310

Mengutip Global Finance, tiga dasawarsa kekerasan internal dan konflik yang mengakibatkan ratusan ribu orang mengungsi. Selain itu, seringnya terjadi kekeringan dan banjir yang diikuti oleh kelaparan dan penyakit, kurangnya akses ke layanan kesehatan, hingga tingkat pengangguran yang tinggi membuat warga Somalia terutama kaum muda semakin putus asa.

Pertumbuhan PDB berkelanjutan yang ditunjukkan pada bagian akhir dekade terakhir terganggu pada tahun 2020 oleh efek gabungan dari pandemi virus corona, serangan belalang yang belum pernah terjadi sebelumnya di zaman modern dan banjir yang meningkat. Faktor-faktor tersebut menyebabkan ekonomi berkontraksi. Kemudian, ketika pemulihan yang lemah sedang berlangsung, blokade ekspor gandum Ukraina membuat negara itu semakin putus asa, mengisi fasilitas kesehatan setempat dan dengan anak-anak yang kekurangan gizi parah.

Baca Juga: Subsidi Energi Jadi Kunci Menahan Kenaikan Angka Kemiskinan

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie