Aktivitas pabrik China mulai bangkit pada Mei, tapi permintaan masih lemah



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Aktivitas pabrik China naik selama tiga bulan berturut-turut pada Mei karena perusahaan kembali menjalankan bisnisnya pasca langkah pengetatan untuk menahan virus corona mereda. tetapi kontraksi yang mendalam pada sisi ekspor membuat pemulihan masih lamban.

Mengutip Reuters, Minggu (31/5), data resmi menunjukkan indeks purchasing manager (PMI) pada Mei sebesar 50,6, sedikit turun dibanding April yang sebesar 50,8. Namun angka ini masih di bawah ekspektasi analis yang memperkirakan PMI ada di 51.

Laju ekspansi produksi melambat di bulan Mei terkendala oleh kurangnya permintaan, ukuran total pesanan baru ke depan meningkat menjadi 50,9 dari 50,2 April. Indikator ini menunjukkan bahwa permintaan domestik bisa segera naik.


Baca Juga: Upaya Dunia Memulihkan Ekonomi yang Terdampak Pandemi Corona

Namun, pesanan ekspor masih mengalami kontraksi pada laju tercepat dalam beberapa tahun, dengan sub-indeks berada pada 35,3 pada Mei, jauh di bawah tanda 50 poin.

"Situasi saat ini untuk pandemi dan ekonomi global masih berat dan kompleks, yang mengakibatkan kontraksi berkelanjutan dalam permintaan global (pada Mei)," kata pejabat NBS Zhao Qinghe dalam sebuah pernyataan bersamaan rilis data.

Dipukul oleh krisis kesehatan, ekonomi China menyusut 6,8% pada kuartal pertama dari tahun sebelumnya, kontraksi pertama sejak catatan kuartal dimulai. Analis percaya butuh waktu berbulan-bulan sebelum aktivitas yang lebih luas kembali ke tingkat sebelum krisis, bahkan jika gelombang infeksi baru dapat dihindari.

Sementara sebagian besar bisnis telah dibuka kembali, banyak produsen berjuang dengan mengurangi atau membatalkan pesanan di luar negeri karena lockdown mendorong ekonomi global ke dalam resesi. Permintaan domestik juga tetap tertekan di tengah meningkatnya kehilangan pekerjaan dan kekhawatiran tentang infeksi kedua.

Survei menunjukkan, pabrik mengurangi jumlah karyawan untuk pertama kalinya sejak dibuka kembali, dengan sub-indeks turun menjadi 49,4 dari 50,2 pada bulan April.

Editor: Herlina Kartika Dewi