Aktivitas manufaktur ASEAN mulai membaik, meski serapan tenaga kerja terus turun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aktivitas sektor manufaktur Asia Tenggara (ASEAN) masih terkontraksi di awal tahun ini. Hal itu ditunjukkan oleh angka Purchasing Managers’ Index IHS Markit, Senin (3/1), yang berada pada level 49,8, atau di bawah batas level ekspansi yaitu 50.

Indeks manufaktur ASEAN mengalami penurunan selama delapan bulan berturut-turut. Namun, tingkat penurunan pada Januari lalu menjadi yang terendah dan untuk pertama kalinya terdapat kenaikan produksi (output) dalam periode tersebut. 

Baca Juga: IHS Markit: Aktivitas manufaktur Indonesia masih lemah di awal tahun


"Output sedikit naik di tengah-tengah pertumbuhan berkelanjutan pada permintaan baru, menandai perbaikan pada kondisi permintaan. Namun demikian, kenaikan volume pesanan berkurang dari posisi Desember dan hanya berkisar rendah,” terang Ekonom IHS Markit Lewis Cooper dalam laporannya. 

Myanmar mencatat kinerja terbaik dari tujuh negara peserta survei, dengan indeks 52,7. Filipina juga mencatat ekspansi manufaktur dengan indeks 52,1 yang merupakan posisi tertinggi sejak tahun lalu. 

Sementara itu, meski kondisi operasional membaik, Vietnam masih mencatat kenaikan indeks yang marginal ke level 50,6. Begitu juga Thailand yang kondisi manufakturnya stagnan pada awal tahun ini dengan indeks menurun ke 49,9 pada Januari 2020. 

Aktivitas manufaktur Indonesia juga masih menurun meski penurunan melambat dan kini berada pada indeks 49,3. Sama halnya dengan Singapura yang saat ini mencatatkan indeks 49,2. 

Editor: Herlina Kartika Dewi