17 proyek apartemen jadi penyumbang terbesar kenaikan NPL Bank BTN



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mencatat rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) cukup tinggi per Juni 2020. Itu terutama kredit konstruksi pada segmen perumahan dan kredit komersial pada segmen non perumahan.

Per Juni 2020, NPL gross BTN mencapai 4,71% atau senilai Rp 11,86 triliun. Naik dari level 3,32% atau Rp 8,32 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, NPL netnya turun dari 2,96% menjadi 2,4% seiring dengan meningkatnya pencadangan yang dilakukan bank spesialis KPR ini.

Kredit di sektor perumahan mencatat NPL sebesar 4,51%. Rinciannya, rasio kredit bermasalah KPR subsidi 1,23%, KPR non subsidi 4,24%, properti lainnya 5,56%, dan kredit konstruksi naik dari 8,67% jadi 18,4%.


Baca Juga: Bunga deposito Bank Mayora, Bank Bukopin, Bank Mega tertinggi

NPL sektor non perumahan tercatat 6,68%. Ini terdiri dari NPL kredit konsumer turun dari 2,53% jadi 1,94% dan kredit komersial meningkat dari 9,65% menjadi 12,47%.

Direktur Collection & Asset Management Bank BTN Elizabeth Novi mengatakan, peningkatan NPL terbesar terjadi pada kredit komersial di segmen perumahan karena penurunan penjualan dari debitur pengembang apartemen.

"Ada sekitar 17 debitur pengembang apartemen/highrise building yang bermasalah karena penurunan penjualan," ungkap Novi pada Kontan.co.id, Kamis (3/9).

Baca Juga: Alumni Bank Mandiri duduki kursi dirut bank anggota Himbara, berikut daftarnya

Kondisi pandemi Covid-19 berdampak besar menekan penjualan pengembang. Bahkan setelah restrukturisasi kredit yang dilakukan karena terdampak pandemi, BTN memperkirakan tidak semua debitur tersebut akan mampu bangkit. Akan ada juga yang berpotensi berkembang jadi NPL.

Editor: Noverius Laoli