11 Menit ke Polandia, 17 Menit ke Brussel: Rudal Nuklir Rusia Resmi Siaga di Belarus



KONTAN.CO.ID - Rusia menyatakan bahwa sistem rudal Oreshnik, yang mampu membawa hulu ledak nuklir, kini telah resmi masuk status operasional aktif di Belarus. Pengumuman ini disampaikan Kementerian Pertahanan Rusia pada Selasa, di tengah upaya Amerika Serikat yang sedang berada di fase krusial untuk mendorong kesepakatan damai guna mengakhiri perang Ukraina yang hampir memasuki tahun keempat.

Mengutip AP, Kementerian tersebut merilis video yang memperlihatkan kendaraan tempur peluncur rudal balistik jarak menengah bergerak melintasi kawasan hutan dalam latihan tempur.

Pengumuman ini menyusul pernyataan Presiden Belarus Alexander Lukashenko, yang sebelumnya mengonfirmasi bahwa sistem Oreshnik telah tiba di negaranya. Lukashenko menyebut, hingga 10 unit sistem rudal Oreshnik akan ditempatkan di Belarus.


Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya mengatakan bahwa Oreshnik akan mulai bertugas sebelum akhir tahun ini. Pernyataan itu disampaikannya dalam rapat dengan para petinggi militer Rusia, di mana ia juga memperingatkan bahwa Moskow akan memperluas capaian militernya di Ukraina jika Kyiv dan sekutu Baratnya menolak tuntutan Rusia dalam perundingan damai.

Pengumuman ini muncul di saat negosiasi damai Rusia–Ukraina berada pada titik genting. Presiden AS Donald Trump bahkan baru-baru ini menjamu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di resornya di Florida dan mengklaim bahwa kedua pihak “lebih dekat dari sebelumnya” menuju kesepakatan damai.

Baca Juga: Efek Ringgit Perkasa: Money Changer Diserbu, Indonesia Jadi Destinasi Favorit

Meski begitu, Rusia dan Ukraina masih berselisih tajam soal isu-isu kunci, seperti wilayah mana yang harus ditarik pasukannya serta nasib PLTN Zaporizhzhia, salah satu pembangkit nuklir terbesar di dunia yang kini dikuasai Rusia. Trump juga mengakui bahwa negosiasi yang dipimpin AS selama berbulan-bulan itu masih berpotensi gagal.

Putin berupaya menampilkan dirinya sebagai pihak yang bernegosiasi dari posisi kuat, seiring tekanan berat yang dihadapi pasukan Ukraina dalam menahan laju tentara Rusia yang lebih besar.

Rusia pertama kali menguji versi non-nuklir Oreshnik, yang dalam bahasa Rusia berarti “pohon hazelnut”, pada November 2024 untuk menyerang sebuah pabrik di Ukraina. Putin membanggakan bahwa Oreshnik memiliki beberapa hulu ledak yang melaju hingga Mach 10, sulit dicegat, dan jika digunakan secara konvensional dalam jumlah besar, dampaknya bisa setara dengan serangan nuklir.

Putin juga memperingatkan Barat bahwa Rusia bisa menggunakan Oreshnik terhadap negara-negara sekutu Ukraina yang mengizinkan Kyiv menyerang wilayah Rusia dengan rudal jarak jauh.

Kementerian Pertahanan Belarus menyebut Oreshnik memiliki jangkauan hingga 5.000 kilometer. Media pemerintah Rusia bahkan mengklaim rudal ini hanya membutuhkan 11 menit untuk mencapai pangkalan udara di Polandia dan 17 menit ke markas NATO di Brussel. Namun, sebelum menghantam target, hampir mustahil mengetahui apakah Oreshnik membawa hulu ledak nuklir atau konvensional.

Baca Juga: Tsunami Durian! Harga Musang King di Malaysia Ambruk ke Level Terendah 10 Tahun