KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hujan lebat yang mengguyur sejak Senin (24/2) malam membuat banjir menggenangi sejumlah wilayah di Jakarta dan sekitarnya, termasuk di daerah sekitar pelabuhan Tanjung Priok. Kondisi ini mengganggu bisnis angkutan truk seiring dengan terhambatnya aktivitas muat-angkut pelabuhan serta macetnya jalur transportasi.
Baca Juga: Beberapa lintas KRL sudah mulai beroperasi kembali pasca banjir Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Kyatmaja Lookman bahkan memperkirakan, potensi kerugian akibat kondisi tersebut bisa menyentuh Rp 30 miliar per hari. Menurutnya, bisnis truk logistik telah terganggu berkali-kali sejak awal tahun ini. Terbaru, banjir juga melanda pada Minggu (23/2) lalu dan hari ini. "Banyak komponen, uang jalan, cicilan,
fixed variable cost, dan lain-lain. (Kerugian) itu jelas, truk tidak bisa beroperasi karena terhambat banjir dan kemacetan. Banjir sudah terjadi berkali-kali sejak Januari. Khususnya Minggu dan Selasa, banjirnya luar biasa," kata Kyatmaja saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (25/2).
Kyatmaja mengungkapkan, banjir hari ini merendam beberapa fasilitas logistik seperti depo dan garasi. Ia menyebut, kondisi itu rentan menambah kerugian lantaran bisa merusak kendaraan dan barang. "Ini memakan banyak biaya, kerugian per unit bisa Rp 20 juta- Rp 30 juta, seperti solar, aki, dan komponen yang terendam. Lebih parah kalau mesin rusak. Belum kita hitung kerugian yang lainnya," terang Kyatmaja.
Baca Juga: Kantornya dilanda banjir, Bea Cukai tetap layani pita cukai hingga Rp 1,2 triliun Jika barang rusak, kata Kyat, pengusaha akan kembali terbebani, lantaran tidak semua barang telah diasuransikan. Terlebih, jika pun sudah terasuransi, pihak asuransi pun belum tentu secara otomatis akan menanggung kerusakan akibat banjir ini.
Editor: Tendi Mahadi