KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham sejumlah bank lapis kedua dalam tren turun. Analis rekomendasi untuk membeli saham bank lapis kedua selagi harganya turun. Harga saham bank lapis kedua yang menjadi rekomendasi analis antara lain BBTN, BTPS, dan BRIS. Harga saham BBTN, BTPS dan BRIS diprediksi memiliki prospek cerah karena kinerja bank tersebut berpotensi meningkat. BBTN adalah kode saham dari PT Bank Tabungan Negara Tbk. Harga saham BBTN pada perdagangan Rabu (10/11/2021) ditutup di level 1.775 naik 5 poin atau 0,28% dari perdagangan sehari sebelumnya. Namun sepanjang tahun ini, harga saham BBTN masih turun
45 poin atau 2,47%.
BRIS adalah kode saham dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Harga saham BRIS pada perdagangan Rabu (10/11/2021) ditutup stagnan di level
2.080 dibandingkan perdagangan sehari sebelumnya. Sejak awal tahun 2021 hingga Rabu kemarin, harga saham BRIS turun 280 poin atau 11,86%
. BTPS adalah kode saham saham dari PT BTPN Syariah Tbk. Harga saham BTPS pada perdagangan Rabu (10/11/2021) ditutup di level 4.000 turun 80 poin atau 1,96% dari perdagangan sehari sebelumnya. Sejak awal tahun 2021 hingga Rabu kemarin, harga saham BTPS hanya naik 70 poin. Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama melihat saham BBTN, BTPS dan BRIS cukup menarik dan dapat dipertimbangkan oleh investor. “Hal tersebut seiring dengan pertumbuhan mereka yang masif di tengah tekanan pandemi. Untuk BBTN targetnya 2.120, lalu BTPS di 4.300 dan BRIS pada 2.730. Target harga tersebut untuk 12 bulan berjalan,” ujar Okie kepada KONTAN pada Rabu (10/11). Ia menegaskan pemilihan saham BBTN, BTPS, dan BRIS masih berfokus kepada fundamental dari bisnis dan kinerja dari emiten bank tersebut. Ia prediksi saham BBTN masih memiliki prospek bisnis dari kredit pemilikan rumah (KPR) atau
mortgage sepanjang 2021.
Baca Juga: Terbitkan obligasi untuk modal kerja, berikut rekomendasi saham TPIA Selain itu, saham BBTN juga mampu menurunkan rasio kredit bermasalah atau
non performing loan (NPL) serta
early payment default. Sehingga memberikan dampak perbaikan pada kualitas portofolio kredit yang dimiliki. Okie melihat rasio kecukupan BTN masih kuat untuk menjalankan bisnis ke depan. Meski BTN tidak mendapatkan restu dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mendapatkan tambangan modal Rp 1,98 triliun tahun depan.
BTN mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 1,51 triliun pada kuartal III 2021. Naik 35,3% secara
year on year (YoY) dari 1,12 triliun pada periode yang sama tahun lalu. “Kenaikan laba bersih ini ditopang oleh pertumbuhan penyaluran kredit serta efisiensi
Cost of Fund atau biaya dana. Kami optimistis kinerja yang positif ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2021 dengan berbagai inovasi dan transformasi bisnis yang dilakukan Bank BTN," ujar Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo. BTN menyalurkan kredit sebesar Rp 270,27 triliun per 30 September 2021 atau naik 6,03% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 254,91 triliun. BTN mampu menekan NPL dari 4,56% di September 2020 menjadi Rp 3,94% di September 2021. BTN akan menjaga NPL di level 3,7% hingga 3,9% di penghujung tahun.
Baca Juga: Intip rekomendasi saham Chandra Asri (TPIA) dari BRI Danareksa Sekuritas Editor: Adi Wikanto