Ada seruan boikot produk Prancis, ini kata Danone



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seruan boikot produk asal Prancis tengah ramai digaungkan di beberapa negara, termasuk Indonesia. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menjadi salah satu pihak yang mengimbau agar umat muslim Indonesia tidak membeli produk yang berasal dari Prancis.

Sejumlah merek beredar untuk diboikot, salah satunya Danone.

Corporate Communications Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin, mengatakan masalah yang terjadi saat ini karena salah persepsi jika mengalamatkan untuk memboikot produk susu anak SGM dan air kemasan Aqua karena pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron.


Perihal dampak ke perusahaan, Arif tidak buka-bukaan. Namun sebagai gambaran, yang paling terdampak pertama adalah pedagang kecil yang menjual produknya secara eceran.

Baca Juga: Heboh seruan boikot produk Prancis, Danone: Aqua dan SGM dikembangkan di Indonesia

"Yang terdampak lebih dulu dari hal ini tentu saja pedagang kecil dan para penjual eceran. Setelah terkena imbas Covid-19, lalu kemudian muncul hal seperti ini. Jika terjadi boikot yang berlarut-larut, dapat mengakibatkan mereka semakin kehilangan pendapatan," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (4/11).

Arif menegaskan bahwa formula susu SGM pertama kali dibuat oleh tiga orang profesor dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) yang dipimpin oleh Profesor Palenkahu dan seorang ahli gizi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) .

SGM diproduksi secara massal di pabrik Sarihusada Yogyakarta sejak 1968. Dalam sejarahnya, Sarihusada berganti-ganti kepemilikan, namun produk SGM tetap dan terus diproduksi di pabrik tersebut dan sejak tahun 1997 diproduksi juga di pabrik Prambanan.

Baca Juga: Permintaan mulai membaik, Aspadin proyeksi industri AMDK tumbuh positif tahun ini

Editor: Noverius Laoli