KONTAN.CO.ID - Memahami kebiasaan yang berbeda antara kelas sosial ekonomi memberikan wawasan berharga tentang pembangunan kekayaan dan pengelolaan gaya hidup. Perbedaan ini melampaui tingkat pendapatan hingga mencakup pendekatan mendasar terhadap uang, pendidikan, dan hubungan. Dengan memeriksa kontras ini secara objektif, Anda dapat lebih memahami bagaimana kebiasaan memengaruhi hasil keuangan jangka panjang dan berpotensi menyesuaikan praktik yang bermanfaat dengan keadaan Anda.
Mengutip
New Trader U, berikut adalah lima perbedaan utama dalam hal kebiasaan antara kelas menengah dengan kelas atas: 1. Manajemen Aset: Pembayaran Bulanan vs. Penghasil Pendapatan Kelas menengah biasanya mendekati kepemilikan aset melalui metode pembiayaan tradisional, dengan fokus pada barang-barang penggunaan pribadi seperti rumah dan kendaraan. Keputusan keuangan mereka sering kali melibatkan pengelolaan pembayaran bulanan dan pembangunan ekuitas melalui kepemilikan tempat tinggal utama. Pendekatan ini menekankan stabilitas dan pengeluaran yang dapat diprediksi, mempertahankan skor kredit yang baik dan tingkat utang yang dapat dikelola.
Baca Juga: Ini Nilai Kekayaan Bersih yang Mendefinisikan Kelas Atas, Menengah, dan Bawah Bagi banyak keluarga kelas menengah, investasi paling signifikan yang akan mereka lakukan adalah tempat tinggal utama mereka, yang mereka lihat terutama sebagai tempat tinggal daripada sarana investasi. Sebaliknya, individu kelas atas memprioritaskan perolehan aset yang menghasilkan aliran pendapatan tambahan. Mereka sering melihat properti sebagai kendaraan investasi, bukan sekadar tempat tinggal, mencari peluang dalam real estat komersial, usaha bisnis, dan portofolio investasi yang beragam. Pendekatan mereka terhadap manajemen aset menekankan pada perolehan arus kas dan potensi apresiasi atas nilai penggunaan pribadi. Pola pikir ini mengarah pada perolehan berbagai properti, kepentingan bisnis, dan kepemilikan investasi yang dapat menciptakan aliran pendapatan pasif. Investor kelas atas sering memanfaatkan aset yang ada untuk mengembangkan aset baru, yang menciptakan efek bola salju dari akumulasi kekayaan. 2. Pendekatan Risiko: Keamanan Pertama vs Pengambilan Risiko Strategis Perilaku keuangan kelas menengah biasanya menunjukkan preferensi yang kuat untuk pengembalian yang terjamin dan kendaraan investasi yang stabil. Strategi investasi mereka sering berpusat di sekitar rekening pensiun yang disponsori perusahaan, sertifikat deposito, dan opsi berisiko rendah lainnya. Pendekatan yang hati-hati ini berasal dari kebutuhan untuk melindungi sumber pendapatan utama dan menjaga stabilitas keuangan. Fokusnya tetap pada pelestarian modal daripada menumbuhkannya secara agresif, yang mencerminkan pentingnya keamanan kerja dan pendapatan tetap dalam perencanaan keuangan kelas menengah.
Baca Juga: 5 Barang yang Harus Setop Dibeli oleh Kelas Menengah Menurut Warren Buffett Manajemen risiko kelas atas mengambil pendekatan yang sangat berbeda. Mereka merangkul pengambilan risiko yang diperhitungkan dalam mengejar keuntungan yang lebih tinggi. Strategi investasi mereka sering kali mencakup peluang modal ventura, spekulasi pasar, dan ekspansi bisnis. Mereka biasanya mempertahankan diversifikasi portofolio yang canggih, yang memungkinkan mereka menyerap potensi kerugian sambil mengejar keuntungan yang substansial.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie