4 Langkah turunkan kolesterol tanpa obat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kolesterol memang dibutuhkan oleh tubuh untuk membangun sel yang sehat. Akan tetapi, kadar kolesterol yang terlalu tinggi bisa meningkatkan berbagai risiko penyakit kronis, seperti penyakit jantung. Pasalnya, kolestrol tinggi bisa memicu penimbunan lemak di pembuluh darah. 

Timbunan tersebut bisa memicu penyumbatan arteri. Kondisi ini bisa menghambat peredaran darah bahkan menyebabkan pembuluh darah pecah. Padahal, pecahnya pembuluh darah bisa menyebabkan serangan jantung dan stroke. Untungnya, ada berbagai cara untuk mencegah hal buruk itu terjadi. 

Selain menggunakan obat medis, Ahli kardiologi dari Cleveland Clinic, Leslie Cho, mengatakan ada beberapa cara alami yang bisa kita lakukan untuk menurunkan kolesterol. Berikut cara tersebut: 

1. Ubah kebiasaan makan 


Cara terbaik untuk menurunkan kolesterol adalah dengan menghindari konsumsi lemak tak sehat (lemak jenuh) dengan pilihan lemak yang menyehatkan, yakni lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda. 

Baca Juga: Mungil dan asam, ini manfaat minum air jeruk nipis untuk kesehatan tubuh

Itu sebabnya, kita harus membaca label makanan dengan teliti sebelum mengonsumsinya. "Kita harus membatasi asupan lemak jenuh. Jangan mengonsumsinya lebih dari 2 gram per porsi dan itu harus mencakup kurang dari 7 persen dari asupan kalori harian," ucap Cho Lemak jenuh paling sering ditemukan dalam minyak sawit dan minyak kelapa, serta produk hewani seperti daging sapi, babi, dan kulit ayam. 

2. Tingkatkan konsumsi serat 

Cho merekomendasikankitaagar mengonsumsi 25 hingga 35 gram serat setiap hari. Pasalnya, serat mengikat kolesterol dan membantu menghilangkannya dari tubuh. Untuk meningkatkan asupan serat, kita bisa lebih banyak mengonsumsi kacang-kacangan, lentil, sayuran dan buah-buahan. 

Baca Juga: Terbukti secara ilmiah, inilah khasiat daun kelor untuk kesehatan

Tak hanya menurunkan kolesterol, konsumsi cukuo serat juga mengurangi risiko berbagai penyakit, mencegah sembelit dan membuat kita kenyang lebih lama. 

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie