100 karyawan di-PHK, begini kondisi keuangan Bukalapak



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bukalapak tengah menjadi perbincangan hangat saat ini. Sebab, salah satu perusahaan rintisan (startup) yang telah menyandang status unicorn di Indonesia ini, dikabarkan bakal melakukan aksi Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK) massal terhadap karyawannya.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan, karyawan yang terkena PHK sebanyak 100 dari keseluruhan 2.600 karyawan.

Adapun Chief of Strategy Officer of Bukalapak Teddy Oetomo mengungkapkan efisiensi agar perusahaan bisa mencetak untung menjadi salah satu alasan dari PHK tersebut.


Baca Juga: Rudiantara bilang Bukalapak hanya PHK 100 dari 2.600 karyawan

Lalu, bagaimana sebenarnya kondisi keuangan Bukalapak? Berdasarkan penelusuran Kompas.com dalam laporan keuangan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), kinerja keuangan Bukalapak sedikit tertahan dalam satu tahun terakhir.

Bukalapak membukukan pendapatan sebesar Rp 69,76 miliar sepanjang semester I 2019. Sementara tahun lalu, Bukalapak berhasil mencatatkan pendapatan hingga Rp 119,05 miliar. Selain itu, beban pokok pendapatan justru melonjak dari hanya Rp 3,83 miliar pada tahun 2018 dan melonjak hingga 12 kali lipat menjadi Rp 37,73 miliar pada semester I tahun ini.

Utang perusahaan pun mengalami lonjakan dari sebesar Rp 56,8 miliar di semester I 2019 menjadi Rp 84,3 miliar tahun ini. Adapun untuk utang lain-lain, perusahaan mencatatkan pertumbuhan, yaitu dari Rp 1,96 miliar menjadi Rp 2,95 miliar.

Baca Juga: Rudiantara pastikan industri digital tak bangkrut

Entitas perusahaan PT Kreatif Media Karya yang merupakan anak perusahaan EMTK tersebut mencatatkan piutang usaha sebesar Rp 18,98 miliar, lebih rendah dari tahun lalu yang mencapai Rp 34,26 miliar.

Di sisi piutang lain-lain, Bukalapak mencatatkan pertumbuhan menjadi Rp 79,88 miliar dari sebelumnya Rp 63,90 miliar. Sebagai informasi, sebesar 35,17% saham Bukalapak dimiliki oleh KMK. Adapun KMK sendiri merupakan anak usaha dari EMTK yang memiliki 99,9% sahamnya.

Ingin Cetak Laba

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie