KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anda penderita asam lambung? Begini cara minum kopi yang aman untuk para penderita asam lambung. Minum kopi sudah jadi kebiasaan bagi sebagian orang. Sayangnya, kopi dianggap bukan minuman yang baik untuk dikonsumsi para penderita asam lambung. Penderita penyakit asam lambung kerap dibuat ketar-ketir saat akan minum kopi. Pasalnya, kopi mengandung kafein dan bersifat asam yang berpotensi membuat asam lambung naik.
Melansir Harvard Health Publishing, mencegah penyakit asam lambung kumat bisa dilakukan dengan menjaga asupan dan gaya hidup sehat. Misalkan, mengganti obat jenis tertentu yang umumnya tidak ramah pemilik gangguan lambung. Bisa juga dengan menghindari makanan atau minuman tertentu yang terlalu asam, pedas, atau berlemak. Para penderita asam lambung seperti maag dan GERD bisa minum kopi tanpa perlu takut kadar asam lambung naik. Dengan catatan, para penderita asam lambung tahu cara aman minum kopi. Baca Juga:
5 Manfaat minum kopi hitam secara rutin untuk kesehatan tubuh Melansir
Verywell Health, berikut tips minum kopi yang aman untuk penderita gangguan lambung. 1. Dark roast Profil pemanggangan (roasting) biji kopi dapat memengaruhi kafein dalam kopi. Saat ditawari profil di kedai, pilih biji kopi yang dark ketimbang yang light. Kadar kafein dark roast disebut lebih rendah dan lebih minim senyawa yang memicu kenaikan asam lambung. 2. Cold brew Saat ditawari beragam opsi kopi di kedai, Anda pilih yang diseduh dengan teknik cold brew. Cold brew adalah teknik penyeduhan yang dilakukan dengan cara merendam bubuk kopi selama delapan jam.
Teknik ini disebut membuat kandungan kafein dan kadar asam kopi lebih kecil ketimbang teknik lainnya. 3. Biji kopi berkadar asam rendah Sejumlah varietas kopi memiliki kadar asam lebih rendah ketimbang yang lain. Terutama kopi jenis arabika, yang ditanam di ketinggian dataran tinggi. Selain varietas, kadar asam dan kafein dalam kopi juga dipengaruhi fermentasi, pemanggangan, sampai teknik menyeduh.
Baca Juga: 5 Bahaya Asam Lambung Kronis, Jangan Anggap Sepele Editor: Barratut Taqiyyah Rafie