6 Cara Mengobati Luka Kaki yang Susah Sembuh untuk Penderita Diabetes



KONTAN.CO.ID - Saat mengalami luka, normalnya proses penyembuhannya akan terjadi dalam beberapa minggu. 

Namun beberapa kondisi medis, seperti diabetes, proses penyembuhan dapat berlangsung lebih lambat bahkan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi, termasuk tukak kaki diabetik.

Kabar baiknya adalah ada cara bagi penderita diabetes untuk mempercepat penyembuhan luka. 


Mengapa proses penyembuhan luka pada penderita diabetes berlangsung lama?

Melansir Health Partners, menderita diabetes tidak berarti Anda akan mengalami luka yang lambat sembuh seperti tukak kaki diabetik kronis. Namun, ada beberapa faktor tertentu yang membuat Anda lebih mungkin mengalami masalah penyembuhan sehingga berlangsung lama.

Pertama, glukosa darah tinggi akibat diabetes.

Jika Anda menderita diabetes, tubuh Anda tidak tahu cara mengontrol glukosa darah atau gula darah secara efektif. Jika kadar gula darah Anda selalu tinggi, hal ini dapat menyebabkan masalah pada sirkulasi, saraf, dan sistem kekebalan tubuh – yang semuanya dapat menghambat penyembuhan luka yang baik.

Baca Juga: 8 Tanda Peradangan yang Tidak Boleh Disepelekan

Kedua, sirkulasi yang buruk akibat diabetes.

Jika sirkulasi Anda buruk, luka membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh. Hal ini karena darah lebih sulit mencapai lokasi luka untuk melawan infeksi dan membantu proses pembangunan kembali jaringan luka.

Salah satu penyebab sirkulasi yang buruk adalah kekentalan darah Anda. Jika Anda memiliki kadar glukosa tinggi, darah Anda lebih kental, sehingga menyulitkan jantung Anda untuk mendorongnya dari ujung jari tangan ke ujung jari kaki.

Penderita diabetes juga lebih mungkin mengalami penumpukan plak di pembuluh darahnya. Penumpukan ini mempersempit pembuluh darah, sehingga menyulitkan darah untuk masuk. 

Banyak penderita diabetes juga menderita penyakit pembuluh darah perifer, yaitu berkurangnya aliran darah ke lengan dan kaki.

Baca Juga: 7 Bahan Herbal yang Efektif Mengobati Sakit Gigi

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie