Tiga ekonom ini ramal ekonomi Indonesia sudah hampir pasti masuk resesi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Resesi ekonomi ada di depan mata. Setelah mencatat pertumbuhan ekonomi negatif 5,32% year on year (yoy) di kuartal II-2020, ekonomi di kuartal III-2020 akan jadi penentu resesi. Tiga ekonom yang dihubungi Kontan.co.id sependapat resesi ekonomi pasti terjadi di 2020.

Ekonom Institute for Development on Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan, sudah pasti ekonomi di kuartal III-2020 berada di level negatif dan ekonomi Indonesia resesi. Namun, lebih baik daripada realisasi pada kuartal sebelumnya.

“Tapi jangan takut dengan resesi. Asal kuartal III-2020 negatifnya tidak melebihi minus 5%. Pemerintah harus kasih doping baik dari sisi permintaan dan penawaran,” kata Enny kepada Kontan.co.id, Rabu (2/9).


Baca Juga: Jumlah negara yang masuk jurang resesi ekonomi semakin banyak

Hanya saja, perlu intervensi lebih dari pemerintah baik dari percepatan penyaluran perlindungan sosial dan dukungan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Selain itu percepatan stimulus ke sektor rill.

Meski begitu, Enny bilang untuk menjaga daya beli masyarakat kelas menengah seharusnya pemerintah bisa ambil alih untuk segera menstabilisasi harga seperti bahan pokok dan menurunkan tagihan listrik, serta iuran Badan Penyelenggara  Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan.

Kata Enny, bila ekonomi di kuartal III-2020 tidak sedalam kuartal II-2020, maka mengindikasikan pemulihan ekonomi. Sehingga masih ada harapan ekonomi Indonesia bisa pulih di tahun depan. Enny memprediksi ekonomi dalam negeri minus 2% di akhir tahun ini.

Sejalan, Ekonom Indo Premier Luthfi Ridho menilai, resesi ekonomi akan tergantung pada realisasi penyaluran program PEN pada September ini. Sebab, sampai dengan 24 Agustus 2020, baru sebesar Rp 174,79 atau setara 25,1% dari pagu sebesar Rp 695,2 triliun.

Baca Juga: Tahun depan, penerimaan negara bukan pajak diperkirakan turun tipis

“Jadi kuncinya di September. Tapi, kalau Menkeu bilang kuartal III-2020 negatif, berarti menganggap di bulan September program PEN masih lambat penyerapannya,” kata Luthfi kepada Kontan.co.id, Rabu (2/9).

Editor: Noverius Laoli