Ahok masuk daftar Top Global Thinkers 2017



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama masuk daftar bergengsi “Top Global Thinkers 2017” versi majalah ternama Foreign Policy.

Pria yang kerap disapa Ahok itu bergabung dengan tokoh-tokoh dunia ternama.

Di antaranya Presiden Perancis Emmanuel Macron, Presiden Korea Selatan Moon Jae In, Pemimpin oposisi Inggris Jeremy Corbyn, Senator California sekaligus capres potensial AS di 2020 Kamala Harris, The Silence Breakers, para perempuan penggerak gerakan fenomenal #MeToo, serta nama ternama lainnya di daftar yang dirilis awal pekan ini.


Tercatat, ada 48 tokoh yang dinilai sebagai sosok yang mendefinisikan tahun 2017 dengan kontribusi menonjol yang membentuk pemikiran dunia.

Ahok menjadi satu-satunya tokoh Indonesia yang berada dalam daftar tersebut.

Seorang Minoritas Ganda

Ahok, menurut editor Foreign Policy Benjamin Soloway, digambarkan sebagai ikon yang berdiri tegak melawan meningkatnya hantu fundamentalis di Indonesia.

Pria dari etnis Tionghoa beragama Kristen Protestan berlidah sangat tajam di negara dengan jumlah pemeluk Islam terbesar di dunia, Ahok disebut bukan tipikal politisi biasa Indonesia.

Mulai dari momen ketika mantan bupati Belitung Timur itu menginjakan kaki di Balai Kota Jakarta 2012, Ahok sudah diprediksi akan menjadi sosok yang mengundang polarisasi.

Pada awalnya, latar belakangnya sebagai seorang minoritas ganda tidak menjadi masalah. Namun, tubrukan dengan kaum konservatif Islam akhirnya tidak bisa terbendung.

Setelah blundernya di Kepulauan Seribu, karir politik Ahok berakhir. Namun, Ahok menjadi simbol penting dari pluralisme yang sedang tersudut di Indonesia.

Majalah Foreign Policy menyebut, hal yang mencengangkan adalah ketika Ahok, sebagai seorang minoritas ganda ditambah dengan gaya bahasanya yang impulsif, dapat melangkah begitu jauh di kancah politik Indonesia.

Hanya dalam waktu tiga tahun, karir politik suami Veronica Purnama ini melesat bagaikan meteor. Dari seorang anggota DPR Bangka Belitung menjadi Gubernur DKI Jakarta, ibu kota Indonesia.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie