Analis Prediksi IHSG Rebound di Awal April 2024, Cermati Saham yang Dijagokan



KONTAN.CO.ID –  JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat penurunan 0,29% atau terpangkas 21,28 poin ke level 7.288,81 pada penutupan perdagangan, Kamis (28/3). 

Pada perdagangan awal pekan ini atau awal April IHSG diproyeksi berpotensi rebound dengan support di level 7.238 – 7.179 dan resistance berkisar di level 7.321 – 7.346, Senin (1/4).

Analis MIrae Asset Sekuritas Nafan Aji mengatakan, pergerakan negatif bursa pekan lalu terutama didorong oleh sektor transportasi  dan logistik, industri, properti dan real estate, maupun kesehatan.


Baca Juga: Saham TLKM Memerah, TINS dan GOTO Alami Kenaikan di Penutupan Bursa Akhir Maret

Hal senada juga diproyeksi Analis Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang. Ia mengatakan, sektor transportasi dan logistik mengalami pelemahan paling signifikan sebesar 2,92%. 

Menurutnya, pembentukan doji candle serta indikator teknikal stochastic Relative Strength Index (RSI) yang berada dalam area oversold, menunjukkan adanya potensi untuk rebound pada perdagangan awal April. Alrich memperkirakan IHSG akan menguji pivot di level 7.300 pada Senin (1/4).

Secara global, Institute for Supply Management (ISM) Manufacturing Index atau Purchasing Managers' Index (PMI) Amerika Serikat (AS) untuk bulan Maret 2024 diproyeksikan mengalami peningkatan menjadi 48,00 dari level sebelumnya yang berada di 47,80.

Meskipun terjadi peningkatan, kondisi ini dinilai masih menunjukkan bahwa sektor manufaktur di AS masih berada dalam zona kontraksi (<50). “Hal ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan dalam sektor tersebut masih terbatas,” Kata Alrich kepada Kontan Kamis (28/3).

Baca Juga: IHSG Lanjut Melemah ke 7.276 di Pagi Ini (28/3), Sektor Keuangan Melorot Paling Dalam

Adapun secara regional, pasar menantikan rilis data Caixin Manufacturing PMI China untuk bulan Maret. Diproyeksikan cenderung stabil berada dalam zona ekspansif (>50) atau pada level 50,90. 

Alrich menyebut, hal ini dapat dipahami bahwa sektor manufaktur di China masih berada dalam zona ekspansif. Namun demikian, perekonomian China secara keseluruhan masih tertekan oleh proses pemulihan ekonomi yang belum sepenuhnya stabil.

Sedangkan dari pasar domestik, Indonesia menantikan rilis data inflasi yang dijadwalkan rilis pada Senin (1/4). Diproyeksikan inflasi mengalami peningkatan hingga mencapai angka 3,20% di Maret 2024.

Editor: Noverius Laoli