​4 Fakta tentang wajib militer di Korea Selatan



KONTAN.CO.ID - Korea Selatan dan Korea Utara telah terlibat konflik berkepanjangan selama puluhan tahun. Melansir History, perang Korea Utara dan Korea Selatan dimulai pada 25 Juni 1950. 

Pada waktu itu, 75.000 prajurit Korea Utara melintasi paralel ke-38, batas antara Republik Rakyat Demokratik Korea yang didukung Soviet di sebelah Utara dan Republik Korea yang pro-Barat di Selatan. 

Kemudian, pada Juli 1950, pasukan Amerika Serikat (AS) memasuki perang atas nama Korea Selatan dan menyebutnya perang melawan kekuatan komunisme internasional. 


Setelah beberapa kali pertempuran di paralel ke-38, korban jiwa yang jatuh semakin meningkat tanpa ada hasil yang diharapkan. Para pejabat AS dengan cemas kemudian menyusun semacam gencatan senjata dengan Korea Utara.

Baca Juga: Drakor Start Up rilis 3 foto perubahan penampilan Nam Joo Hyuk, seperti apa?

Mereka khawatir, jika peperangan ini akan menjadi perang yang lebih luas dan melibatkan Rusia serta China, atau bahkan menjadi Perang Dunia III.

Akhirnya, pada Juli 1953, Perang Korea berakhir. Perang Korea relatif singkat tetapi termasuk salah satu perang paling berdarah dalam sejarah. Hampir 5 juta orang meninggal, lebih dari setengahnya adalah warga sipil. 

Namun, sejak perang dimulai hingga saat ini belum ada kesepakatan di antara kedua negara tersebut, hanya gencatan senjata. Sehingga, Korea Selatan pun memberlakukan wajib militer kepada penduduk laki-laki. 

Baca Juga: Korea Selatan siaga, menyusul Korea Utara siap uji coba rudal balistik kapal selam