5 tahap yang harus dilalui sebelum sekolah benar-benar dibuka lagi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bagi mereka yang memiliki anak di usia sekolah, pandemi adalah masa yang penuh tantangan. Selain harus siap bekerja dari rumah, mereka juga harus memastikan pendidikan sang anak tetap berjalan selama masa pandemi. 

Nah, mengurus pendidikan anak ini yang tidak mudah. Selain memastikan ketersediaan koneksi internet yang andal di rumah, orangtua juga perlu menyediakan waktu ekstra untuk menjaga semangat sang anak selama mengikuti kegiatan pendidikan jarak jauh.

Itu baru soal pendidikan akademis. Mereka yang memiliki anak harus juga peduli dengan pendidikan nilai-nilai sang anak, seperti menghargai waktu, atau disiplin di saat belajar. 


Baca Juga: Menkes Budi Gunadi sebut vaksinasi Covid-19 di Indonesia tembus 10 juta orang

Singkat kata, pendidikan jarak jauh memindahkan urusan yang semula berada di tangan lembaga pendidikan ke orangtua. Tak heran, pendidikan jarak jauh termasuk kegiatan selama pandemi yang diramalkan tidak akan bertahan lama, apabila pandemi usai.

Prediksi semacam itu yang muncul dalam laporan yang bertajuk The consumer demand recovery and lasting effects of COVID-19. Laporan yang dipublikasikan oleh McKinsey Global Institute berdasarkan survei atas konsumen di lima negara yang tersebar di tiga benua.

Apakah Anda memiliki pandangan sama seperti mereka yang menjadi responden McKinsey tersebut? Jika ya, Anda perlu bersabar untuk menanti sekolah anak Anda kembali menggelar pendidikan secara tatap muka. 

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Jumat (26/3): Tambah 4.982 kasus baru, tetap pakai masker

"Secara prinsip ada 5 tahapan yang harus dilalui sebelum melakukan pembukaan sektor pendidikan," ujar Wiku Adisasmito, jurubicara Satgas dalam keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Kamis (25/3). 

Dalam acara yang juga disiarkan melalui akun Sekretariat Presiden di platform Youtube itu, Wiku menyebut kelima tahapan itu adalah prakondisi, timing, prioritas, koordinasi pusat-daerah, serta monitoring dan evaluasi. 

Di tahap pertama, yaitu prakondisi, pemerintah berupaya memastikan adaptasi kebiasaan baru telah berjalan. Ini dilakukan melalui sosialisasi dan fasilitasi  sarana dan prasarana pendukung penerapan protokol kesehatan untuk memudahkan masyarakat. 

Editor: Thomas Hadiwinata